Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 5 Juni 2023, Telah Menjadi Batu Penjuru
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Telah Menjadi Batu Penjuru.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Telah Menjadi Batu Penjuru.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama Kitab Tobit 1: 1a.2a.3;2: 1b-8, dan bacaan Injil Markus 12: 1-12; Pesta St. Bonifasius, Uskup dan Martir.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 5 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Batu adalah bahan alami yang biasa dipakai manusia untuk membangun rumah dan bangunan lainnya.
Batu dalam dirinya sendiri memiliki unsur alamiah yang diperlukan untuk sebuah bangunan seperti keras, memiliki bentuk tertentu, tidak gampang hancur dan lainnya.
Dan setiap kali membangun rumah, hanya batu-batu khusus yang dipakai untuk membangun dasar dari rumah itu agar bangunan itu dapat berdiri kokoh kuat dan tidak mudah rubuh.
Di antara semua batu itu, ada satu batu pertama yang diletakkan dalam pembangunan fondasi bangunan. Seluruh jenis batu dapat merujuk kepada batu tersebut, sehingga menentukan posisi seluruh struktur. Itu yang disebut sebagai batu penjuru.
Setiap tukang pasti akan tahu batu mana yang akan dipilih untuk menjadi penentu posisi dari seluruh struktur bangunan tersebut.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 5 Juni 2023, Berbuat Baik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Bacaan-bacaan yang kita dengar hari ini merujuk kepada Yesus Kristus yang adalah Putra Tunggal Allah yang selalu menjadi pusat perbincangan para ahli taurat, imam kepala dan kaum farisi dan saduki.
Tuhan yang sama itulah yang disembah dan dihormati oleh Tobit dan keluarganya. Bahkan dalam ketakutan yang diciptakan oleh raja karena telah menganiaya saudara sebangsa dan membunuh mereka, Tobit tetap percaya akan Allah dan tetap melakukan upacara pemakaman menurut tradisi Bangsa Israel bagi semua yang telah meninggal walaupun itu dilarang oleh raja.
Karena bagi Tobit, dia lebih takut akan Tuhan dari pada takut kepada perintah raja. Dan kita tahu dalam Kitab Suci, Tobit dan keluarganya pun akhirnya dibunuh.
Ketidakgentaran Tobit kepada raja dan lebih menaruh ketakutan yang suci kepada Tuhan menjadikan dia seorang nabi yang benar di hadapan Allah dan sesama, disegani dan dihormati selalu.
Setiap perjuangan kita untuk menempatkan Allah di atas segalanya akan membantu kita untuk semakin taat pada kehendak Allah dari pada kehendak pribadi atau kepentingan diri atau kelompok tertentu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.