Berita Nasional
TMC Ende Berbagi Panggung Dengan 8 Negara di Surabaya Cross Culture International Falk Art Festival
Pada SCCIFAF 2023, Pemkot Surabaya juga menghadirkan budaya dari negara Korea Selatan, Meksiko, India, Filipina, Sri Lanka, Prancis, dan Uzbekistan
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Komunitas Rumah Kreasi Mata Flores Nusa Tenggara Timur atau sering dikenal dengan TMC Ende tampil memukau pada ajang Surabaya Cross Culture International Falk art Festival 2023 atau Festival Cross Culture Surabaya 2023.
Dalam gelaran Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival yang berlangsung pada tanggal 16-20 Juli 2023 di Kota Pahlawan, TMC Ende berbagi panggung dengan para seniman dan budayawan dari delapan daerah lain dan delapan negara. Adapun TMC Ende menjadi satu-satunya komunitas yang diundang untuk terlibat dalam even internasional mewakili Provinsi NTT.
Gelaran Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival (SCCIFAF) merupakan acara tahunan Kota Surabaya yang menjadi wahana interaksi budaya sebagai penegas budaya persaudaraan antarbangsa dan daerah di Indonesia untuk dapat menghargai perbedaan antara kubu satu dan lainnya.
Festival ini diselenggarakan oleh pemerintah kota Surabaya melalui dinas kebudayaan, kepemudaan dan olahraga serta pariwisata dan bekerjasama dengan CIOFF yang merupakan organisasi internasional dibawah naungan UNESCO.
Baca juga: Festival Budaya Timor Pengikat Adat, Persatukan Orang Timor di Lapangan Oemanu, Kota Kefamenanu
Baca juga: Erick Thohir Angkat Kearifan Lokal Labuan Bajo Lewat Festival Budaya di Rumah BUMN SMEs HUB
Baca juga: Festival Budaya NTT Sebagai Ajang Promosi Bagi NTT ke Kancah Nasional
Pada SCCIFAF 2023, pemerintah Kota Surabaya menghadirkan delapan budaya negara di antaranya dari Korea Selatan, Meksiko, India, Filipina, Sri Lanka, Prancis, dan Uzbekistan.
Sementara itu sembilan wilayah di Indonesia yang ikut serta memeriahkannya adalah Pangkal Pinang (Bangka Belitung), Mengwi (Bali), Kendari (Sulawesi Tenggara), Ende, Flores (NTT), DKI Jakarta, Banjarmasin (Kalimantan Barat), Bone (Sulawesi Selatan), Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Mojokerto (Jawa Timur), dan tuan rumah Kota Surabaya.
Rangkaian SCCIFAF 2023 ini diawali dengan Culture Parade di pagi hari (16/7) dari Jalan Tunjungan menuju ke Balai Kota Surabaya, yang diikuti para peserta dengan antusias menari di jalanan. Selanjutnya Festival Tari Remo dan Yosakoi di spot Taman Surya yang berlangsung hingga sore.
Pada malam harinya, terdapat art performance dari perwakilan mancanegara untuk unjuk keunikan daerahnya pada floor yang disediakan di Alun-Alun Kota Surabaya. Kemudian terdapat pula Opening Show Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival 2023 yang diselenggarakan di Balai Kota Surabaya.
Euforia warga Surabaya untuk menyaksikan kesenian budaya daerah nampak dari banyaknya warga yang berpartisipasi menyaksikan di sekitar jalanan Balai Kota Surabaya. Rangkaian inti Opening Show berlangsung meriah dimulai pukul 18.00 hingga 21.00 WIB dengan berbagai penampilan memukau dari penampil.
Baca juga: Penjabat Wali Kota Kupang George Hadjoh Ingin Tiap Tanggal 1 Juni Jadi Festival Budaya Helong
Baca juga: Jelang HUT 63 Sumba Timur, Pemkab dan PLN Gelar Festival Budaya Electrifying Lifestyle Budaya
Promosi kesenian dan budaya
Koordinator TMC Ende, Oston Gadi Kapo menyebut bahwa mereka menampilkan dan mempromosikan kesenian budaya berupa musik, lagu daerah dan tari tidak hanya kabupaten Ende tapi juga nyanyian, tarian dan tenun ikat dari beberapa daerah di NTT selama festival.
Dia menyebut, festival seni dan budaya itu sangat bagus dan bermanfaat sebagai ajang interaksi budaya dalam konteks saling belajar dan memperkenalkan kebudayaan dari daerah masing baik dalam negeri maupun luar negeri.
Selain memperkenalkan kebudayaan serta kesenian budaya Ende dan NTT, dalam even mereka juga membangun komunikasi dan jaringan dengan beberapa komunitas lain di Indonesia serta manca negara untuk datang ke NTT dan mengikuti beberapa festival budaya yang diselenggarakan di NTT.
Dalam festival ini, kata Oston, setiap komunitas budaya mementaskan dan mempromosikan kesenian budaya daerahnya masing melalui pementasan di beberapa titik keramaian kota Surabaya seperti di Alun ALun Kota Surabaya, halaman Balai Kota Surabaya dan beberapa mall serta plaza ternama di kota Surabya.
Selain itu, juga dilaksanakan workshop yang di beberapa titik, sebagai bagian dari promosi budaya kepada para pelajar di Kota Surabya. Adapun setiap komunitas budaya bisa memperkenalkan dan memperaktekan secara langsung kesenian budayanya baik musik dan tari dan bentuk lainnya kepada para siswa di kota Surabaya.
Oston menyebut Pemkot Surabaya juga mengajak setiap komunitas yg terlibat untuk mengunjungi beberapa daerah wisata dan kuliner serta situs bersejarah di kota surabya sebagai ajang promosi dan memperkenalkan Kota Surabaya kepada para peserta sekaligus penanaman pohon di salah satu lokasi wisata oleh perwakilan setiap komunitas budaya.
Dukungan pengembangan budaya
Oston mengungkapkan, TMC Ende berangkat mengikuti SCCIFAF 2023 di Kota Surabaya dengan didorong oleh semangat sekelompok orang muda yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan kesenian dan budaya daerah Ende dan NTT agar bisa dikenal dan dicintai oleh orang lain.
"Kami berangkat dengan modal nekat karena kecintaan kami terhadap budaya dan mimpi kami untuk terus membawa budaya untuk lebih dicintai khalayak," sebut Oston.
Ia menyebut bahwa hal itu merupakan proses untuk mengajak kaum muda agar kembali mencintai budaya daerah dengan segala keunikannya yang memiliki makna dan filosofi yang mendalam untuk hidup dan pembentukan karakter diri dan bangsa.
"Bagi kami, budaya adalah lukisan jati diri bangsa yang harus dilestarikan, dijaga dan dikembangkan," tambah Oston.
Dirinya mengaku, ada beberapa pihak secara pribadi memberikan dukungan kepada TMC Ende untuk mempromosikan kesenian dan kebudayaan dalam even SCCIFAF 2023. Karena itu, pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi.
"Kami jalan dengan biaya sendiri dan dari sumbangan beberapa pihak yang mendukung kami secara pribadi untuk memperkenalkan budaya Ende dan NTT kemata dunia. Terima kasih untuk semua," ungkap Oston.
Dirinya menyebut apresisi dan ucapan terima kasih kepada para pendukung seperti Lori Gadi Djou, Angelo Wake Kako, Jhon Elpi Parera, Beny Laka, Agustinus Sarifin, Feri Tasso, Meggy Sigasare, Thobias Djaji, Herry Wadhi, Yanus Waro, Oni Rega dan beberpa pihak lain yang mungkin membantu secara moril dan materil.
Meski demikian, ia mengaku masih membutuhkan dukungan dan suport karena pihaknya masih memiliki utang dalam hal pembiayaan akomodasi dari Ende hingga Surabaya.
"Kami sangat mengharapkan kontribusi pemerintah kabupaten dan provinsi NTT untuk membantu kami sebagai bentuk dukungan dan motivasi untuk kami agar dapat terus berkembang sebagai komunitas budaya dan siap untuk mengharumkan nama Ende dan NTT di tingkat nasional dan internasional di even selanjutnya," ungkap dia. (*/ian)
Ikuti berita terbaru POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.