KKB Papua

KKB Papua - Yudo Margono Bicara Tegas: Bebaskan Pilot Susi Air Bukan dengan Operasi Militer

Laksamana TNI Yudo Margono bicara tegas tentang langkah-langkah yang diambil TNI Polri dalam membebaskan pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens.

|
Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
BUKAN OPERASI MILITER - Pembebasan pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens tak bisa dilakukan dengan cara operasi militer. Sebab yang dihadapi di Papua bukan musuh, tetapi teroris. Hal itu disampaikan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, Rabu 8 Maret 2023. 

POS-KUPANG.COM – Laksamana Yudo Margono, Panglima TNI,  bicara tegas tentang langkah-langkah yang diambil TNI Polri dalam membebaskan pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens.

Dikatakannya, upaya pembebasan Philips bukan dengan cara-cara operasi militer. Karena yang dihadapi di Papua bukan musuh melainkan kelompok teroris.

"Operasi penegakan hukum oleh Tim Gabungan TNI-Polri terhadap KKB  Papua ( Kelompok Kriminal Bersenjata ) masih terus berjalan," ujar L:aksamana Yudo Margono di Mabes TNI, Jakarta, Rabu 8 Maret 2023.

Untuk diketahui sudah sebulan lebih Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua menyandera pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens.

Baca juga: KKB Papua - Elkius Kobak Ancam Masuk Kota Jika Medan Kekuasaannya di Yahukimo Diganggu TNI Polri

Pilot berkewarganegaraan Selandia Baru, Australia ini disandera oleh KKB Papua yang dipimpin Panglima KODAP III Nduga, Egianus Kogoya.

Penyanderaan dilakukan setelah pesawat Susi Air yang dipiloti Phillips, mendarat mulus di Lapangan Terbang Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa 7 Februari 2023 pagi.

Setelah pesawat itu berhenti dan para penumpang turun, KKB Papua yang dipimpin langung oleh Egianus Kogoya pun langsung melakukan penyerangan.

Dalam insiden tersebut, tak ada korban jiwa. Tetapi pesawat Susi Air tersebut langsung dibakar oleh KKB Papua di lapangan terbang tersebut.

BELUM DILEPAS - Hingga saat ini, Egianus Kogoya belum membebaskan pilot Susi Air dari tawanan. Philips Mark Merthens masih ditawan dan hingga kini belum diketahui dimana mereka berada. Pilot tersebut ditahan KKB Papua sejak Selasa 7 Februari 2023 setelah kelompok itu membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga.
BELUM DILEPAS - Hingga saat ini, Egianus Kogoya belum membebaskan pilot Susi Air dari tawanan. Philips Mark Merthens masih ditawan dan hingga kini belum diketahui dimana mereka berada. Pilot tersebut ditahan KKB Papua sejak Selasa 7 Februari 2023 setelah kelompok itu membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga. (POS-KUPANG.COM)

Setelah armada penerbangan tersebut ludes dilahap si jago merah, Egianus Kogoya bersama komplotannya pun menyandera Phillips.

Hingga saat ini, tak diketahui dimana Phillips berada. Namun dalam pernyataannya melalui media sosial, disebutkan bahwa pria berkebangsaan Australia itu dalam keadaan sehat.

Juru Bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom mengatakan, Phillips Mark Merthens senantiasa dikawal oleh pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka.

Semua kebutuhannya dipenuhi. Bahkan Phillips Mark Merthens juga makan ubi kayu, makanan yang disiapkan oleh anggota KKB Papua.

Baca juga: Personel Polres Lanny Jaya Sita 8 Handy Talky, Diduga untuk KKB Papua Egianus Kogoya

Terhadap fakta tersebut, Yudo Margono mengatakan bahwa sampai saat ini operasi pencarian masih terus dilakukan. Prajurit TNI Polri masih terus melacak keberadaan pilot tersebut.

Hambatan dalam upaya pembebasan tersebut, katanya, adalah pilot yang disandera itu selalu dibawa kemana pun KKB Papua bergerak.

Selain itu, anggota KKB pun membaur bersama masyarakat. Karena itu, katanya, sulit bagi prajurit TNI Polri untuk mengambil tindakan.

Sedangkan kendala lain yang dihadapi TNI Polri, ungkap Laksamana Yudo Margono, adalah beratnya medan di Papua.

Panglima TNI ini mengatakan, beberapa hal ini menjadi penyebab lamanya proses pencarian terhadap tawanan.

Hal lainnya, kata Panglima TNI, adalah untuk membebaskan Phillips, tim gabungan TNI-Polri selalu mengedepankan kehati-hatian untuk meminimalisir korban.

Padahal, lanjut Yudo Margono, pihaknya bisa saja menggelar pasukan dalam operasi pembebasan sandera. Akan tetapi hal ini tidak dilakukan, karena akan berdampak pada warga sipil.

"KKB Papua ini selalu bersama-sama dengan penduduk. Makanya TNI Polri selalu berhati-hati dalam mengambil tindakan."

"Jadi bukan di tempat seperti penyalamatan sandera di suatu pesawat, enggak. Ini sandera dibawa pindah-pindah dan bersama dengan masyarakat."

"Makanya kita tidak mau masyarakat menjadi korban hanya gara-gara ini," ujar Yudo di Mabes TNI, Jakarta, Rabu 8 Maret 2023.

Yudo menambahkan selain pertimbangan warga sipil dan berpindah-pindah lokasi, faktor cuaca dan medan juga menjadi kendala lain dalam pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air.

Meski begitu, katanya, operasi penegakan hukum dan penyelamatan oleh tim gabungan TNI dan Polri tetap dilaksanakan.

Untuk itu Yudo Margono meminta semua pihak untuk bersabar dengan proses pencarian yang tengah dilakukan aparat gabungan.

"Harus sabar menyelesaikan ini, karena tidak langsung des (selesai). Kalau operasi militer iya, tapi ini bukan operasi militer, ingat ini bukan operasi militer," tandasnya.

Baca juga: KKB Papua - Egianus Kogoya Bikin Ulah, Kini Bunuh Anak Kecil Putra Kepala Kampung di Lanny Jaya

Dikatakannya, TNI punya prajurit yang berkemampuan khusus, punya alutsista yang semuanya bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat.

Akan etapi, katanya, ini bukan operasi militer. Ini operasi penegakkan huku, sehingga harus selalu mengedepankan hukum.

"Saya punya prajurit berkemampuan khusus, punya alutsista yang bisa menyelesaikan itu dengan cepat. Tapi ini bukan operasi militer. Ini operasi penegakan hukum, sehingga harus mengedepankan hukum," pungkasnya.

Tolak Tawaran Selandia Baru

Pada bagian lain, Yudo Margono juga mengatakan, ia menolak tawaran berupa bantuan pemerintah Selandia Baru untuk selamatkan Pilot Susi Air Phillips Mark Merthens.

Dikatakannya, TNI bersama Polri, masih mampu menangani penyelamatan Pilot Susi Air tersebut.

Makanya, pemerintah Selandia Baru pun mempercayakan penanganan kasus penyanderaan ini kepada aparat keamanan Indonesia.

"Dia (Selandia Baru) tetap nyerahin kepada kita, percayakan pada kita. Dia menawarkan bantuan tapi saya masih mampu menyelesaikan," ujar Panglima TNI saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Rabu 8 Maret 2023.

Yudo menuturkan bahwa pemerintah Selandia Baru menawarkan bantuan lantaran khawatir warga negaranya yang disandera terjadi celaka.

Baca juga: KKB Papua - Ikrar Nusa Bakti Beri Saran Soal Pilot Susi Air: Libatkan Saja Mediator Asing

Mereka masih berharap warganya bisa selamat dengan hidup.

"Dia berharap tadi supaya tidak terjadi celaka terhadap pilotnya, supaya tidak dengan pencarian yang kita gelar ini dia berharap pilot mereka ini selamat," jelas Yudo.

Lebih lanjut, Yudo menambahkan bahwa pihaknya pun telah menjelaskan proses penyelamatan pilot Susi Air itu kepada pihak pemerintah Selandia Baru.

"Tentunya apa yang ditawarkan sama ya tadi diplomasi dan apa saja tadi itu, saya kira itu juga kemarin menghadap saya dan saya sampaikan bahwa kita sudah melaksanakan pencarian itu," tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti mengatakan pihaknya prihatin dan berduka atas insiden pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro Kabupaten Nduga dan penyanderaan pilot Susi Air Captain Phillip Mark Mehrtens oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) pimpinan Egianus Kogoya di Papua.

Ia menghitung sudah 22 hari sejak kejadian pembakaran pesawat dan penyanderaan Captain Phillip.

Susi berharap pasa akhirnya namti Captain Phillip dapat dibebaskan tanpa syarat.

Baca juga: KKB Papua – Elkius Kobak Jadi Target Pasca Tembak Prajurit TNI, Kapolda Papua: Akan Ditindak Tegas

"Kita semua prihatin, berduka, dan kita tetap berharap dan berdoa bahwa akhirnya pilot kita, Saudara Captain Phill Mehrtens bisa dibebaskan tanpa syarat, kalau bisa," kata Susi saat konferensi pers di SA Residence Jakarta Timur pada Rabu 1 Maret 2023.

Ia juga mengaku kaget dan sedih atas kejadian tersebut.

Susi juga tidak habis pikir mengapa kejadian yang sangat tidak diharapkan tersebut dapat terjadi.

"Saya mengerti orang berjuang, ini pendapat pribadi ya, bukan sebagai Susi Air. Sebagai seorang pribadi, memperjuangkan kemerdekaan dengan mengambil kemerdekaan orang, itu adalah bukan cara yang bijak dan benar," kata Susi. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved