Berita Manggarai Barat
Potensi Pemanfaatan Uang Asing di Labuan Bajo Masih Tinggi karena Minim Money Changer
Atas kondisi itu, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengungkapkan potensi pemanfaatan uang asing di Labuan Bajo masih sangat tinggi.
Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Sebagai salah satu destinasi wisata, Kota Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) rupanya belum banyak memiliki tempat penukaran valuta asing atau Money Changer.
Padahal, Labuan Bajo merupakan salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Sejauh ini Labuan Bajo baru memiliki empat gerai money changer, lokasinya di Bandara Komodo dan kawasan Marina Labuan Bajo, ditambah dengan Money Changer yang disiapkan Bank BCA, dan BRI di lokasi yang sama.
Atas kondisi itu, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengungkapkan potensi pemanfaatan uang asing di Labuan Bajo masih sangat tinggi.
Karena itu ia mendorong Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk menambah gerai Money Changer di Labuan Bajo. Ia menegaskan Rupiah harus digunakan sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah, sehingga sumber daya di Labuan Bajo benar-benar dirasakan masyarakat lokal.
Baca juga: Ketua Taekwondo NTT Sebut Atlet Taekwondo Manggarai Barat Potensial
"Diharapkan Pemerintah Manggarai Barat menyiapkan beberapa money changer di beberapa lokasi di Labuan Bajo, untuk memudahkan wisatawan asing yang ingin menukar dolar," ujar Josef dalam diskusi strategi penegakkan kewajiban penggunaan uang Rupiah di Wilayah Bali dan Nusa Tenggara, di Hotel Meruorah Labuan Bajo, Rabu 21 Juni 2023.
Diskusi ini merupakan tindak lanjut dari ketentuan mengenai kebijakan penggunaan Rupiah pada kegiatan internasional melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 24/6/PBI/2022 tentang Kebijakan Penggunaan Rupiah pada Kegiatan Internasional.
Wagub Josef mendukung penuh kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam memastikan penggunaan rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah.
Menurutnya, perkembangan digitalisasi tidak hanya berkaitan dengan proses teknologi, tetapi juga terkait dengan transaksi pembayaran yang cepat, mudah, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Pemerintah NTT, kata dia, berharap digitalisasi transaksi ekonomi bukan hanya terjadi di Bali melainkan juga di wilayah Nusa Tenggara.
Baca juga: Kadin Manggarai Barat Diundang ke Timor Leste Bahas Beras Premium
"Diharapkan Bank Indonesia dapat memastikan seluruh transaksi diselesaikan dengan Rupiah yang merupakan alat pembayaran yang sah dan simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
Dirut BPOLBF, Shana Fatina yang hadir dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelaku pariwisata di Labuan Bajo yang selama ini menjadikan rupiah sebagai alat pembayaran yang sah dalam setiap transaksi.
"Kami sangat bangga terhadap pelaku usaha dan masyarakat Labuan Bajo karena sebagai daerah pariwisata super prioritas sangat terdepan untuk memastikan rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di tengah transaksi yang dilakukan wisatawan asing," ungkap Shana. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.