Berita Kupang
Konsorsium Timor Adil dan Setara NTT Gelar Workshop di Penghujung Program I-WILL
Sejak 2018 hingga 2023 ini konsorsium yang dikomando oleh Ketua LBH APIK NTT Ansy Rihi Dara menjalankan program dengan fokus pada tiga pilar
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen
POS-KUPANG.COM, OELAMASI - Program Indonesian Women in Leadership for Gender Equality and Indonesian Women in Leadership for Gender Equality and Empowerment ( I-WIL ) yang lima tahun berjalan hampir selesai.
Sejak 2018 hingga 2023 ini konsorsium yang dikomando oleh Ketua LBH APIK NTT Ansy Rihi Dara menjalankan program dengan fokus pada tiga pilar yakni pengurangan kekerasan berbasis gender, pemberdayaan ekonomi perempuan dan kepemimpinan perempuan.
Di penghujung pelaksaan program ini, Konsorsium Adil dan Setara NTT melakukan Workshop Exit Strategy Program I-WIL sebagai ruang untuk menyampaikan segala capaian, tantangan dan rekomendasi dari program I-WIL di 12 desa.
Ansy Rihi Dara saat workshop di Desa Tunfeu Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang, Selasa 16 Mei 2023 menerangkan workshop yang mereka lakukan sebagai evaluasi pelaksanaan I-WIL Project ini selama kurang lebih 5 tahun.
Baca juga: Lantamal VII Tanam 5000 Anakan Mangrove Secara Nasional di Tablolong Kabupaten Kupang
"Banyak hal yang telah dicapai dalam 3 pilar diatas. Pada pilar 1 misalnya, pada 12 Desa sudah ada Kebijakan Desa sebagai bentuk pengakuan terhadap kerja-kerja Paralegal dalam Pendampingan dan Penanganana kasus-kasus Gender Base Violence (GBV) melaui SK Paralegal Desa, Posko Pengaduan, SOP penanganan dan Alur Rujukan kasus GBV, sistem penanganan dan Form pelaporan kasus GBV, terkoneksi dengan Aplikasi SIMFONI serta beberapa pemerintah desa sudah mengalokasikan anggaran bagi paralegal dalam penangan kasus GBV," paparnya.
Pada pilar kedua dari beberapa desa setelah mereka melakukan evaluasi bersama usai lima tahun program ini mendapatkan kemandirian ekonomi bagi perempuan di desa.
"Sudah ada 14 kelompok usaha perempuan di 12 desa, kelompok usaha sudah mendapatkan SK dari Pemerintah desa setempat, memiliki legalitas usaha,berupa NIB, PKP dan SPPRIT memiliki jaringan pemasaran yang luas, mendapatkan anggaran dari ADD, serta dapat mengakses modal usaha," tambahnya.
Baca juga: Wujudkan Revolusi 5P Bupati Korinus Masneno Minta Dukungan DPRD Kabupaten Kupang
Pada pilar yang ketiga yakni partisipasi perempuan yang di dukung oleh kelompok Laki-Laki Baru (LLB) sudah ada perempuan yang menduduki jabatan sturuktural di desa, tokoh agama mendukung program keadilan gender, pemerintah desa bisa melaporkan capaian SDGs (Suistanable Development Goals).
Hasil-hasil baik yabg telah mereka temukan di Desa tersebut tentunya harus terus di kembangkan juga direplikasi untuk meningkatkan manfaat yang lebih besar.
Sementara Kades Tunfeu Marthinus Leonard Leli menyampaikan terima kasih atas pendampingan dari konsorsium yang sudah lima tahun bersama mereka.
Baca juga: Warga Tanah Putih Panen Padi Perdana Usai Bendung Bijaelenakan Kabupaten Kupang Dikerjakan
Lewat program ini beberapa kelompok telah terbentuk seperti kelompok Kasih dan kelompok PPK yang fokus pada tenun dan juga pertanian.
"Kelompok-kelompok ini juga diberikan penguatan kapasitas seperti pelatihan bagi PKK tenun ikat sotis dan daur ulang barang bekas," ujarnya saat talkshow bersama RRI Kupang.
"Produk unggulan di desa adalah untuk kelompom perempuan adalah tenun ikat dan tenun sotis juga mayoritas masyarakat petani pekebun melalui intervensi tanaman hortikultura. Lewat tenun ikat dan tenun sotis desa kami bisa dikenal," sambungnya.
Baca juga: Sapi Milik Warga Nonbes Kabupaten Kupang Dicuri di Tepi Jalan
Tahun-tahun sebelumnya Pandemi covid-19 menjadi kendala anggaran bagi mereka dan juga adanya refocusing anggaran maka upaya pemdes nanti di 2024 lewat perencanaan nanti dana desa akan berikan permodalan bagi kelompok perempuan kasih.
Harap dia, pemdes lewat program I-WIL yang dijalankan konsorsium bagi kelompk yang sudah terbentuk dia berharap perempuan bisa hadir lewat musyawarah dusun dan desa supaya bisa tercover di dokumen perencanaan.
Kalau semua tercover maka pelayanan untuk perempuan bisa lebih baik dan desa Tunfeu bisa maju dan mandiri.
Dalam workshop itu hadir para kelompok perempuan, juga paralegal anti kekerasan terhadap perempuan, mitra konsorsium yakni LBH Apik NTT, Bengkel APPeK NTT, KPI Sekwil NTT,Lopo Belajar Gender, Yayasan CIS Timor Indonesia, YSSP SoE, dan YABIKU NTT. (ary)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS