Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 3 Agustus 2023, Kerajaan Allah Seumpama Pukat yang Dilabuhkan di Laut

RD. Ambros Ladjar menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Keluaran 40: 16-21, 34-38, dan bacaan Injil Matius 13: 47-53.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - RD. Ambros Ladjar menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Kamis 3 Agustus 2023 dengan judul Kerajaan Allah Seumpama Pukat yang Dilabuhkan di Laut. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RD. Ambros Ladjar dengan judul Kerajaan Allah Seumpama Pukat yang Dilabuhkan di Laut.

RD. Ambros Ladjar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Keluaran 40: 16-21, 34-38, dan bacaan Injil Matius 13: 47-53.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Kamis 3 Agustus 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

Setiap hari para nelayan pantai Genasaret menggeluti pekerjaan sebagai nelayan. Pukat, jala bagi mereka adalah sarana utama untuk menangkap ikan.

Mereka kenal ada jala, pukat lempar yang mata kecil dan ada jala atau pukat besar. Jenis ini biasa membutuhkan alat bantu saat menggunakannya.

Bisa jadi para murid memakai jenis jala atau pukat demikian sebab banyak ikan yang mereka jaring. Ikan yang baik disimpan dalam pasu dan yang busuk atau beracun dibuang.

Yesus mengibaratkan dunia ini dengan lautan yang luas. Dia sendiri adalah pemilik jala atau pukat itu.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 3 Agustus 2023, Seumpama Pukat yang Dilabuhkan

Jala adalah Firman Tuhan yang disampaikan Yesus kepada dunia. Sedangkan kita para pendengar firman adalah ibarat berbagai jenis ikan dalam laut.

Memberitakan Injil sebetulnya memiliki pemahaman yang sama dengan menebarkan jala atau pukat.

Karena pukatnya besar, maka bisa menangkap sejumlah besar ikan bahkan turut juga terjaring sampah, dll.

Wadah atau pasu adalah Surga tempat semua hasil ikan dimasukkan dan dipilah-pilah oleh para malaikat.

Dari perumpamaan ini pikiran kita dibuka Yesus agar dapat memahami dengan benar. Kelak kita akan dikumpulkan dalam satu wadah ibarat ikan-ikan.

Kita boleh mengidolakan Kerajaan surga, tapi belum tentu diperoleh. Setiap orang yang mendengarkan firman Tuhan, tapi tak mengindahkannya tak otomatis masuk surga.

Semuanya diharapkan agar dapat membangun pemahaman dan sikap yang tepat.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved