Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 5 Agustus 2023, Kepala Yohanes Pembaptis

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab  Imamat 25: 1.8-17, dan bacaan Injil Matius 14: 1-12.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Sabtu 5 Agustus 2023 dengan judul Kepala Yohanes Pembaptis. 

Herodes mewakili semua orang yang selalu salah menggunakan kekuasaan hanya untuk mengukuhkan jabatannya.

Kisah ini menjadi dramatis sekali.

Kisah Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya berawal dari sebuah cerita bahagia karena mereka sedang merayakan ulang tahun Herodes raja wilayah itu.

Herodes dan semua yang berada di seputaran kekuasaannya merayakan pesta ulang tahunnya.

Dan terjadilah bahwa anak Herodias yang telah menari dan menyukakan hati Herodes ini membuat Herodes tak berdaya karena telah meminta kepala Yohanes Pembaptis yang adalah permintaan mamanya Herodias.

Herodes sendiri tidak bermaksud untuk membunuh tapi karena sudah bertitah tentang akan memenuhi permintaan putri Herodias itu dan merasa malu dengan para undangan kerajaan, maka dia mengikuti saja permintaan putri itu.

Semua ini bisa terjadi karena ada latar belakang yang ada di balik semua itu.

Pasalnya adalah Yohanes Pembaptis telah menegur Herodes karena sudah mengambil istri saudaranya Herodias menjadi istrinya.

Ini membuat kejengkelan dalam diri Herodias sebagai istri Herodes yang dirampas dari saudaranya sendiri.

Kisah ini menjadi warna khas dari sebuah jaringan kekuasaan dan yang meminta korban hanya karena mau mempertahankan kekuasaan.

Orang menggunakan kekuasaan untuk melawan atau bahkan menghilangkan nyawa orang lain.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 5 Agustus 2023, Merampas Hak Hidup

Kasus yang menimpa Yohanes Pembaptis karena dipenggal kepalanya atau menjadi korban bagi satu konspirasi politik kekuasaan itu bukanlah hal yang terjadi pada masa itu, tetapi akan terjadi terus dan terus terjadi sampai dengan kita pada zaman ini.

Ada banyak orang lain yang menjadi korban hanya karena sebuah konspirasi politik kekuasaan.

Jangankan kekuasaan, dalam rumah tangga atau dalam komunitas hidup religius juga hal-hal ini bisa saja terjadi.

Keluarga akan bisa saling menjegal atau bahkan membunuh hanya karena berpihak pada satu lawan politik atau karena tanah sejengkal yang diperkarakan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved