Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 7 Juni 2023, Iman Menuntun Kita kepada Kebijaksanaan

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Iman Menuntun Kita kepada Kebijaksanaan.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - RP. Markus Tulu SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Rabu 7 Juni 2023 dengan judul Iman Menuntun Kita kepada Kebijaksanaan. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Iman Menuntun Kita kepada Kebijaksanaan.

RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Tobit 3: 1-11a. (12). 13. 16-17; dan bacaan Injil Markus 12: 18-27.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Rabu 7 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Kita mesti akui bahwa dalam kenyataan hidup ketika kita berhadapan dengan penderitaan yang berat dan memakan waktu yang lama, hal itu bisa membuat kita putus asa.

Tapi sebagai orang beriman meskipun dalam keadaan putus asa, kita tidak boleh meninggalkan Tuhan. Bahkan kita bisa memaksakan diri untuk tetap saja setia berdoa mencari Tuhan.

Kita boleh belajar dari Tobit bahwa meski sedang menanggung penderiraan dan ujian yang berat, dia tetap saja mencari Tuhan. Karena dia yakin bahwa Tuhan adalah sumber hidup, kekuatan dan pengharapan kita.

Itulah sebabnya bagaimanapun dia tetap setia berdoa, "Janganlah wajah-Mu, Kau palingkan daripadaku Tuhan."

Doa Tobit ini melukiskan kepada kita bahwa dia tidak semata hidup berdasarkan pertimbangan akal budi yang dilihatnya sebagai kebenaran seperti kelompok orang Saduki yang tidak percaya kepada malaikat, kebangkitan dan kehidupan sesudah kematian.

Tapi dia lebih percaya pada Kitab Suci dan kebenaran iman.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 5 Juni 2023, Sebuah Persahabatan yang Rusak

Mungkin kita tidak dengan serta merta percaya akan hal-hal yang berkaitan dengan iman.

Tapi itulah sebabnya Yesus mengecam keras orang Saduki, "Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah."

Kiranya kita hidup oleh iman agar iman menuntun kita kepada kebijaksanaan. 

Teks Lengkap Bacaan Rabu 7 Juni 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Rabu 7 Juni 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Rabu 7 Juni 2023. (Tokopedia)

Bacaan Pertama – Tobit 3:1-11a.13.16-17

Tobit Sedih dan Berdoa kepada Tuhan

Bacaan dari Kitab Tobit:

Pada waktu itu Tobit bersedih hati, mengeluh dan menangis. Dengan keluh kesah ia berdoa begini, “Engkau adil, ya Tuhan, dan adillah semua perbuatan-Mu. Segala tindakan-Mu penuh belas kasih dan kebenaran.

Engkaulah hakim atas dunia semesta. Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah akan daku, pandanglah aku. Janganlah aku Kauhukum sekedar dosa dan kekhilafanku atau setimpal dengan dosa nenek moyangku! Aku telah berdosa di hadapan-Mu dan melanggar segala perintah-Mu.

Maka kami Kauserahkan untuk dirampasi, ditawan dan dibunuh. Kami Kaujadikan sindiran dan tertawaan, orang ternista di tengah sekalian bangsa di mana kami Kaucerai-beraikan.

Memang tepatlah hukuman-Mu, jika kini aku Kauperlakukan sekedar segala dosaku. Karena kami tidak memenuhi perintah-perintah-Mu dan tidak hidup baik di hadapan-Mu. Kini berbuatlah kepadaku sekehendak-Mu, sudilah mencabut nyawaku, sehingga lenyaplah aku dari muka bumi dan kembali menjadi debu.

Sebab mati lebih berguna bagiku daripada hidup. Karena aku harus mengalami nista dan fitnah, dan sangat sedih rasa hatiku. Ya Tuhan, biarlah aku lepas dari susah ini, biarlah aku lenyap menuju tempat abadi.

Janganlah wajah-Mu Kaupalingkan daripada-Ku, ya Tuhan. Lebih bergunalah mati saja daripada melihat banyak susah dalam hidupku. Sebab kalau mati, tak dapat lagi aku mendengar nista.”

Pada hari yang sama terjadilah bahwa Sara, putri Raguel, di kota Ekbatana di negeri Media mendengar dirinya dihina oleh seorang pelayan perempuan ayahnya. Adapun Sara itu sudah diperistrikan kepada tujuh pria.

Tetapi mereka semua dibunuh oleh Asmodeus, setan jahat, sebelum Sara bersatu dengan mereka sebagaimana layaknya seorang istri. Kata pelayan itu kepada Sara, “Engkau sendirilah yang membunuh para suamimu! Engkau sudah diperistrikan kepada tujuh orang, tetapi tidak ada seorang pun yang kaunikmati!

Masakan kami kaucambuki karena mereka mati! Baiklah engkau menyusul mereka saja, supaya kami tidak pernah melihat seorang putera atau puteri dari engkau!” Maka pada hari itu juga Sara sangat sedih hati, lalu menangis tersedu-sedu.

Kemudian ia naik ke bilik atas kepunyaan ayahnya dengan maksud menggantung diri. Tetapi berpikirlah ia dalam hati, “Kiranya ayahku nanti dinistakan karena hal itu dan orang akan berkata kepadanya, ‘Bapa hanya punya satu puteri kesayangan.

Celakalah Bapa, ia telah menggantung diri.” Niscaya karena sedihnya, ayahku yang lanjut umur itu akan mati. Lebih baik aku tidak menggantung diri, melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati saja sehingga tak usah mendengar lagi nista selama hidupku.”

Segera Sara menadahkan tangannya, lalu berdoa, katanya, “Terpujilah Engkau, ya Allah penyayang! Aku mengarahkan mataku kepada-Mu. Semoga aku dilenyapkan saja dari muka bumi, sebab aku tidak mau lagi mendengar nista.”

Pada saat itu juga kedua orang tersebut, yakni Tobit dan Sara, dikabulkan permohonannya di hadapan kemuliaan Allah. Allah mengutus Rafael untuk menyembuhkan kedua-duanya, yaitu dengan menghapus bintik-bintik putih dari mata Tobit,

sehingga ia dapat melihat cahaya Allah dengan matanya sendiri, dan dengan memberikan Sara, puteri Raguel, kepada Tobia, putera Tobit, sebagai isteri, dan dengan melepaskannya dari Asmodeus, setan jahat itu.

Memang Tobia lebih berhak memperoleh Sara daripada semua orang lain yang ingin memperisteri dia. Pada saat yang sama Tobit kembali dari pelataran masuk ke rumahnya, dan Sara, puteri Raguel, turun dari bilik atas itu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan – Mzm. 25:2-4a.4b-5ab.6-7bc.8-9

Refr. Kepada-Mu, ya Tuhan, kuarahkan jiwaku.

1. Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas diriku.

2. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.

3. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.

4. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil – Yohanes 11:25a.26

Refr. Alleluya.

Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya pada-Ku, tak akan mati.

Bacaan Injil – Markus 12:18-27

Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan

Inilah Injil suci menurut Markus:

Pada suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya, “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita,

“Jika seseorang yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang istri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.”

Ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati tanpa meninggalkan keturunan. Maka yang kedua mengawini dia, tetapi juga mati tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya wanita itu pun mati.

Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami wanita itu? Sebab ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia.” Jawab Yesus kepada mereka, “Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.

Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga. Mengenai kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu dalam cerita tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa, ‘Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?

Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved