Timor Leste
Dom Leandro, Pemain Basket yang Berjalan Sambil Berbuat Baik di Bumi Timor Loro Sae
Mgr. Leandro Maria Alves, seorang imam Projo Keuskupan Dili terpilih jadi Uskup Baucau Timor Leste dan ditahbiskan Uskup Jumat 21 Juli 2023.
Sebuah catatan Ringan untuk Mgr. Leandro Maria Alves, Pr, Uskup Baucau, Timor Leste
Oleh : herryklau
(Angkatan V Santo Mikhael Kupang tahun 1995-1999/teman kelas Dom Leandro)
Catatan Awal
Seminari Tinggi Santo Mikhael Dalam Derap Langkah
Dua puluh delapan (28) tahun silam. Tepatnya, Jumat, 21 Juli 1995 Pukul 19.00 wita, ada 33 orang pria separuh baya berkumpul di ruang makan Seminari Tinggi Santo Mikhael, Penfui Kupang.
Acara perkenalan Angkatan V Seminari Tinggi Santo Mikhael, Penfui, Kupang. Datang dari berbagai daerah di Flobamorata, 33 orang itu baru saja menghabiskan Tahun Orientasi Rohani.
Mereka datang untuk mengawali lagi satu langkah sebagai calon imam.
Tiga puluh satu orang datang dari TOR Loo Damian, Emaus dan dua orang dari antara mereka berasal dari Keuskupan Dili, Timor Leste (dulu Timor Timur).
Yang seorang bernama Bettencourt da Costa dan satu lainnya Leandro Maria Alves.
Kaki bukit Penfui dan sebuah kampung kecil di bawahnya yang bernama Matani, yang akan menjadi saksi bisu kebersamaan dan persaudaraan di antara ke-33 pemuda itu yang hadir sebagai Angkatan V Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui Kupang.
Perjalanan hidup yang penuh suka dan duka, yang di dalamnya ada canda tawa dan tangis, ada hitam dan putih, ada naik dan turun, ada terang dan gelap bercampur jadi satu dan tumpah di lorong-lorong mahoni dan batu-batu terjal di seputaran Unit C, Unit D, Unit E dan Unit F kala itu.
Baca juga: Paus Fransiskus Angkat Pastor Leandro Maria Alves Menjadi Uskup Baucau Timor Leste
Saat masuk di Juli 1995, Seminari Tinggi Santo Mikhael yang kini berusia 33 tahun hanya terdapat 4 unit asrama ditambah sebuah kamar makan yang terbagi antara para imam dan frater, sebuah dapur dan satu buah kapela yang berdiri kokoh di tengah-tengah asrama.
Para frater dan imam yang saat itu jumlahnya tidak seberapa, mungkin hanya 60-an orang berbaur jadi satu dan hanya berkeliling di sekitaran area itu untuk kegiatan fisik dan rohani.
Para frater saling kenal baik satu sama lain, bahkan saling menghafal saat memegang ceret kecil dan keluar dari kamar makan, usai makan siang dan duduk bercengkerama di bawah rindangnya pohon Mahoni di depan kapela sebelum istirahat siang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.