Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 19 Maret 2023, Kuasa Allah Harus Dinyatakan
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Kuasa Allah Harus Dinyatakan.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Kuasa Allah Harus Dinyatakan.
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari kitab pertama Samuel 16: 1b.6-7.10-13a; bacaan kedua Efesus 5: 8-14; dan bacaan Injil Yohanes 9: 1-41.
Di akhir Renungan Harian Katolik disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 19 Maret 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Selamat hari Minggu Prapaskah IV hagi kita semua. Manusia melihat apa yang di depan mata, tapi Allah melihat hati.
Oleh karena Allah melihat hati, maka meskipun Daud baru pulang dari tempat menggembalakan kambing domba, namun Allah berfirman kepada Samuel, "Bangkitlah dan urapilah dia, sebab inilah dia!"
Inilah peristiwa Daud diurapi menjadi raja Israel.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 18 Maret 2023, Ibadah Orang Benar
Di sini berarti Tuhan berkenan atas Daud. Di mata Tuhan, Daudlah yang layak menjadi raja Israel.
Tentu saja manusia boleh berpikir dan merencanakan. Tapi Tuhanlah yang menentukan.
Di sini bagi kita merupakan pesan bahwa hidup menjadi orang-orang terpilih mestinya mencintai dan bersahabat dengan terang.
Hal-hal kegelapan mesti dengan tegas dihalau jauh-jauh. Karena hal-hal kegelapan tidak menghasilkan buah.
Sebaliknya hanya mendulang dosa dan kejahatan. Kita diminta untuk hidup dengan mencintai terang supaya Kristus bercahaya atas kita.
Karena itu hendaklah kita bangun dari keterlelapan tidur kita selama ini. Kita mungkin begitu tenggelam dalam dosa.
Maka sekaranglah waktunya kita bangun meninggalkan kegelapan dan hidup dalam terang Tuhan yang menyelamatkan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 19 Maret 2023, Melihat Tuhan
Kisah seorang anak yang buta sejak lahir, bukanlah karena dosa orangtuanya atau dosa anak itu sendiri.
Buta sejak lahir tidak bisa dengan serta merta kita kaitkan dengan kutukan Tuhan.
Kisah orang buta sejak lahir harus lebih dilihat dari sisi iman yakni di mana " kuasa Allah harus dinyatakan."
Apa maksudnya? Maksudnya bahwa dengan mengalami dan melihat Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir itu, banyak orang menjadi percaya bahwa Yesus sungguh Anak Allah dan dengan penuh kuasa Ia menyembuhkan orang buta itu sehingga ia bisa melihat.
Bagaimana dengan iman kita? Apakah kita masih bersikap seperti orang-orang Farisi yang tetap menutup mata batin terhadap kuasa Allah yang sedang terjadi atau seperti orang buta itu menegaskan sikap imannya dengan berseru, "Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Dia datang, padahal Dia telah memelekkan mataku."
Di sini hendaknya kita hidup dengan mata batin yang terbuka dan senantiasa berseru mengakui, " aku percaya, Tuhan" dalam setiap tindakan kita.
Teks Lengkap Bacaan 19 Maret 2023

Bacaan Pertama 1 Samuel 16:1b.6-7.10-13a
"Daud diurapi menjadi raja Israel."
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel:
Setelah Raja Saul ditolak, berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Isilah tabung tandukmu dengan minyak, dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.”
Ketika anak-anak Isai itu masuk, dan ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah berpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya.
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.”
Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.”
Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan berfirman, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduknya yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 23:1-3a.3b-4.5.6
Refr. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
Bacaan Kedua Efesus 5:8-14
"Bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu."
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:
Saudara-saudara, memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang. Karena terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran.
Ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya, telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
Sebab menyebut saja apa yang mereka buat di tempat-tempat yang tersembunyi sudah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
Itulah sebabnya dikatakan, “Bangunlah, hai kamu yang tidur, dan bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Yohanes 8:12b
Refr. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku akan hidup dalam cahaya abadi.
Bacaan Injil Yohanes 9:1-41
"Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat."
Inilah Injil suci menurut Yohanes:
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berjalan lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?”
Jawab Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang.
Akan datang malam, di mana tak seorang pun dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Sesudah mengatakan semua itu, Yesus meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam.”
Siloam artinya “Yang Diutus”. Maka pergilah orang itu. Ia membasuh dirinya, lalu kembali dengan matanya sudah melek. Maka tetangga-tetangganya, dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata, “Bukankah dia ini yang selalu mengemis?”
Ada yang berkata, “Benar, dialah ini!” Ada pula yang berkata, “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata, “Benar, akulah dia.” Kata mereka kepadanya, “Bagaimana matamu menjadi melek?” Jawabnya, “Orang yang disebut Kristus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku, dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi, dan setelah membasuh diri, aku dapat melihat.”
Lalu mereka berkata kepadanya, “Di manakah Dia?” Jawabnya, “Aku tidak tahu.” Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu adalah hari Sabat.
Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya, “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.”
Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu, “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata, “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mukjizat yang demikian?”
Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu kata mereka pula kepada orang yang tadinya buta itu, “Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu, apakah katamu tentang Dia?” Jawabnya, “Ia seorang nabi!” Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru sekarang dapat melihat.
Maka mereka memanggil orangtuanya dan bertanya kepada mereka, “Inikah anakmu yang kamu katakan lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?” Jawab orang tua itu, “Yang kami tahu, dia ini anak kami, dan ia memang lahir buta.
Tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu; dan siapa yang memelekkan matanya, kami juga tidak tahu. Tanyakanlah kepadanya sendiri,sebab ia sudah dewasa; ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.”
Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias akan dikucilkan.
Itulah sebabnya maka orang tua itu berkata, “Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.” Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu, dan berkata kepadanya, “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah: Kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.”
Jawabnya, “Apakah Dia itu orang berdosa, aku tidak tahu! Tetapi satu hal yang aku tahu, yaitu: Aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” Kata mereka kepadanya, “Apakah yang diperbuat-Nya kepadamu? Bagaimana Ia dapat memelekkan matamu?” Jawabnya, “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya.
Mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?” Sambil mengejek, orang-orang Farisi berkata kepadanya, “Engkau saja murid orang itu, tetapi kami murid-murid Musa.
Kami tahu bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu, kami tidak tahu dari mana Ia datang.” Jawab orang itu kepada mereka, “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, padahal Ia telah memelekkan mataku.
Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Jawab mereka, “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa, dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar.
Yesus mendengar bahwa orang itu telah diusir oleh orang-orang Farisi. Maka ketika bertemu dengan dia, Yesus berkata, “Pecayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya, “Siapakah Dia, Tuhan, supaya aku percaya kepada-Nya.”
Kata Yesus kepadanya, “Engkau bukan saja melihat Dia! Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!” Kata orang itu, “Aku percaya, Tuhan!” lalu ia sujud menyembah Yesus.
Kata Yesus, “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, dan supaya yang dapat melihat menjadi buta.” Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ, dan mereka berkata kepada Yesus, “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?”
jawab Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa. Tetapi karena kamu berkata, ‘Kami melihat’, maka tetaplah dosamu.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.