Berita Sikka

Krisis Air Bersih, Warga Natarita Sikka Minum Air Kotor

Untuk bisa mendapatkan air minum yang tak layak itu, warga terpaksa berjalan kaki 2 kilometer lebih sambil membawa ember dan jeriken

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/ARNOLD WELIANTO
CARI AIR - warga di Dusun Natarita, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa minum air kotor dari sumber mata air di wilayah Kubat di perbukitan pinggir kampung, Senin 5 Juni 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Arnold Welianto 

POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Ratusan warga di Dusun Natarita, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa minum air kotor dari sumber mata air di wilayah Kubat di perbukitan pinggir kampung.

Untuk bisa mendapatkan Air Minum yang tak layak itu, warga terpaksa berjalan kaki 2 kilometer lebih sambil membawa ember dan jeriken melewati jalur yang ekstrim.

Meski sudah sampai di lokasi mata air, warga harus antre berjam-jam hingga larut malam karena kubangan yang menampung air dari mata air tersebut mengalir kecil.

Baca juga: KPU Sikka Verifikasi Administrasi Berkas 500 Bacaleg dari 16 Parpol

Perlahan-lahan, warga menggayung air kotor dari kubangan tersebut kemudian diisi kedalam ember dan jerigen untuk kebutuhan sehari-harinya.

Sebelum dikonsumsi, air kotor tersebut didiamkan atau disaring agar tanah dan kotoran terpisah. Selanjutnya air dikonsumsi untuk diminum, memasak dan mandi.

Selain mengkonsumsi air digenangan tersebut, warga juga sering konsumsi air hujan untuk kebutuhan sehari-harinya.

"Kami disini kesulitan air, ini juga kami harus tunggu lagi, kalau di kubangan penuh baru kami gayung lagi, kadang air kotor juga kami gayung saja, kalau sudah sore dan takut gelap kami gayung saja karena harus pulang ke rumah dengan jalan mendaki, sampai dirumah baru kami saring lagi airnya," kata Hilaria Paulina Gekaj (35) warga Dusun Natarita saat ditemui POS-KUPANG.COM, Senin 5 Juni 2023.

Baca juga: ASN Imigrasi Maumere Sikka Peringati Hari Lahir Pancasila

Dikatakannya, akibat krisis air tersebut, anak sekolah di kampung tersebut sering terlambat ke sekolah karena harus mencari air untuk mandi sebelum berangkat ke sekolah.

"Kami disini susah sekali air, kasihan anak-anak sekolah karena setiap pagi cari air untuk mandi, kadang mereka terlambat ke sekolah," katanya.

Meski sudah mendapatkan air, Warga hanya bisa membawa 10 liter air ke rumah karena kondisi jalan jauh dan mendaki.

Sementara itu, Maria Isanti (31) Warga Dusun Natarita mengaku setiap harinya dia harus berjalan kaki sekitar 2 km lebih dari rumahnya untuk mengambil air. Selain itu, harus antre dua sampai tiga jam karena panjangya antrean warga. 

Baca juga: SMPK Frater Maumere Sikka Peduli Lingkungan

"Itu pun cuma dapat 5 liter, karena kubangan yang menampung air dari mata air mengalir kecil," ujar Isanti.

Dia menambahkan terpaksa tetap mengkonsumsi air kotor karena tidak punya pilihan lain. 

"Setelah dibawah ke rumah, air kotor disaring dulu dengan penyaring. Kemudian, air yang sudah disaring disimpan 2-3 jam. Baru setelah itu digunakan untuk memasak dan minum sekeluarga. Sedangkan untuk mandi sudah ditakar secukupnya saja," katanya.

Kepala Dusun Natarita Yulius Bapa Nenang mengatakan kondisi ini terjadi karena mesin pompa air rusak sehingga warga mengalami krisis air bersih.

Baca juga: Rundown Kunjungan Kerja Mahfud MD Selama Berada di Sikka dan Ende NTT

Pasalnya jaringan air minum bersih dan instalasi di Dusun Natarita, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura yang dibangun menggunakan APBD Perubahan Dana Pinjaman Daerah tahun 2021 senilai Rp. 871. 888.157,64 ( Delapan ratus tujuh puluh satu juta, delapan ratus delapan puluh delapan ribu seratus lima puluh tujuh rupiah) yang dikerjakan oleh CV. Krisan sering mengalami kerusakan.

Jaringan pipa yang dipasang dilokasi mata air di wilayah Liwun Tunat yang menggunakan mesin pompa air namun sering terlepas.

Ia mengaku sudah sering kali melakukan perbaikan namun air tidak mengalir ke permukiman warga.

"Air minum di liwun tunat itu pipa sudah tidak mampu lagi karena kebanyakan pipa pecah, ketika kasi hidup mesin, air itu tendang pipa terlepas, biasanya kami perbaiki sampai satu dua minggu baru air masuk ke kampung," ujarnya 

Ia mengaku untuk mendapatkan air minum bersih, mereka harus patungan 20 ribu perkepala keluarga setiap bulannya untuk membeli bahan bakar solar.

"Setiap bulan kami kumpul uang 20 ribu untuk beli solar, Kalau tidak ada solar berarti air tidak jalan," katanya

Ia dan masyarakat Dusun Natarita berharap bantuan Pemerintah Kabupaten Sikka untuk mendistribusikan air minum bersih ke dusun Natarita Desa Darat Gunung Kecamatan Talibura. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved