Berita Kota Kupang
Mahasiswa di Kupang Dapat Motivasi Berbisnis Lewat Wirausaha Merdeka
Program bernama WMK itu digelar di auditorium Politeknik Negeri Kupang, sebagai salah satu kampus penggerak program WMK angkatan 2.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
Nina Hartini lalu membagikan beberapa tips dalam berbisnis. Pertama, wirausahawan agar tidak takut memulai sebuah usaha. Sekalipun punya modal kecil, paling tidak harus ada tindakan untuk memulai bisnis, daripada harus terus memikirkan.
"Untuk mendapatkan semua itu, harus berani mengambil tindakan," katanya.
Baca juga: Politeknik Pertanian Negeri Kupang Terus Perkenalkan Diri pada Khalayak
Seringkali wirausahawan cepat menyerah ketika gagal ataupun mendapat keuntungan yang lumayan. Baginya, kegagalan yang ada harus menjadi bahan evaluasi memperbaiki usaha. Ia sendiri juga mengalami beragam kendala sejak mulai berbisnis.
Adapun manajemen keuangan pun perlu diatur dengan sistem yang mendukung.
Saat ini, Nina Hartini dengan usaha di bidang perawatan, jasa kargo maupun agen tiket pesawat, tetap menjalankan usaha dengan dibantu beberapa karyawan. Baginya, proses kontrol pun bisa dia lakukan dengan memanfaatkan teknologi digital yang ada.
Nina Hartini menyarankan wirausahawan pemula bisa mencoba penjualan produk habis pakai seperti kuliner, maupun jenis lain yang pada intinya produk itu tidak dalam jangka lama.
Ia mengingatkan adanya kehati-hatian dalam memilih tim ketika membangun sebuah usaha. Dia harap ada perjanjian kerja sama yang jelas. Nina Hartini berkaca pada pengalaman sebelumnya yang pernah mengalami hal demikian.
"Bisnis ya bisnis, teman bisnis bisa menjadi teman, bisa jadi yang menghancurkan bisnis," kata dia.
Materi berikutnya disampaikan Kepala LLDIKTI Wilayah XV Prof Adrianus Amheka dengan judul Networking Nexus: Forging Success Through Strategic Communication.
Baca juga: Penerimaan Mahasiswa Baru, Politeknik Pertanian Negeri Kupang Buka Jalur Mandiri Bersama
Prof Andrianus Amheka menyebut pemerintah terus berupaya dalam penyelenggaraan kampus merdeka. Dia berterima kasih kepada Poltek Kupang yang menyiapkan tenaga kerja lewat jiwa kewirausahaan yang digembleng sejak masih ada di bangku kuliah.
Dia mengatakan bahwa angkatan kerja saat ini 12,4 persen berasal dari perguruan tinggi. Tenaga kerja dari perguruan tinggi diyakini bisa memotong mata rantai kemiskinan.
Untuk menciptakan SDM unggul, kata dia, kampus merdeka menjadi paling tepat untuk membekali mahasiswa menuju dunia kerja. Hal itu sejalan dengan RPJMN. Sehingga perlu ada penyesuaian dengan revolusi industri 4.0.
"2030 itu memastikan bahwa bukan hanya aspek teknologi tapi juga lingkungan juga harus dijaga sehingga dengan bisa mencapai kemakmuran," sebut dia.
Prof Adrianus mengatakan bahwa trend perubahan kebutuhan masa depan ternyata tidak bisa diprediksi. Konsekuensi dari hal itu maka berimbas ke persiapan keterampilan maupun aspek pengetahuan ataupun memecahkan sebuah masalah.
Di beberapa negara telah melakukan adaptasi sistem pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Dia menyebut pendidikan Indonesia yang telah menyesuaikan kesiapan menyambut keterbukaan berbagai aspek kerja yang akan tersaji.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.