Breaking News

Covid19

113 Mutasi Covid-19 Delta Baru Terdeteksi di Jakarta

Ia memiliki 113 mutasi berbeda, 37 di antaranya mempengaruhi protein lonjakan – bagian yang digunakan oleh virus untuk menempel pada manusia.

Editor: Agustinus Sape
SHUTTERSTOCK
Covid-19 varian Delta memiliki 113 mutasi berbeda, 37 di antaranya mempengaruhi protein lonjakan – bagian yang digunakan oleh virus untuk menempel pada manusia. 

Selain itu, virus Corona varian Delta diketahui memiliki kemampuan untuk bereplikasi atau berkembang biak lebih cepat dibandingkan virus Corona biasa.

Tingkat Keparahan COVID-19 Varian Delta

Dibandingkan dengan COVID-19 varian Alpha atau yang lainnya, COVID-19 varian Delta memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi.

Beberapa laporan kasus sejauh ini menyebutkan bahwa ada lebih banyak pasien positif COVID-19 varian Delta yang membutuhkan perawatan di rumah sakit daripada pasien COVID-19 varian lain.

Selain itu, virus Corona varian Delta diketahui dapat menimbulkan komplikasi yang lebih parah pada pasien lansia atau yang memiliki penyakit penyerta sebelumnya, seperti diabetes, hipertensi, atau asma.

Varian virus Corona baru ini juga lebih mudah menginfeksi anak-anak, remaja, dan orang dewasa di bawah usia 50 tahun. Orang dengan kelainan sistem imun dan orang-orang yang belum mendapatkan vaksin COVID-19 juga berisiko tinggi terinfeksi COVID-19 varian Delta.

Kemampuan Vaksin COVID-19 dalam Melawan COVID-19 Varian Delta
Vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini dapat memberikan perlindungan terhadap beragam varian virus COVID-19, termasuk varian Delta.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang telah mendapatkan 2 dosis vaksin COVID, seperti vaksin Astrazeneca dan vaksin Pfizer, memiliki antibodi yang cukup untuk melawan COVID-19 varian Delta.

Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang baru mendapatkan vaksinasi dosis pertama?

Vaksinasi dosis pertama hanya memberikan perlindungan terhadap varian Delta sebanyak 33 % . Sementara perlindungan vaksin COVID-19 dosis lengkap terhadap varian Delta diketahui bisa mencapai 60–80 % , tidak berbeda dengan perlindungan vaksin COVID-19 terhadap varian virus Corona lainnya.

Pada bulan Juni 2021, Public Health England menemukan adanya variasi atau subtipe varian delta baru. Jenis virus Corona yang baru ini dinamakan virus Corona varian delta plus atau varian AY.4.2. Hingga November 2021, virus ini sudah ditemukan di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia.

Meski demikian, sampai saat ini masih dibutuhkan riset dan pemantauan lebih lanjut untuk menentukan tingkat penularan, keparahan gejala yang muncul, serta efektivitas vaksin dalam mencegah penularan COVID-19 varian delta plus tersebut.

Patuhi Protokol Kesehatan untuk Mencegah COVID-19 Varian Delta
Mengingat COVID-19 varian Delta kian banyak terlaporkan di Indonesia, Anda perlu tetap waspada. Untuk mencegah penyebaran COVID-19 varian Delta atau jenis lainnya, termasuk varian delta plus, terapkanlah protokol kesehatan yang berlaku dan menghindari kerumunan.

Selain itu, vaksinasi COVID-19 juga merupakan salah satu langkah penting untuk mencegah penularan COVID-19 varian Delta. Jadi, jangan ragu untuk menjalani vaksinasi COVID-19 dan jangan menunda jadwal pemberian vaksin dosis kedua untuk meminimalkan risiko terpapar virus ini.

Bila masih memiliki pertanyaan terkait COVID-19 varian Delta atau vaksin COVID-19, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter melalui chat di aplikasi ALODOKTER. Di aplikasi ini, Anda juga bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit bila memerlukan pemeriksaan langsung.

(thewest.com.au/alodokter.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved