Berita NTT
Dinas Kearsiapan dan Perpustakaan NTT Bedah & Launching Buku Umbu Sang Metiyem Karya Robertus Fahik
Robertus Fahik selaku penulis buku Umbu Sang Metiyem menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dengan dilaunchingnya buku itu.
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-78 serta mengenang 80 Tahun Umbu Landu Paranggi (1943-2023), Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi NTT menggelar bedah dan launching buku "Umbu Sang Metiyem" karya Robertus Fahik.
Kegiatan ini berlangsung di aula Kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi NTT, Selasa 22 Agustus 2023. Robertus Fahik selaku penulis buku Umbu Sang Metiyem menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dengan launching buku tersebut.
Baca juga: Gubernur NTT Minta Fahrensy Funay Jaga Kebersihan dan Keindahan Kota Kupang
"Ini seperti sebuah kejutan. Karena saya tidak menyangka buku ini dilaunching di perpustakaan dengan menghadirkan banyak orang," ungkapnya.
Robertus Fahik menyampaikan, buku tersebut merupakan kumpulan essay yang ditulisnya dalam dua tema besar yaitu essay literasi dan essay sastra.
"Dengan judul buku ini "Umbu Sang Metiyem" merupakan salah satu judul dari essay yang ada dalam buku ini," katanya
Secara singkat, kata Robertus, buku tersebut merupakan bagian dari perjalanan membangun literasi di NTT, sehingga sangat diharapkan ide-ide yang dituliskan bisa sampai pada pelajar-pelajar SMA, Mahasiswa, para dosen dan masyarakat pada umumnya.
Baca juga: 12 Anggota DPR Asal NTT Kembali Jadi Caleg, 2 Orang Sudah Menjabat 4 Periode, Herman Hery Absen
"Kita tidak harus memaksa semua orang menjadi sastrawan atau penyair seperti umbu Landu Paranggi. Tetapi jiwa sastra atau apresiasi sastra yang di dalamnya terdapat karakter, tentunya perlu ada dan harus ada dalam diri semua orang," ujarnya.
Robert menjelaskan, judul buku Umbu Sang Metiyem merupakan gabungan dari kata Umbu yaitu tokoh Umbu Landu Peranggi, seorang sosok penyair Sumba Timur dan Metiyem yang berasal dari bahasa Bali kuno yang menggambarkan burung merpati yang memiliki ketahanan yang paling tinggi.
"Di Bali ada tradisi lomba merpati yang di lempar ke atas, jika merpati itu turunnya paling awal, maka akan dinyatakan kalah dan yang paling terakhirlah yang menang atau yang disebut metiyem. Sehingga, oleh murid-muridnya, Umbu Landu Paranggi disebut sebagai Metiyem karena dia lebih memilih berada di belakang layar. Digambarkan seperti merpati yang terakhir itu," terangnya.
Baca juga: 12 Anggota DPR Asal NTT Kembali Jadi Caleg, 2 Orang Sudah Menjabat 4 Periode, Herman Hery Absen
Sementara itu, Pemerintah Daerah Sumba Timur melalui Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumba Timur, Oria A. Paramata menyampaikan dirinya patut berbangga dan mengapresiasi atas dilaunchingnya buku "Umbu Sang Metiyem" yang merupakan inspirasi dari seorang tokoh asal Sumba Timur yaitu Umbu Landu Parangga.
"Selaku orang sumba pasti kami merasa berbangga dan merasa ada penghargaan yang lebih bagi kami," ungkapnya.
Oria Paramata berharap karya itu dapat memberikan motivasi untuk pemuda/i untuk mencintai sastra.
"Semua manusia pasti berhubungan dengan sastra yang kita kenal dengan literasi. Karena kunci dari literasi itu bisa membangun kehidupan menuju pada kesejahteraan. Sehingga semua pemuda/i perlu mencintai sastra," tuturnya.
Atas nama Pemerintah Sumba Timur, dia pun mengajak seluruh generasi muda untuk terus melahirkan penulis-penulis baru di Daerah melalui berbagai kegiatan dan perlombaan.
Baca juga: Gubernur NTT Berang Undangan Terlambat Saat Pelantikan Penjabat Wali Kota Kupang
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.