Pilpres 2024

Jusuf Kalla Nilai Jokowi Tak Lagi Ideal Pimpin Indonesia, Sekarang Makin Mirip Soeharto

Pasca Rocky Gerung melontarkan krititan tajam ke Presiden Jokowi, kini giliran mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla juga melakukan hal yang sama.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
TAK LAGI IDEAL – Jusuf Kalla, Mantan Wakil Presiden RI, mengeritik Presiden Jokowi. Dia menyebutkan bahwa saat ini Presiden Jokowi tak lagi ideal memimpin Indonesia, tak lagi demokratis untuk negeri ini. 

POS-KUPANG.COM – Pasca Rocky Gerung melontarkan krititan tajam ke Presiden Jokowi, kini giliran mantan wakil presiden RI, Jusuf Kalla juga melakukan hal yang sama.

Bahkan Jusuf Kalla mulai membanding-bandingkan gaya kepemimpinan Presiden Jokowi sekarang ini dan di era kepemimpinan di masal Presiden Soeharto bahkan Soekarno.

Dikatakannya, saat ini gaya kepemimpinan Presiden Jokowi sudah tak lagi ideal, seperti awal menakhodai negara ini beberapa tahun lalu.

Sekarang ini, kata JK,  mulai muncul penyimpangan, sehingga mengundang kritik dari para pihak yang peduli atas nasib bangsa ini.

Akan tetapi, katanya, respon Presiden Jokowi terhadap aneka kritikan itu semakin lain. Presiden Jokowi tak lagi demokratis, dan yang suka menerima kritik.

Bahkan gaya Presiden Jokowi ini semakin identik dengan gaya kepemimpinan Soeharto, yakni  otoriter.

“Dulu zaman Pak Harto, awalnya demokrasi berjalan baik," ujar Jusuf Kalla dalam seminar bertajuk Pemuda untuk Politik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 31 Juli 2023.

Dia menyebutkan, bahwa "Semua pemerintahan itu demokratis kira-kira 10 tahun. Soeharto itu 10 tahun (memimpin) masih baik, dalam artian demokrasi, setelah itu lebih otoriter,” imbuhnya.

“Sekarang juga begitu. Awalnya baik, tapi belakangan ini  mulai macam-macam. Situasi ini juga mirip era kepemimpinan Presiden Soekarno.

Dia mengungkapkan bahwa  awal republik ini berdiri, tak jelas sistem negara yang dipakai antara presidential atau parlementer.

Pada tahun 1950, sistem negara ini menggunakan konsep parlementer. Tapi tahun 1957, menjadi demokrasi presidensial lalu kembali lagi ke  UU 1945.

Baca juga: Rocky Gerung Soroti Tajam Lawatan Jokowi ke Cina Lalu Ajak Warga Turun ke Jalan

Dikatakannya, syarat konstitusi yang hanya memberikan jabatan presiden maksimal dua periode dimaksudkan agar tidak ada kekuasaan absolut yang akhirnya mengarahkan sistem negara menjadi otoriter.

“Jadi itulah sebabnya kenapa UUD kita memperbolehkan presiden dan wapres itu hanya dua kali (periode)," ucapnya.

"Itulah tiga kali itu enggak bisa lolos karena itu (konstitusi) UUD,” imbuhnya.

PDIP Hormati Perbedaan

Sebelumnya, PDIP kesal dengan kritik keras dari pengamat politik, Rocky Gerung, yang menyebut Presiden Jokowi sebagai bajingan dan tolol.

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menganggap bahwa kata-kata yang dilontarkan Rocky Gerung telah menyerang martabat dan kehormatan Presiden Jokowi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan sebagai seorang warga negara Indonesia.

“Kami menilai pernyataan bahwa Presiden itu sebagai 'baji*gan yang tolol' adalah puncak kerusakan akhlak, degradasi nalar dan kemandulan akal sehat," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto usai Rapat Konsolidasi di Sekolah Partai, Jakarta, Senin 31 Juli 2023.

Hasto menilai Rocky Gerung secara sadar sedang berusaha menghasut publik dengan kata-kata yang sangat menghina, tendensius dan nirbudi pekerti.

Hasto juga menyebut PDI Perjuangan menghormati setiap perbedaan pendapat dalam negara demokrasi dan hal tersebut juga menjadi kultur kepemimpinan Pak Jokowi.

“Apa yang dilakukan Saudara Rocky Gerung sudah masuk delik penghinaan terhadap Presiden dan tidak bisa lagi dikategorikan sebagai kritik dan bahkan sudah masuk ke kategori ujaran kebencian. PDI Perjuangan memprotes keras dan meminta Rocky Gerung untuk meminta maaf," ucap Hasto.

"Jangan manfaatkan kebaikan Presiden Jokowi yang membangun kultur demokrasi dengan respek terhadap kebebasan berpendapat dan berorganisasi, lalu dipakai mencela Presiden dengan cara-cara yang tidak berkeadaban,” sambung dia.

Lebih lanjut, Hasto menyebut PDI Perjuangan akan meminta Badan Bantuan Hukum menyiapkan opsi gugatan terhadap Rocky Gerung atas berbagai pernyataannya yang selama ini.

Namun semakin hari semakin tidak mencerminkan intelektualitasnya dengan pernyataannya yang sembarangan.

“Pak Jokowi tidak hanya Presiden RI. Beliau adalah kader kami. Partai berdiri di depan jika ada yang merendahkan harkat dan martabat presiden," tegas Hasto.

Lebih jauh, PDI Perjuangan menilai pernyataan Rocky Gerung di hadapan kelompok buruh, khususnya mengenai berbagai keputusan pemerintahan (eksekutif dan legislatif) Presiden Jokowi, sebagai hal tak benar, dan cenderung hanya berupaya memprovokasi untuk adu domba.

Baca juga: Rocky Gerung Bicara Pengandaian: Kalau Anies Gagal Capres, Kekacauan Bisa Landa Indonesia

"Mengingatkan kami akan politik devide et impera yang dahulu dipakai oleh Penjajah," terang Hasto.

"Faktanya, Presiden Jokowi dan pemerintahannya selalu mengedepankan dialog dan berjuang meningkatkan produktivitas buruh dan kesejahteraan buruh. Kesemuanya ditempatkan dalam koridor kemajuan bangsa, negara, dan kesejahteraan bersama seluruh rakyat Indonesia," tutup dia.

Dilaporkan Relawan Jokowi

Saat ini, Relawan Jokowi  telah melaporkan Rocky Gerung ke Bareskrim Polri. Rocky Gerung dinilai sebagai titipan asing di Indonesia

Penilaian itu  disampaikan Ketua Barikade 98, Benny Rhamdani seusai melaporkan Rocky Gerung ke Bareskrim Polri, Jakarta seperti dimuat Facebook Tribunnews.com.

Pada kesempatan tersebut, Benny mengatakan bahwa laporan yang dilayangkan oleh Barikade 98 terhadap Rocky Gerung diterima polisi.

Adapun laporan tersebut terkait dengan narasi-narasi yang dibuat Rocky Gerung kerap berkaitan dengan ujaran kebencian, adu domba, sentimen kesukuan, berita bohong, dan provokasi.

“Pelaporan akan diperkuat dengan bukti-bukti video yang selama ini rocky gerung sering ujarkan kebencian adu domba berita bohong dan provokasi yang ingin benturkan sentimen suku dan agama,” jelas Benny.

Dalam kesempatan itu, Benny juga mengaku sudah tahu motif Rocky Gerung kerap melontarkan hinaan dan ujaran kebencian terhadap Presiden Jokowi.

Menurutnya, Rocky Gerung tengah mainkan perannya sesuai order dari proxy internasional agar negara Indonesia kerap memanas dan konflik.

Sebab kata Benny, kelompok internasional tersebut tidak suka dengan kemajuan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi yang dianggap bisa membuat Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045.

“Kami sebutnya Rocky Gerung komprador asing karena asing sejatinya tidak ingin Indonesia yang kuat di bawah Presiden Jokowi yang kemajuan songsong 2045 jadi negara besar, asing tidak mau itu,” beber Benny.

Oleh karena itu, Benny menuding Rocky Gerung dan kelompoknya yang kerap melemparkan ujaran kebencian ialah komprador atau para penjilat asing.

Baca juga: Hasto Kristiyanto Murka Lihat Rocky Gerung Serang Presiden Jokowi: Ini Kategori Ujaran Kebencian

Diberitakan sebelumnya ucapan Rocky tersebut telah viral di media sosial. Dalam video itu, terlihat Rocky yang tengah mengisi sebuah acara.

Pada video tersebut, Rocky melemparkan kritik pada Jokowi. Rocky menyinggung kunjungan Jokowi ke China yang membahas soal IKN Nusantara.

Setelah itu, Rocky pun melontarkan kalimat yang dianggap telah menghina Presiden Jokowi. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved