Prakiraan Cuaca

BMKG: Musim Kemarau 2023 di NTT Di Bawah Normal, Waspada Bencana Kekeringan

Musim Kemarau Tahun 2023 di NTT disebut Di Bawah Normal, BMKG imbau pemerintah dan masyarakat NTT waspada bencana kekeringan

Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/ ARNOLD WELIANTO
Musim Kemarau di NTT Di Bawah Normal/ Seorang petani di Desa Watubaing Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka membersihkan rumput pada tanaman padi, Sabtu 14 Januari 2023 - BMKG: Musim Kemarau 2023 di NTT Di Bawah Normal, waspad bencana kekeringan 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Musim Kemarau 2023 di NTT diprediksi Di Bawah Normal, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) mengimbau Pemerintah dan Masyarakat NTT waspada bencana kekeringan.

Menurut Prediksi BMKG, Musim Kemarau 2023 di NTT akan terjadi lebih awal yakni bulan April 2023.

Karena itu Pemerintah daerah dan masyarakat NTT diimbau waspada.

"Untuk sifat musim kemaraunya, jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis sepanjang tahun 1991-2020, maka secara musim kemarau di tahun 2023 ini diprediksi di bawah normal," kata Kepala Stasiun Klimatoligi NTT, Rahmatullah Adji dalam keterangan pers di Kantor Gubernur NTT Kamis 30 Maret 2023.

Dalam keterangan pers dihadiri Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT Prisila Q Parera dan Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Lecky Koli, dan Kepala BPBD NTT, Ambros Kodo, Rahmatullah Adji mengatakan, Musim kemarau akan lebih kering yaitu curah hujannya lebih rendah. Dimana, Sebanyak 16 Zom 57,14 persen yang kondisi curah hujannya rendah.

Sementara 4 Zom yang diprediksi akan bersifat di atas normal.

Lebih lanjut, Rahmatullah Adji menyebut wilayah yang mengalami musim kemarau di bawah normal diantaranya ialah Kabupaten Manggarai Timur, Ngada, sebagian kecil Kabupaten Nagekeo, sebagian kecil Kabupaten Ende, Sikka, sebagian Flores Timur, Lembata, Alor, Sumba Timur, Sumba Barat Saya, Sumba Barat, Sabu Raijua, Rote Ndao, Sebagian kecil Kabupaten Kupang, sebagian kecil TTS, Sebagian kecil TTU, sebagian besar besar Belu, sebagiannya lagi di Kabupaten Malaka.

Terkait dengan puncak musim kemarau diperkirakan terjadi sekitar Bulan Agustus yaitu sekitar 17 Zom yaitu 60,70 persen. Namun demikian terdapat beberapa wilayah yang mwngalami puncak kemarau di bulan Juli.

"Jadi musim kemarau di tahun 2023 terjadi lebih awal dibandingkan dari biasanya,"pungkasnya.

Baca juga: Peringatan BMKG Cuaca NTT Hari Ini: Waspada, Pertemuan Angin Picu Hujan Lebat

Terkait dengan antisipasi kemungkinan musim kemarau yang datang lebih awal itu, Adji pun menghimbau Pemerintah Daerah, Institusi dan seluruh masyarakat NTT untuk lebih siap terhadap dampak yang akan terjadi

"Untuk  Pemerintah Daerah, Institusi dan Masyarakat harus lebih siap terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami musim kemarau yang dibawah normal. Karena wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan resiko bencana kekeringan, kebakaran hutan dan kekurangan air bersih," tuturnya.

Dia pun berharap, Pemerintah Daerah lebih mengoptimalkan seperti melakukan penyimpanan air saat musim hujan. Karena,  memang di musim hujan itu pas sekali untuk memenuhi danau, waduk dan detensi waktu yg tepatnya saat musim penghujan.

"Mari kita jadikan informasi prakiraan awal musim ini sebagai bentuk peringatan dini untuk dimanfaatkan oleh kita semua," tutupnya

Rahmatullah Adji menyampaikan awal musim kemarau berkaitan erat dengan peralihan pola monsun arah angin yang biasanya musim hujan arah barat ke timur. Kalau pada musim kemarau dari timur ke barat.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved