Gempa Mentawai

Gempa Mentawai Magnitudo 6,9 Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia

Gempa Mentawai magnitudo 6,9 di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa 25 April 2023 pukul 03.00 WIB, ternyata tidak berpotensi tsunami.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/HARIAN KOMPAS
Warga berlarian saat terjadi Gempa Mentawai magnitudo 6,9 di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa 25 April 2023 pukul 03.00 WIB. Gempa ini ternyata tidak berpotensi tsunami. 

POS-KUPANG.COM - Kejadian gempa Mentawai magnitudo 6,9 di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa 25 April 2023 pukul 03.00 WIB, ternyata tidak berpotensi tsunami.

Gempa ini tergolong gempa dangkal, yang menurut hasil monitoring merupakan akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.

Demikian disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara daring, Selasa 25 April 2023.

Peta Gempa Mentawai Sumatera Barat_01
Peta pusat Gempa Mentawai Magnitudo 6,9, Selasa 25 April 2023 pukul 03.00 WIB.

 

Menurut Dwikorita, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan patahan naik (thrust fault).

”Dampak gempa bumi dirasakan di daerah Siberut, Kepulauan Mentawai, dengan skala intensitas 6 MMI. Artinya, getaran dirasakan oleh semua penduduk. Mayoritas penduduk terkejut dan lari keluar, plester dinding terkelupas dan jatuh, dan beberapa bangunan rusak,” ujarnya.

Selain itu, guncangan gempa juga dirasakan di daerah Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, dan Padang dengan skala intensitas 5 MMI. Ini menunjukkan gempa dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang tampak bergoyang, dan bandul lonceng tak dapat berhenti bergerak.

Gempa M 6,9 di Mentawai pagi tadi dapat mengurangi konsentrasi energi gempa di zona ini dengan kekuatan besar yang mencapai M 8,9. Di sisi lain, kejadian ini juga patut disyukuri karena sampai sekarang belum ada laporan adanya kerusakan yang serius.

Berdasarkan hasil permodelan secara matematis, gempa ini juga berpotensi menyebabkan tsunami yang akhirnya peringatan dini tersebut diakhiri oleh BMKG pada pukul 05.17 WIB.

Daerah yang berpotensi terdampak tsunami dengan status Waspada yaitu ketinggian maksimum 50 sentimeter (cm), meliputi Nias Selatan dan Pulau Tanahbala, Sumatera Utara.

Baca juga: Kondisi Terkini Gempa Mentawai Sumbar M 6,9, BMKG Cabut Peringatan Tsunami, Warga Diminta Tenang

Hasil pengamatan lainnya juga membenarkan terjadinya kenaikan tinggi muka air laut atau tsunami di lokasi Tanah Bala pada pukul 03.17 dengan ketinggian 11 cm. Kemudian hingga pukul 05.45 tercatat 10 aktivitas gempa susulan dengan magnitudo terbesar M5.

”Kepada seluruh masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diimbau agar menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa sebelumnya,” katanya.

Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi menekankan, meski peringatan potensi tsunami sudah berakhir, masyarakat tetap harus tenang dan waspada. Sebab, setelah gempa besar kerap terjadi gempa susulan dengan magnitudo yang lebih kecil. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap memantau informasi terkini dari BMKG.

”Masyarakat agar tidak panik dan selalu berkoordinasi dengan BMKG. Informasi akan disampaikan secara online dan realtime serta tersedia di tingkat daerah,” ucapnya.

Sebelumnya, BMKG mencatat gempa bumi tektonik di Kepulauan Mantawai berkekuatan M 7,3 dan kemudian diperbarui menjadi M 6,9.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,95 Lintang Selatan 98,36 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 177 kilometer barat laut Kepulauan Mentawai dan kedalaman 23 kilometer.

Zona ”megathrust”

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa tersebut terjadi di zona megathrust segmen Mentawai Siberut.

Kejadian ini merupakan sebuah rangkaian yang banyak ditunggu oleh para ilmuwan karena selama ini energi yang terkonsentrasi di zona gempa barat Sumatera belum rilis.

Selama ini, beberapa kejadian gempa telah terjadi di zona megathrust segmen Mentawai Siberut. Pada 1994 terjadi gempa di Nias dengan kekuatan M 8,5.

Kemudian pada tahun 2000 di zona Lampung Bengkulu sudah rilis gempa bumi berkekuatan M 7,9.

Setelah itu, gempa di Aceh pada 2004 berkekuatan M 9,1. Terdapat pula gempa di Bengkulu tahun 2007 telah rilis M 8,7 dan terjadi kembali tahun 2010 berkekuatan M 7,9.

Baca juga: Gempa Magnitudo 6,9 M Guncang Kabupaten Kepulauan Mentawai, Warga Masih Mengungsi

Menurut Daryono, gempa M 6,9 di Mentawai pagi tadi dapat mengurangi konsentrasi energi gempa di zona ini dengan kekuatan besar yang mencapai M 8,9.

Di sisi lain, kejadian ini juga patut disyukuri karena sampai sekarang belum ada laporan adanya kerusakan yang serius.

”Gempa ini berpusat di segmen Mentawai Siberut ujung utara dan berbatasan dengan wilayah Sumatera Utara. Jadi wajar bila terdapat daerah di Sumatera Utara, yakni Nias Selatan, yang berpotensi tsunami. Beberapa wilayah juga telah mendapat status Waspada Tsunami,” tuturnya.

 

(kompas.id)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved