Berita Lembata
Setelah Festival, Pandu Budaya Lembata Akan Terbitkan Buku Tentang Kekayaan Ragam Pangan Lokal
ara Pandu Budaya Lembata mempunyai tugas menemukan dan mengangkat kekuatan yang luar biasa itu
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pandu Budaya Lembata dan Direktorat Kepercayaan Kepada Tuhan YME dan Masyarakat Adat telah berhasil menyelenggarakan Festival Pangan Lokal Masyarakat Adat Lembata di Taman Kota Lewoleba, 29-31 Agustus 2023.
Acara yang mengusung tema 'Makan Apa yang Kita Tanam Dan Tanam Apa yang Kita Makan' itu berlangsung meriah dan masyarakat menghadirinya dengan penuh antusias. Sejumlah makanan lokal yang dihidangkan oleh 12 masyarakat adat di Lembata itu bahkan habis dilahap para pelanggan.
Ketua panitia festival, Rian Odel, mengaku secara keseluruhan acara tersebut berlangsung sukses. Selain menikmati acara budaya seperti tarian, cerita rakyat, monolog dan pertunjukan alat musik tatong, masyarakat yang hadir juga bisa merasakan lezatnya masakan dari pangan lokal.
Rian memastikan para Pandu Budaya Lembata yang berjumlah puluhan orang itu akan lebih fokus mengembangkan pangan lokal di kampung dan berupaya mengembalikannya ke meja makan masyarakat.
Baca juga: Todanara Jadi Desa Terbaik di Lembata
“Kami mau dokumentasi pangan lokal menjadi buku. Kita harap rencana ini bisa terwujud. Kami mohon kerja sama semua pihak termasuk pemda dan lembaga swadaya masyarakat,” kata Rian usai penutupan festival, Kamis, 31 Agustus 2023.
Menurut dia, pangan lokal itu mempunyai kekuatan dan potensi yang luar biasa untuk manusia. Maka, para Pandu Budaya Lembata mempunyai tugas menemukan dan mengangkat kekuatan yang luar biasa itu di tengah masyarakat.
Penggiat budaya Lembata, Abdul Gafur Sarabiti, mengapresiasi kinerja para pandu budaya Lembata yang sukses menyelenggarakan festival pangan lokal masyarakat adat itu.
Dia mendukung dan menyambut baik rencana dokumentasi pangan lokal menjadi buku.
Hal itu menurutnya akan menjadi salah satu tonggak kemajuan budaya di Lembata karena pengetahuan-pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan pangan lokal yang selama ini diketahui secara lisan bisa terdokumentasi menjadi tulisan.
“Yang pasti kerja-kerja pandu budaya tidak sampai di festival saja. Mereka punya semangat luar biasa untuk memajukan kebudayaan di kampung masing-masing dan pastinya akan ada banyak hal yang bisa dibuat,” kata Abdul Gafur Sarabiti.
Pandu Budaya Lembata yang terdiri atas 21 orang dan 4 orang narasumber lokal melakukan kegiatan Sekolah Lapang Kearifan Lokal di Desa Hoelea II, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata.
Dalam kegiatan tersebut, Pandu Budaya Lembata berhasil mengidentifikasi 199 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) dari berbagai kategori di 12 kampung adat.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.