KKB Papua
KKB Papua - Sebby Sambom: Kami Punya Mantri Yang Selalu Periksa Pilot Susi Air
Sebby Sambom, Juru Bicara TPNPB-OPM ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ), angkat bicara tentang nasib pilot Susi Air
POS-KUPANG.COM - Sebby Sambom, Juru Bicara TPNPB-OPM ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ), angkat bicara tentang nasib pilot Susi Air yang sampai sekarang masih disandera.
Dikatakannya, sampai sekarang pilot Phillips Mark Merthens tetap sehat. Kondisinya aman dan terpenuhi semua kebutuhannya. "Sampai sekarang masih sehat dan baik-baik saja," kata Sebby kepada Tribun-Papua.com melalui sambungan telepon selularnya, Senin 27 Maret 2023.
Pihak KKB Papua, lanjut Sebby Sambom, punya mantri yang selalu siap memberikan pelayanan kesehatan kepada pilot. Kalau kesehatannya menurun, lanjut dia, maka pilot itu langsung diperiksa. Makanya sampai sekarang pilot tetap aman dan sehat.
Untuk diketahui, pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens, disandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya sejak Selasa 7 Februari 2023. Meski hampir genap dua bulan, namun pilot tersebut belum juga dilepas oleh Egianus Kogoya, pimpinan KKB Papua di Kabupaten Nduga.
Baca juga: KKB Papua - Lenis Minta Egianus Kogoya Hentikan Aksi, Lebih Baik Kita Bangun Papua dengan Damai
Sementara di sisi lain, lokasi penyanderaan pun sampai sekarang belum berhasil diidentifikasi. Pasalnya, pilot selalu dibawa kemana pun Egianus Kogoya berada.
Selain itu, Egianus Kogoya dan kelompoknya juga sampai sekarang belum diketahui keberadaannya oleh aparat gabungan TNI-Polri.

Upaya pembebasan terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru itu pun masih terus diupayakan oleh TNI-Polri.
Lenis Kogoya: Tak Usah Lagi
Sementara itu, Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua Lenis Kogoya meminta TPNPB-OPM untuk menghentikan aksi bunuh membunuh di Papua.
Tindakan itu, katanya, hanya akan mendatangkan derita dan air mata. Sementara dampaknya, adalah Papua tidak bisa dibangun secara baik.
Oleh karena itu, ia mengimbau Egianus Kogoya untuk menghentikan semua aksi kekerasan dan pembunuhan di Tanah Papua.
Hal ini disampaikan Lenis Kogoya saat merespons kasus penyanderaan pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens di Papua yang melibatkan kelompok Egianus Kogoya.
"Lebih baik Egianus dan masyarakat Papua tidak usah bunuh-bunuhan, mari kita bangun karena sudah dikasih provinsi. Dari satu provinsi, dua provinsi, sekarang 6 provinsi, ngapain kita berantem bunuh-bunuh orang terus?" kata Lenis di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 27 Maret 2023.
Baca juga: KKB Papua Nekad, Berani Tembak Prajurit TNI Saat Evakuasi Polisi yang Tertembak di Yahukimo
Menurut Lenis, ia memiliki visi yang sama dengan kelompok Egianus, yakni mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua.
Bedanya, kata Lenis, kelompok Egianus ingin memerdekakan Papua dengan melepaskan diri dari Indonesia. Sedangkan ia ingin memerdekakan Papua lewat jalan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Menurut Lenis, keinginan Egianus Kogoya sebetulnya sudah terjawab dengan pemekaran wilayah yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
Untuk itu, ia berjanji akan menggunakan pendekatan hati agar kelompok Egianus tidak lagi melakukan kekerasan, termasuk dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air.
"Pendekatan ini ada beberapa konsep. Konsep pertama, kami lembaga adat harus turun tangan, kami marga Kogoya turun tangan supaya kami ajak janganlah pembunuhan, enggak baik," kata Lenis.
Ia pun menegaskan bahwa upaya membebaskan pilot Susi Air dengan angkat senjata mesti dipertimbangkan matang-matang karena ada dampak negatif di samping positifnya.
Diketahui, Philips yang merupakan warga Selandia Baru, disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya setelah pesawat yang dipilotinya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023.
Saat itu, pesawat tersebut mengangkut lima penumpang yang merupakan orang asli Papua (OAP). Sebenarnya, Philips dan kelima OAP sempat melarikan diri ke arah yang berbeda.
Namun, belakangan diketahui bahwa kelima OAP telah kembali ke rumah masing-masing, sedangkan Philips masih disandera.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Kisdiyanto menyebutkan bahwa operasi pembebasan pilot Philips Mark Methrtens akan memakan waktu yang lama.
Baca juga: KKB Papua – Ditembak OTK di Puncak Jaya, 2 Prajurit TNI Polri Gugur, Satu Luka-Luka, Begini Kisahnya
Oleh karena itu, Kisdiyanto meminta publik agar bersabar. Negosiasi sedang dilakukan pemerintah dan tokoh masyarakat dengan KKB yang menyandera Philips.
“Ya memang kalau negosiasi tidak akan sebentar, pasti butuh waktu yang panjang. Dan kita semua harus sabar, karena ini menyangkut nyawa manusia yang harus kita selamatkan. Meskipun satu orang, itu adalah nyawa manusia,” ujar Kisdiyanto kepada awak media di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Rabu 15 Maret 2023. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.