Berita Ngada
Hanya Punya Satu Guide Lokal Kampung Adat Bena Ngada Butuh Regenerasi Mampu Sajikan Narasi Memikat
Ketua Pengelola Kampung Adat Bena sangat merindukan lahirnya pemandu guide dari kalangan generasi muda Kampung Adat Bena.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
"Waktu itu belum ada guide lokal. Guidenya dari luar. Yang ada itu yah hanya penjaga kotak donasi," ujarnya.
Mama Emiliana Kopa melihat para wisatawan khususnya mancanegara, biasanya memberikan uang kepada guide untuk dimasukan ke dalam kotak donasi. Namun, ada guide yang menukarkan uang ke kios dan menaruh uang dengan nilai yang lebih kecil ke dalam kotak donasi.
"Misalnya dikasi seratus ribu (oleh wisatawan), itu mereka (guide) kemudian omong dalam Bahasa Inggris lalu pergi tukar uang, yang dimasukan (ke dalam kotak amal) misalnya hanya lima ribu," ujar Mama Emiliana.
Keprihatinan ini pun akhirnya dibahas dalam pertemuan Tim Pengurus Pengelola Kampung Adat Bena, sehingga kemudian diputuskan transaksi menggunakan tiket masuk.
Dari situ mulailah muncul beragam terobosan, misalnya sewa pakai pakaian adat, wisatawan bisa menginap dengan biaya paket harga yang sudah disiapkan. Ditambah dukungan dari banyak pihak, produk - produk tenun berkembang.
Keprihatinan di atas jugalah yang kemudian membuat Mama Emiliana bertekad menjadi pemandu lokal dengan belajar secara otodidak dan kemudian didukung dengan kelas Bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh sebuah LSM bernama Swiss Contact pada 2011 lalu.
Baca juga: Bupati Ngada Sebut Festival Kuliner Lokal Lekoena, Makanan Itu Identitas
"Saya ikut kelas Bahasa Inggris waktu itu umur saya 40 tahun, total ada 52 orang yang ikut. Ada yang lebih muda dari saya dan lebih tua," kata Mama Emiliana.
Dia mengatakan dari 52 orang, yang menyelesaikan kelas Bahasa Inggris hanya dua orang termasuk dirinya. Namun yang konsen menjadi pemandu lokal hingga mengantongi sertifikat hanya Mama Emiliana.
Ketua Pengelola Rindukan Anak Muda Kampung Adat Bena Jadi Guide
Emanuel Soba, Ketua Pengelola Kampung Adat Bena sangat merindukan lahirnya pemandu guide dari kalangan generasi muda Kampung Adat Bena.
"Belum ada anak - anak muda yang jadi guide lokal Kampung Adat Bena," kata Eman.
Warga Kampung Bena termasuk segenap tim pengelola, menginginkan yang menjadi guide warga asli Kampung Bena. Bukan tanpa alasan, hal ini katanya, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
"Bukan kami tidak percaya quide dari luar. Tapi kami ingin dari sini. Jangan sampai salah menjelaskan kepada wisatawan," kata Emanuel. Secara emosional, nilai, tata krama, menurut Emanuel, lebih tepat jika guidenya dari Kampung Adat Bena sendiri.
Selain itu, narasi - narasi yang disajikan guide baik kepada wisatawan asing maupun domestik harus benar sesuai dan berkualitas sehingga wisatawan juga benar - benar mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru.
Emanuel menambahkan, jumlah kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara ke Kampung Adat Bena perlahan mulai meningkat pasca pandemi Covid 19.
30 Contoh Soal Psikotes dilengkapi Jawaban Untuk Lolos Kerja di Perusahan dan Pemerintahan |
![]() |
---|
Gelang Tenun Bernilai Budaya Tinggi di Kampung Adat Bena Ngada Flores NTT |
![]() |
---|
Labuan Bajo Flores, Festival Wolobobo Ngada Kembali Digelar |
![]() |
---|
Wisatawan Mancanegara Ikut Menari Jai dan Dero Saat Pembukaan Festival Wolobobo Ngada 2023 |
![]() |
---|
Pengunjung dan Pelaku UMKM Mulai Padati Taman Kartini Jelang Pembukaan Festival Wolobobo Ngada 2023 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.