Berita Kota Kupang
Mahasiswa di Kupang Dapat Motivasi Berbisnis Lewat Wirausaha Merdeka
Program bernama WMK itu digelar di auditorium Politeknik Negeri Kupang, sebagai salah satu kampus penggerak program WMK angkatan 2.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ratusan mahasiswa di Kota Kupang, NTT mendapat motivasi berbisnis lewat acara wirausaha merdeka.
Program bernama WMK itu digelar di auditorium Politeknik Negeri Kupang, sebagai salah satu kampus penggerak program WMK angkatan 2.
Dalam acara, Rabu 23 Agustus 2023, motivasi diberikan oleh sejumlah narasumber pada agenda bertajuk "Penguatan Kompetensi Mahasiswa Untuk Menciptakan Digital Preneur Melalui Model Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Teknologi yang Bertumbuh dan Tangguh".
Baca juga: Pisah Sambut Direktur Politeknik KP Kupang, Aris Widagdo Sebut NTT Destinasi Terindah
Pada awal acara Rolling out kali ini, pembicara pertama menghadirkan Nina Hartini, seorang pengusaha muda asal Indonesia yang merintis usahanya di Taiwan.
Kepada lebih dari 600-an mahasiswa di Kupang, Nina Hartini memaparkan materinya berjudul "Digital Premiership, A Path For Successful Startup".
Dari pengalaman berusaha sejak dia masih di bangku sekolah dasar, Nina Hartini mengaku kegiatan itu tidak harus mengganggu kesehatan tugas utama untuk belajar.
"Saya tidak akan merasa malu kalau jualan, yang penting jualan itu terjual dan tidak melupakan tugas belajar kita," kata dia mengawali pembicaraannya.
Baca juga: Politani Kupang Siap Jadi Tuan Rumah AITeC 5, Hadirkan 30 Politeknik Se-Indonesia
Saat berkuliah S1, Nina Hartini juga sempat mendapat sokongan dana untuk mendukung usaha di kampus. Latar belakangnya, menurut dia, memang bukan pebisnis. Dia belajar untuk memulai berbisnis dari waktu ke waktu.
Saat berada di Taiwan, Nina Hartini melihat peluang pasar. Produk perawatan khas Indonesia dia tawarkan ke pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan. Keuntungan sedikit dari jualan itu ia tabung, sekaligus untuk menambah modal usaha.
Membangun sebuah bisnis, menurut dia, harus menghindari beberapa hal. Paling fatal, sebuah bisnis dijalankan justru tidak melakukan riset atau menganalisis pasar. Riset pasar dimaksudkan agar melihat jenis produk yang akan ditawarkan.
"Sehingga kontinyu melanjutkan bisnis itu," kata dia.
Nina Hartini mencontohkan saat dia menawarkan produk perawatannya ke PMI di Taiwan. Saat itu, kata dia, PMI di Taiwan cenderung menginginkan produk Indonesia tapi agak sulit didapat karena waktu luang PMI yang terbatas. Apalagi PMI di Taiwan kebanyak bekerja di sektor rumah tangga.
Baca juga: Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang Bernostalgia 90-an dalam Event Pentas Budaya
Nina Hartini lalu menawarkan produknya itu lewat pertemuan dengan PMI maupun menggunakan media sosial ataupun digital yang tersedia.
Kesalahan lain saat berbisnis yakni manajemen keuangan. Dia menyarankan agar keuangan bisnis dan pribadi bisa dipisahkan. Sehingga ada pengaturan yang baik dari usaha itu.
Dengan perkembangan era ini, wirausahawan pun disarankan untuk beradaptasi dengan teknologi yang ada. Tujuannya bisa melihat sebaran target penjualan produk.
Nina Hartini lalu membagikan beberapa tips dalam berbisnis. Pertama, wirausahawan agar tidak takut memulai sebuah usaha. Sekalipun punya modal kecil, paling tidak harus ada tindakan untuk memulai bisnis, daripada harus terus memikirkan.
"Untuk mendapatkan semua itu, harus berani mengambil tindakan," katanya.
Baca juga: Politeknik Pertanian Negeri Kupang Terus Perkenalkan Diri pada Khalayak
Seringkali wirausahawan cepat menyerah ketika gagal ataupun mendapat keuntungan yang lumayan. Baginya, kegagalan yang ada harus menjadi bahan evaluasi memperbaiki usaha. Ia sendiri juga mengalami beragam kendala sejak mulai berbisnis.
Adapun manajemen keuangan pun perlu diatur dengan sistem yang mendukung.
Saat ini, Nina Hartini dengan usaha di bidang perawatan, jasa kargo maupun agen tiket pesawat, tetap menjalankan usaha dengan dibantu beberapa karyawan. Baginya, proses kontrol pun bisa dia lakukan dengan memanfaatkan teknologi digital yang ada.
Nina Hartini menyarankan wirausahawan pemula bisa mencoba penjualan produk habis pakai seperti kuliner, maupun jenis lain yang pada intinya produk itu tidak dalam jangka lama.
Ia mengingatkan adanya kehati-hatian dalam memilih tim ketika membangun sebuah usaha. Dia harap ada perjanjian kerja sama yang jelas. Nina Hartini berkaca pada pengalaman sebelumnya yang pernah mengalami hal demikian.
"Bisnis ya bisnis, teman bisnis bisa menjadi teman, bisa jadi yang menghancurkan bisnis," kata dia.
Materi berikutnya disampaikan Kepala LLDIKTI Wilayah XV Prof Adrianus Amheka dengan judul Networking Nexus: Forging Success Through Strategic Communication.
Baca juga: Penerimaan Mahasiswa Baru, Politeknik Pertanian Negeri Kupang Buka Jalur Mandiri Bersama
Prof Andrianus Amheka menyebut pemerintah terus berupaya dalam penyelenggaraan kampus merdeka. Dia berterima kasih kepada Poltek Kupang yang menyiapkan tenaga kerja lewat jiwa kewirausahaan yang digembleng sejak masih ada di bangku kuliah.
Dia mengatakan bahwa angkatan kerja saat ini 12,4 persen berasal dari perguruan tinggi. Tenaga kerja dari perguruan tinggi diyakini bisa memotong mata rantai kemiskinan.
Untuk menciptakan SDM unggul, kata dia, kampus merdeka menjadi paling tepat untuk membekali mahasiswa menuju dunia kerja. Hal itu sejalan dengan RPJMN. Sehingga perlu ada penyesuaian dengan revolusi industri 4.0.
"2030 itu memastikan bahwa bukan hanya aspek teknologi tapi juga lingkungan juga harus dijaga sehingga dengan bisa mencapai kemakmuran," sebut dia.
Prof Adrianus mengatakan bahwa trend perubahan kebutuhan masa depan ternyata tidak bisa diprediksi. Konsekuensi dari hal itu maka berimbas ke persiapan keterampilan maupun aspek pengetahuan ataupun memecahkan sebuah masalah.
Di beberapa negara telah melakukan adaptasi sistem pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Dia menyebut pendidikan Indonesia yang telah menyesuaikan kesiapan menyambut keterbukaan berbagai aspek kerja yang akan tersaji.
Pada 2030-2045 akan terbuka berbagai lapangan kerja baru yang kini belum bisa diprediksi. Sehingga pernyiapan SDM menjadi hal penting menghadapi potensi itu, selain adanya bonus demografi yang akan diperoleh Indonesia.
Dukungan dari sektor non akademik, kolaborasi bersama dunia industri menjadi sangat penting. Baginya negara yang mampu memberikan dana bantuan 27 persen. Sisanya berasal dari sektor swasta.
Ketua Kadin NTT Bobby Lianto dalam materinya menyebut, pengusaha merupakan seseorang yang bernai mengambil langkah untuk satu peluang. Paling pertama Menurut dia adalah mengambil keputusan atau punya keinginan kuat dalam memulai.
"Begitu memulai anda akan masuk ke dalam lingkungan. Beberapa hal utama adalah memiliki motivasi kuat, punya pengetahuan di bidangnya dan lainnya," ujar dia.
Menurut dia, modal paling besar untuk menjadi seorang pengusaha bukan semata pada finansial semata. Lebih dari itu kemauan yang kuat menjadi modal dasar. Dengan kemauan maka akan ada kerja keras untuk menyiapkan modal untuk menjadi seorang pengusaha.
Pengusaha harus menyiapkan modal konsep yang kuat agar bisa menawarkan ke orang lain. Dia menyebutkan saat ini ada banyak orang yang bingung melakukan investasi, padahal memiliki keuangan yang cukup.
Menjadi seorang pengusaha, kata dia, maka akan ada banyak resiko seperti tanggungjawab terhadap karyawan maupun resiko untuk rugi. Sisi lain, kelebihannya adalah pengusaha menjadi pimpinan, maupun memiliki banyak waktu dalam mengatur sesuatu.
Adanya revolusi industri 4.0, baginya akan mengancam pekerjaan manusia. Pengurangan tenaga kerja manusia menjadi hal utama dalam era sekarang. Sebab sudah ada konektivitas yang disiapkan dengan mesin ataupun robot.
"Semua pengetahuan kita, kerja keras kita tidak akan penting karena akan digantikan oleh robot yang bekerja lebih keras," sebutnya.
Dia bilang berbisnis itu tidak hanya mendengar orang lain bicara atau membaca dari buku. Caranya adalah harus memulai untuk belajar mencobanya.
"Bisnis itu harus dimulai, dari kecil-kecil dan carilah mentor," tegasnya.
Bobby menegaskan bahwa menjadi seorang pengusaha bukan merupakan turunan. Tetapi lebih dari itu merupakan sesuatu yang membutuhkan kerja keras dan komitmen. Artinya, menjadi pebisnis bukan penyakit turunan tetapi merupakan penyakit menular.
Bobby memproyeksikan beberapa usaha ke depan yang bisa ditekuni antara lain agen travel, kuliner hingga konten kreator. Untuk itu dia menyarankan agar terus berpikir untuk bisa menyelesaikan sebuah masalah lewat kreativitas dan inovasi.
Cara berpikir harus melihat dari semua sisi. Tidak bisa, kata dia, cara pandang hanya monoton pada satu titik. Sisi lain, perlu ada kemampuan memimpin dan negosiasi.
Baca juga: Penerimaan Mahasiswa Baru, Politeknik Pertanian Negeri Kupang Buka Jalur Mandiri Bersama
Dia membagikan tiga tahap memulai bisnis yakni ide, lalu kemudian mengkonsepkan ide terutama dalam riset pasar maupun penyusunan analisis untung rugi hingga kompetitor.
"Yang ketiga adalah eksen. Kalau anda tidak berani memulai maka anda tidak masuk ke ide itu," lanjut dia.
Dia mengatakan bahwa dunia saat ini lebih membutuhkan kerja dengan cepat meskipun itu belajar dengan secara mandiri maupun kelompok atau di perguruan tinggi. Paling tidak kemampuan yang ada perlu ditingkatkan.
Dia menyarankan agar manusia tidak boleh tertinggal dengan teknologi. Perlu pembelajaran yang detail. Penyesuaian perlu dilakukan dengan perkembangan zaman. Mahasiswa perlu belajar lebih banyak di kampus, tetapi juga perlu selaras dengan perkembangan era.
Sementara itu, Kepala Bank BPR Christa Jaya Kupang Christofel Liyanto menyampaikan materinya dengan judul Unleashing The Power Of Digital Marketing.
Christofel mengatakan dunia digital saat ini sangat digemari kalangan muda. Menurut dia, kekuatan digital memang memiliki peran penting pada era saat ini. Artinya, digital harus digeluti untuk bisnis maupun hal lain.
Setidaknya ada dua sisi yang bisa dimanfaatkan anak muda pada digital marketing dalam berbisnis. Lainnya, digital marketing bisa digunakan untuk kerja profesional dengan pendapatan yang cukup besar.
"Saat ini banyak dicari tenaga-tenaga ahli di bidang processing bidang digital," katanya.
Pengusaha ataupun siapa saja bisa memanfaatkan berbagai platform yang tersedia untuk memasarkan produknya. Dalam bidang digital marketing, dibutuhkan keahlian dalam bidang content creator, videografer, copy writer, desain grafis dan admin.
Dengan beberapa keahlian semacam ini, menurut dia, sebuah produk pasti laku di pasaran. Di daerah lain, seseorang yang punya keahlian demikian mendapat bayaran lebih dari Rp 5 juta dalam sekali membuat konten.
Dari sisi harga, digital marketing bisa menghemat lebih banyak biaya jika menggunakan pengiklanan konvensional. Justru, digital marketing punya keuntungan lebih banyak menyasar target.
Kendatipun pada digital marketing berbayar, tetapi tujuan pasar menjadi lebih jelas dibandingkan dengan iklan pada alat lainnya. Sisi lain, keuntungan pun didapat dari waktu yang tidak terlalu lama.
Diketahui, dalam kegiatan kali ini, dilakukan penandatanganan kerja sama antara Politeknik Negeri Kupang dengan 9 kampus yang ada di NTT. Sejumlah kampus diantaranya Politani Kupang, Undana, UNIMOR, Muhammadiyah, Akpar, UPG 1945, UKAW, Karya Dharma, Stikom Artha Buana. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.