Frans Aba Calon Gubernur NTT
Frans Aba Tawarkan Solusi Hapus Kemiskinan NTT demi Meningkatkan Kualitas Kesejahteraan Rakyat
Sosok yang menyandang predeikat Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Widya Mandiri dan gelar doktor dario Malaysia ini terpanggil untuk membangun
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Frans Aba secara resmi sudah menyatakan siap menjadi Gubernur Nusa Tenggara Timur perideo 2024-2029
Sosok yang menyandang predikat Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Widya Mandiri Kupang dan gelar doktor dari Malaysia ini terpanggil untuk membangun NTT untuk membawa wilayah ini keluar dari status daerah termiskin di Indonesia
Ditemui bebarap waktu lalu, Frans Aba menagatakn Porpinsi NTT merupakan salah satu daetrah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. Pada Maret 2021, penduduk miskindi PropinsiNTT mencapaisebesar20,99 persen , dengan jumlah penduduk miskin mencapai 1,17 juta jiwa(BPS,2021).
"Kemiskinan di Provinsi NTT terlihat lebih terkonsentrasi di wilayah pedesaan. Padatahun2020, tingkatkemiskinanNTTdiperdesaan mencapai 25,26 persen , sedangkan di perkotaan sebesar8,76 persen (berdasarkan data BPS,2021)," jelasnya
Baca juga: Pengamat Ungkap Frans Aba Jadi Harapan Baru Pimpin NTT, Rakyat Butuh Pemimpin Idealisme Tinggi
Sosok yang kini menjadi dosen pasca sarjana Univesritas Atmajaya Jakarta ini mengatakan sejalan dengan kajian dan penelitian sejenis, kondisi kemiskinandiprakirakan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor terkaitekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh dimensi lainnya, seperti kondisi sosial,budaya, maupunspasia . Dan, target tingkat kemiskinan pada 2023 sebesar 8 persen pada RPJMDProvinsiNTTtahun2019-2023 (PerdaNTT,2019).
Menurutnya, pada metode perhitungan kemiskinan konvensional, seseorang atau suatu rumahtangga dikategorikan miskin dilihat dari pendapatan atau pengeluaran yang berada dibawahgariskemiskinantertentu.
Ditambahjkan, akan tetapi, hal ini dinilai tidak dapat mencakupaspek-aspek kemiskinan secara keseluruhan, sehingga paradigma penghitungan kemiskinan bergeser menjadi indeks kemiskinan multidimensi yang mencakup 3 dimensi utama yakni kesehatan(nutrisidankematiananak), pendidikan (lamasekolah dan kehadiran di sekolah) serta dimensi standar hidup layak (bahan bakar untuk memasak, sanitasi, akses airminum, listrik, tempattinggal, dan aset).
Baca juga: Frans Aba Beri Perhatian untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak
Kondisi kemiskinan di Provinsi NTT masih sangat jauh dibandingkan dengan rata-rata nasional, serta provinsi-provinsilain.
"Terutama di bandingkandenganprovinsi-provinsi di Indonesia bagianbarat. Provinsi NTT punmasih cukup tertinggal dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia bagian tengah dan timur," jelas Frans Aba
Melihat kodisi tersebut maka beberapa hal yang dilakukan untuk menghapus atau paling tidak mengurangi jumlah kemikinan antara lain melakukan koordinasi antar lembaga dan sinkronisasi kebijakan daripara stakeholder
Dia Frans Aba memberikan sebagian kecil cara yang bisa diterapkan untuk menekan angka kemiskinan antara lain harus dilakukan merata antara laki-laki dan perempuan
"Menjadi syarat perlu untuk menurunkan tingkat kemiskinan, seretank tingkatkan mutuh kesejahteraan bukan hanya bagi laki-laki tetapi jugaperempuan dan anak-anakdiNTT," jelasnya.
Selain itu, semua elemen pemerintaha daerah juga harus mampu menerjemah kansecara inovatif dan kontekstual semua kebijakan dari instansi pusat kedalam konteks ke daerahan kita diNTT.
Artikel lain terkait Frans Aba
Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.