Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 26 Maret 2023, Pergilah, dan Jangan Berbuat Dosa Lagi
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Pergilah, dan Jangan Berbuat Dosa Lagi.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Pergilah, dan Jangan Berbuat Dosa Lagi.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Daniel 13: 1-9.15-17.19-30.33-62, dan bacaan Injil Yohanes 8: 1-11.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 27 Maret 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Ibu Bapak, saudari/a terkasih dalam Kristus.
Salam sejahtera untuk kita semua. Hari ini kita memasuki hari pertama pekan kelima masa prapaskah. Kita sudah semakin dekat memasuki hari-hari sucinya Tuhan, penderitaan, wafat dan bangkit.
Hari ini kita kembali berhadapan dengan bacaan-bacaan suci yang mengantar kita pada permenungan kita. Bacaan pertama dari kitab nabi Daniel.
Daniel sebagai Nabi Tuhan yang dikirim secara khusus kepada Israel untuk membela orang-orang yang benar di hadapan Tuhan.
Daniel diutus secara khusus untuk membantu Susana istri Yoyakim yang dijebak oleh orang tua-tua yang hendak mempersalahkan Susana yang hidup suci di hadapan Tuhan. Orang tua-tua itu akhirnya dijebloskan ke dalam penjara.
Tuhan sebenarnya menghadirkan Daniel sebagai bentuk cintaNya kepada orang-orang yang hidup tak bercela di hadapanNya.
Maka ketika hidup kita adalah sebuah penyerahan diri kepada Tuhan berarti kita siap untuk menghadapi semua tantangan yang kita alami.
Dan dalam Injil Yohanes, Yesus digambarkan sebagai seorang Nabi yang menyelamatkan seorang perempuan yang dianggap sebagai “tertangkap basah”.
Mereka hendak mempersalahkan perempuan itu. Hukuman yang siap menantinya adalah dirajam sampai mati.
Yesus akhirnya menyelamatkan perempuan itu dengan berkata, “Barangsiapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah dia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini.”
Mereka sebenarnya mau mencobai Yesus, dan Yesus tahu itu. Dan setelah berbicara begitu, semua orang mundur, mulai dari yang tua-tua. Mengapa yang mundur itu mulai dari mereka yang tua-tua?
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 27 Maret 2023, Aku pun Tidak Menghukum Engkau
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Kisah perempuan yang dianggap sebagai orang yang “tertangkap basah" oleh orang-orang itu menjadi sebuah catatan penting tentang bagaimana kita harus menghormati semua orang bahkan yang telah berbuat dosa atau salah.
Para ahli Taurat dan Orang Farisi itu membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
“Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang begitu.”
Mereka lalu meminta pendapat tentang masalah ini. Orang Farisi dan ahli Taurat ini sebenarnya mau mencobai Yesus untuk dapat mempersalahkan Yesus dalam masalah ini.
Orang Farisi dan ahli Taurat ini sebenarnya representasi dari orang-orang yang sok suci, sok pintar, dan sok jago dan seterusnya.
Namun sebenarnya mereka sendiri juga berbuat dosa. Mereka menghadapkan kepada Yesus seorang perempuan berbuat zinah.
Memangnya dia berbuat zinah sendiri? Di manakah orang yang berbuat zinah dengannya? Lalu mengapa sampai hanya perempuan ini yang dibawa ke muka orang banyak untuk diadili?
Hal yang hampir sama kejadiannya dengan Susana istri Yoyakim itu. Dan itu dilakukan oleh orang tua-tua.
Yesus dalam kisah ini lalu tidak melakukan banyak hal, bicara pun seadanya saja. “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”
Di sini Yesus hanya membuat pertanyaan bukan pernyataan. Pertanyaan ini kalau kita coba bawa dalam konteks kita mungkin akan seperti ini; “Rasa diri yang tidak pernah buat dosa, dia orang pertama yang ambil batu lalu lempar kepada perempuan ini.”
Lalu Yesus menulis ke tanah. Dan yang terjadi setelah itu adalah “pergilah mereka seorang demi seorang mulai dari yang tertua".
Dan akhirnya tinggal Yesus bersama perempuan itu dan berkata, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Mereka yang mundur pertama adalah orang tua-tua. Kita sering sekali gampang menghakimi orang lain. Tapi kita lupa bahwa kita juga sebenarnya pernah melakukan dosa yang sama. Tapi kita biasanya gampang untuk mempersalahkan atau memproyeksikan itu kepada orang lain.
Kita lebih cenderung menuduh atau memfitnah orang lain telah berbuat dosa, tapi kita sendiri menutupinya hanya karena punya orang dalam atau “backingan” yang bisa melindungi kita.
Mari kita belajar dari Yesus untuk tidak secara gampang menghakimi orang lain. “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi.”
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 27 Maret 2023, Sebuah Pengadilan Nurani
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Pesan untuk kita, pertama, tetaplah hidup suci di hadapan Tuhan dan tetap berbuat baik.
Kedua, ketika kita hidup suci di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan selalu memperhatikan dan menolong kita.
Ketiga, jangan pernah terlalu gampang menghakimi orang lain karena kita juga berbuat dosa.
Teks Lengkap Bacaan 27 Maret 2023

Bacaan Pertama Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-62
"Sungguh, aku rela mati, meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan."
Bacaan dari Kitab Daniel:
Pada waktu itu Susana dijatuhi hukuman mati atas tuduhan berbuat serong. Maka berserulah Susana dengan suara nyaring, “Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkau pun tahu, bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun dari yang mereka dustakan tentang aku.”
Maka Tuhan mendengarkan suaranya. Ketika Susana dibawa ke luar untuk dihabisi nyawanya, Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya.
Anak muda itu berseru dengan suara nyaring, “Aku tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!”
Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya, “Apa maksudnya kata-katamu itu?”
Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka. Katanya, “Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti? Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!”
Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan.
Orang tua-tua berkata kepada Daniel, “Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua.”
Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ, “Pisahkanlah kedua orang tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa.”
Setelah mereka dipisahkan satu sama lain, Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya, “Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh.
Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?” Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon mesui!”
Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah untuk membela engkau!”
Setelah orang itu disuruh pergi, Daniel pun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya.
Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu, “Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu birahi telah membengkokkan hatimu.
Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel, dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu!
Oleh sebab itu katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur? Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon berangan!”
Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya engkau binasa!”
Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya.
Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu.
Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya. Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 23:1-3a.3b-4.5.6
Refr. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
Bait Pengantar Injil Yehezkiel 33:11
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannyalah Aku berkenan, supaya ia hidup.
Bacaan Injil Yohanes 8:1-11
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini."
Inilah Injil suci menurut Yohanes:
Sekali peristiwa Yesus pergi ke Bukit Zaitun. Pagi-pagi benar Ia berada di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada Yesus, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian.
Apakah pendapat-Mu tentang hal ini?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya.
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini.”
Lalu Yesus membungkuk lagi dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya.
Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawab perempuan itu, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.