Berita Internasional

Prabowo Bicara di Forum Internasional, Ingatkan China dan AS Agar Bijaksana Menjaga Perdamaian Dunia

Prabowo Subianto berbicara dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023 di Singapura, Sabtu 3 Juni 2023.

Editor: Agustinus Sape
DOKUMENTASI HUMAS PARTAI GERINDRA
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berbicara dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023 di Singapura, Sabtu 3 Juni 2023. Prabowo meminta China dan Amerika Serikat bijaksana dalam menjaga perdamaian dunia. 

POS-KUPANG.COM, SINGAPURA - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto berbicara dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023 di Singapura, Sabtu 3 Juni 2023.

Selain mengusulkan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia, Prabowo juga mengingatkan China dan Amerika Serikat agar bijaksana dalam menjaga perdamaian dunia.

Prabowo meyakini, AS dan China menyadari adanya tanggung jawab yang harus dipikul sebagai negara besar.

 

China menjadi negara dengan peradaban yang besar, begitu juga dengan AS yang memiliki peran penting dalam perkembangan dan kemajuan di Barat.

”Kedua peradaban besar ini telah berkontribusi pada kemajuan peradaban umat manusia. Oleh karena itu, saya yakin bahwa para pemimpin, baik China maupun AS, akan menyelesaikan konflik secara kompromi, bekerja sama dengan humanisme serta menyelesaikan perbedaan mereka secara damai,” kata Prabowo.

Prabowo mengatakan, kunci dari negara hebat adalah memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dengan bijaksana.

Perdamaian abadi akan tercapai jika dua kekuatan bisa mengatasi perbedaan dengan baik. Perdamaian merupakan harapan semua masyarakat di dunia.

Sedangkan mengenai perang Ukraina dan Rusia, Prabowo mendorong agar konflik yang terjadi diselesaikan dengan melakukan gencatan senjata oleh kedua belah pihak serta menerjunkan pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa. 

Prabowo mengusulkan agar Ukraina dan Rusia melakukan gencatan senjata dengan menghentikan permusuhan dari kedua belah pihak yang kini tengah berkonflik.

Keduanya diharapkan mundur 15 kilometer ke belakang dari posisi depan masing-masing negara.

Baca juga: Perang Ukraina - Tidak Hanya Kyiv, Ibukota Rusia pun Mendapat Serangan Pesawat Tanpa Awak

Selain itu, dibentuk pasukan pemantau. Ia menyarankan agar pasukan PBB diterjunkan di sepanjang zona demiliterisasi baru kedua negara.

PBB harus mengorganisasi dan melaksanakan referendum di wilayah sengketa.

”Pasukan pemantau dan ahli dari PBB yang terdiri dari kontingen dari negara-negara yang disepakati oleh Ukraina dan Rusia. PBB harus mengorganisasi dan melaksanakan referendum di wilayah sengketa untuk memastikan secara obyektif keinginan mayoritas penduduk dari berbagai wilayah sengketa,” katanya, tegas.

Menurut Prabowo, langkah-langkah tersebut terbukti efektif, salah satunya dalam menangani konflik di Korea, meskipun sampai saat ini masih perlu resolusi.

Ia menekankan, penghentian permusuhan antara Ukraina dan Rusia perlu segera dilakukan untuk melindungi penduduk sipil di wilayah konflik.

Hadir juga dalam forum dialog tersebut Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-Sup serta Kepala Kebijakan Keamanan dan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell Fontelles.

Ketidakpastian akibat konflik

Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-Sup pun memberikan perhatian pada situasi geopolitik internasional yang menghadapi ketidakpastian akibat perang Ukraina dan Rusia.

Situasi semakin sulit karena adanya ancaman keamanan nonkonvensional, seperti penyakit menular, kejahatan siber, perubahan iklim, dan terorisme.

Dalam situasi seperti itu, Korea Utara tetap mengembangkan nuklir dan misilnya.

Kunci dari negara hebat adalah memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dengan bijaksana.

Menurut Lee Jong-Sup, keamanan global menjadi kepentingan bersama semua negara. Ia meminta masyarakat internasional untuk ikut mendorong agar Korea Utara membuka pintu dialog demi mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea.

Kepala Kebijakan Keamanan dan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell Fontelles mengungkapkan, keamanan dunia saat ini merupakan rangkaian kesatuan dalam evolusi dunia global.

Menurut Josep, Eropa dan Asia memiliki kepentingan langsung dalam menjaga persatuan.

Karena itu, dibutuhkan kerja sama dari kedua belah pihak untuk menghindari konfrontasi di kedua kawasan.

Sebelumnya, dalam rangkaian kegiatan ini, Prabowo juga bertemu dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan menteri pertahanan dari negara sahabat.

Prabowo berharap negara-negara yang berpartisipasi dalam pertemuan ini dapat melanjutkan kerja sama yang baik dan menjadi bagian dari solusi untuk menghadapi segala tantangan.

Baca juga: Konflik Sudan - Militer Tangguhkan Partisipasinya dalam Pembicaraan dengan Saingan Paramiliter

Anthony Albanese dalam keterangan tertulis menginginkan kawasan yang stabil, damai, tangguh, dan sejahtera.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd J Austin saat berbincang-bincang dengan Prabowo membicarakan salah satunya tentang kekuatan hubungan pertahanan bilateral.

”Saya berbincang-bincang dengan Menteri Prabowo tentang kekuatan hubungan pertahanan bilateral, pandangan umum kita tentang masalah keamanan regional, dan pentingnya ASEAN bagi keamanan dan kemakmuran Indo-Pasifik,” tulis Lloyd dalam akun resmi Twitternya @SecDef.

Ukraina tolak usulan Prabowo

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov pada Sabtu 3 Juni 2023 menolak rencana perdamaian dari Indonesia yang diajukan Menhan Prabowo Subianto.

Reznikov yang juga menghadiri pertemuan tersebut berpendapat bahwa proposal dari Indonesia "aneh".

Rencana perdamaian yang diajukan Prabowo termasuk penghentian permusuhan segera, gencatan senjata pada posisi sekarang, dan zona demiliterisasi yang akan dijamin oleh pengamat serta pasukan penjaga perdamaian PBB.

Prabowo juga menyarankan referendum di wilayah sengketa yang diselenggarakan oleh PBB. "Kedengarannya seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia," kata Reznikov.

"Kami tidak membutuhkan mediator ini datang kepada kami (dengan) rencana aneh ini," lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.

Sebelumnya, China juga mengusulkan rencana perdamaian untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina, tetapi proposalnya ditanggapi dengan skeptis oleh para politisi Uni Eropa.

Beijing, yang mengaku pihak netral dalam konflik, dikritik karena enggan mengecam invasi Moskwa.

Sementara itu, Indonesia yang berhaluan diplomasi nonblok sudah berupaya menengahi perdamaian melalui Presiden Joko Widodo.

Jokowi mengunjungi Ukraina dan Rusia untuk bertemu kedua pemimpin negara tersebut tahun lalu.

Proposal Prabowo juga dikritik oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.

"Kita perlu membawa perdamaian ke Ukraina", tetapi itu harus menjadi "perdamaian yang adil, bukan perdamaian penyerahan," kata Borrell, mengomentari usulan Indonesia.

Baca juga: Ukraina Rontokkan Semua Rudal Rusia dalam Serangan Luar Biasa ke Kyiv Semalam

Prabowo menjawab dengan meninggikan suaranya, "Tanyakan kepada orang Indonesia berapa kali mereka diserbu... Ada pelanggaran kedaulatan tidak hanya di Eropa."

"Saya mengajukan rencana resolusi konflik," tambahnya. "Saya tidak mengatakan siapa yang benar atau siapa yang salah."

Indonesia mendukung resolusi PBB yang mengecam invasi Rusia ke Ukraina, tetapi belum menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Moskwa.

Artikel ini telah tayang di Kompas.id/Kompas.com

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved