Pilpres 2024
Meski Jadi Capres PDIP Ganjar Belum Aman di Pilpres 2024, Begini Hasil Survei Terbaru Litbang Kompas
Meski Ganjar Pranowo telah diumumkan sebagai Capres PDIP, tetapi sosok Gubernur Jawa Tengah ini sesungguhnya belum aman pada Pilpres 2024 mendatang.
POS-KUPANG.COM – Meski Ganjar Pranowo telah diumumkan sebagai capres PDIP, tetapi sosok Gubernur Jawa Tengah ini sesungguhnya belum aman pada Pilpres 2024 mendatang.
Fakta ini merupakan hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Litbang Kompas. Dari hasil survei itu PDIP diminta untuk lebih jeli melihat peta kekuatan riil calon presiden yang akan diusung nanti.
Pasalnya, kendati Gubernur Jawa Tengah itu didukung PDIP, PPP dan Hanura, tetapi sejatinya keberadaan Ganjar kini masih lemah.
Pemilih Ganjar belum tersebar merata. Karena umumnya berasal dari kandang PDIP seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Jika selanjutnya partai pengusung Ganjar salah memilih sosok yang menjadi calon wakil presiden, maka pasangan capres-cawapres itu bakal layu di Pilpres 2024.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, 64,1 persen pendukung Ganjar Pranowo terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sedangkan di luar Jawa hanya 35,9 persen.
Di Pulau Jawa juga sebaran pendukung Ganjar belum merata. Terbanyak di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY (39,5 persen).
Berikutnya Jawa Timur (28,5 persen) dan Jawa Barat (22,5 persen). Sementara DKI Jakarta (4,9 persen) dan Banten (4,6 persen).
Sedangkan di luar Jawa, pendukung Ganjar terkonsentrasi di Pulau Sumatera (44,7 persen), Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (15,7 persen), Kalimantan (15,1 persen), Maluku dan Papua (12,6 persen), dan Sulawesi (11,9 persen).
Baca juga: Keputusan Ganjar Pranowo Jadi Capres PDIP, Tak akan Berubah Walau Matahari Terbit dari Barat
Selain dari sisi sebaran wilayah, latar belakang identitas dan kehidupan sosial ekonomi pendukung Ganjar pun tersegmentasi.
Politisi PDIP itu banyak didukung kalangan kaum muda rentang usia 24-40 tahun (41,5 persen), namun kurang mendapat dukungan dari kalangan tua lebih dari 60 tahun (3,7 persen).

Dari segi pendidikan, mayoritas pendukung Ganjar berlatar belakang pendidikan menengah (47,6 persen), lalu pendidikan dasar (37,5 persen), diikuti pendidikan tinggi (14,9 persen).
Sementara, terkait status sosial ekonomi, Ganjar banyak didukung kalangan menengah bawah (44,0 persen), lalu kalangan bawah (32,5 persen), menengah atas (18,5 persen), tapi minim dari kalangan atas (5,0 persen).
Mantan anggota DPR RI dua periode tersebut juga ternyata lebih banyak didukung oleh kalangan laki-laki (53,5 persen) dibanding perempuan (46,5 persen).
Dengan situasi demikian, Litbang Kompas menyimpulkan bahwa gambaran pendukung Ganjar belum menunjukkan wajah pemilih yang proporsional layaknya gambaran penduduk di negeri ini.
Selain itu, survei Litbang Kompas juga memperlihatkan tingginya angka swing voters atau pemilih mengambang pada pendukung Ganjar.
Pada survei periode 25 Januari-4 Februari 2023, elektabilitas Ganjar tercatat 25,3-37,0 persen.
Namun, dari angka tersebut, sebanyak 13,9-18,2 persen merupakan pemilih loyal atau strong voter, sedangkan 11,4-18,8 adalah pemilih mengambang atau swing voter.
Menurut analisis Litbang Kompas, ini menunjukkan bahwa elektabilitas Ganjar belum dapat menjamin kemenangannya pada pemilu mendatang. Posisi orang nomor satu di Jateng itu masih rawan.
Adapun survei Litbang Kompas ini digelar pada 25 Januari-4 Februari 2023.
Sebanyak 1.202 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Menggunakan metode ini, margin of error penelitian berkisar 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebagaimana diketahui, Ganjar Pranowo resmi diumumkan PDI Perjuangan sebagai capres Pemilu 2024.
Pengumuman itu disampaikan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Prabowo Subianto Tak Mungkin Mau Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Begini Kata Pengamat Politik
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan, Ganjar harus punya cawapres yang elektabilitasnya tinggi.
Karena saat ini elektabilitas Ganjar tengah menurun, akibat Piala Dunia U20 2023 yang batal di Indonesia.
Menurut Ujang, sedikit banyak isu tersebut memengaruhi elektabilitas Ganjar, maka cawapresnya harus mampu menopang elektabilitas kader PDIP tersebut.
"Elektabilitas ini jadi parameter ukuran untuk menopang kekuatan bagi Ganjar," jelas Ujang, Senin 24 April 2023.
Pria yang menjabat sebagai Direktur Indonesia Political Review itu membeberkan kriteria lain yang bisa dijadikan pertimbangan adalah sosok tersebut harus bisa merepresentasikan kelompok Islam.
"Karena kita lihat Pak Ganjar dari PDIP ini kan dari kelompok nasionalis," ujarnya.
"Maka pasangannya harus paling tidak dari kelompok Islam. Itu penting karena sinergi atau kombinasi dari nasionalis dan kelompok Islam itu bagus. Jadi jangan dibenturkan antara dua kekuatan itu," sambungnya.
Selain itu, kata Ujang, ada kriteria lain yang secara normatif harusnya dipenuhi.
Misalnya, berintegritas, mampu menjadi pemimpin, punya rekam jejak yang baik hingga berprestasi.
"Misalkan dia (cawapres) bisa bekerja sama, punya chemistry, punya visi dan misi, integritas dan lain-lain," ucapnya.
"Paling tidak itu yang harus dicari oleh PDIP atau Ganjar, sehingga bisa sama-sama berjuang untuk memenangi pertarungan," ungkapnya.
Sementara itu, menurut survei Indikator Politik Indonesia (IPI), elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK)sebagai cawapres masih paling tinggi.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada tanggal 8-13 April 2023, elektabilitas RK ada di atas Sandiaga Uno, Erick Thohir, maupun Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan hal itu dalam paparan yang dilaksanakan secara dalam jaringan (daring), Kamis 19 April 2023.
”Ini Ridwan Kamil masih unggul. Disusul Sandi dan Erick,” ungkap Burhanuddin.
Survei telepon yang dilakukan oleh lembaganya mencatat elektabilitas RK berada pada angka 19,7 persen.
Dia paling banyak dipilih oleh responden untuk menjadi cawapres.
Di bawah RK ada Sandiaga Uno yang mendapat dukungan dari 18,4 responden.
Sementara untuk dukungan terhadap Erick Thohir berada cukup jauh dari RK dan Sandiaga Uno yakni 11,8 persen.
”Elektabilitas cawapres juga tidak terlalu jauh bedanya terutama empat nama teratas. Ridwan, Sandi, Erick, dan AHY,” imbuhnya.
Di luar tiga nama tersebut, masih ada nama AHY, Khofifah Indar Parawansa, Puan Maharani, dan Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas tidak sampai sepuluh persen.
Adapun Indikator Politik Indonesia melaksanakan survei telepon itu dengan metode Random Digit Dialing atau RDD.
Baca juga: Prabowo Subianto Tak Mungkin Mau Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Begini Kata Pengamat Politik
Secara keseluruhan ada 1.212 responden yang dilibatkan dalam survei tersebut.
Seluruhnya dipilih lewat proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error dalam survei itu diperkirakan berada pada angka lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.