Konflik Sudan
Konflik Sudan, Sekitar 200 Ribu Orang Mengungsi Pekan Lalu, Menurut PBB
Di tengah negosiasi untuk menghentikan konflik Sudan, pertempuran masih tetap berlangsung dan jumlah pengungsi terus meningkat.
Komandan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) Sudan mengatakan pada hari Senin bahwa perang di negaranya, yang meletus pada pertengahan April, telah memperparah penderitaan rakyat, terutama di Khartoum dan Darfur.
“Kami bekerja keras di dalam dan luar negeri untuk mengurangi sebanyak mungkin,” kata Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, lebih dikenal sebagai Hemedti, dalam pernyataan audio.
“Komitmen kami terhadap prinsip-prinsip revolusi yang mulia dan pembentukan pemerintahan sipil yang demokratis dan pembangunan institusi militer baru dan satu tentara profesional bukanlah taktik atau manuver,” tegasnya.
“Perdamaian dan stabilitas di Sudan selalu dan masih menjadi pilihan kami. Namun, kami siap berperang dan siap mengorbankan diri untuk memastikan kehidupan yang layak bagi rakyat kami,” katanya.
Baca juga: Konflik Sudan: Ditemukan Kuburan Massal dengan 87 Jenazah di Darfur Barat
Selain itu, dia menyatakan bahwa tidak mungkin kembali ke era ekstremisme, terorisme, dan permusuhan dengan lingkungan regional dan internasional Sudan yang menyebabkan isolasi negara dan blokade politik dan ekonomi berikutnya terhadapnya.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry pada hari Senin menerima panggilan telepon dari timpalannya dari Norwegia Anniken Huitfeldt untuk membahas perkembangan terakhir di Sudan.
Para pejabat menekankan tekad negara mereka untuk memperkuat hubungan bilateral di berbagai bidang, kata Duta Besar Ahmed Abu Zeid, juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri Mesir.
Huitfeldt memuji inisiatif Mesir untuk mengadakan pertemuan puncak untuk tetangga Sudan pekan lalu yang bertujuan menemukan cara untuk menyelesaikan konflik.
Sementara itu, Shoukry menyoroti upaya Mesir untuk mencapai gencatan senjata di Sudan sejak meletusnya krisis.
Para pengumpul di KTT itu menggarisbawahi penghormatan terhadap kedaulatan, persatuan dan integritas teritorial Sudan dan non-campur tangan dalam urusan internalnya.
Mereka menekankan pentingnya mencapai solusi politik untuk mengakhiri pertempuran.
(mehrnews.com/aawsat.com)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.