Pilpres 2024

Arifki Chaniago Prediksi Koalisi Perubakan Bakal Pecah Bila Demokrat dan PKS Tak Saling Mengalah

Arifki Chaniago, Analis Politik, memprediksi perpecahan bakal terjadi di tubuh Koalisi Perubahan jikalau Partai Demokrat dan PKS tak saling mengalah.

|
Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
BAKAL PECAH - Koalisi Perubahan diramalkan akan pecah jika Partai Demokrat dan PKS tak saling mengalah dalam mengusulkan calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan. Prediksi tersebut disampaikan Analis Politik, Arifki Chaniago, Selasa 7 Maret 2023. 

Berangkat dari dua hal yang berbeda itulah, Arifki Chaniago akhirnya angkat bicara. Ia menyoroti secara khusus perbedaan kepentingan antara Demokrat dan PKS yang terus mencuat belakangan ini.

Dia menyebutkan bahwa dukungan yang diberikan Demokrat dan PKS, tentu ada kepentingan tertentu. Salah satunya, adalah menjagokan figurnya jadi calon wakil presiden.

Jika kepentingan yang berbeda ini tak dikomunikasikan secara baik, tak diakomodir secara baik, maka peluang perpecahan pada Koalisi Perubahan, tentu akan sangat tinggi.

"Dukungan yang diberikan oleh PKS dan Demokrat untuk Anies itu, tentu tidak gratis. PKS dan Demokrat punya kepentingan lain, salah satunya mendorong figur tertentu jadi cawapres Anies, ujar Arifki.

"PKS dan Demokrat sama-sama merasa bahwa Anies ini efek elektoralnya ke NasDem, makanya kedua partai ini ingin mencari efek itu di posisi cawapres," kata Arifki Selasa 7 Maret 2023.

Selama ini, katanya, meski belum ada deklarasi koalisi, namun publik tahu kalau Partai NasDem, Demokrat dan PKS telah bersinergi dalam Koalisi Perubahan.

Ketika PKS memunculkan lagi nama Sandiaga sebagai cawapres Anies, tentunya ini akan berpengaruh terhadap tawaran Demokrat yang mengusung AHY sebagai pedamping Anies.

Kalau pertarungan internal untuk memperebutkan posisi RI-2 ini alot, maka kemungkinan terburuk yang bakal terjadi, adalah koalisi ini bubar. Pasalnya, tak ada kata sepakat antara dua parpol ini.

Jika ini yang terjadi, maka akan tampak betapa Anies Baswedan tidak memiliki kemerdekaan dalam menentukan calon wakil presidennya.

"Jadi, Demokrat sepertinya harus bernegosiasi lagi dengan PKS untuk menyepakati dukungan terhadap AHY."

"Pertarungan Demokrat dan PKS yang memperebutkan posisi cawapres, menjadi bukti bahwa Anies tidak memiliki kemerdekaan dalam menentukan cawapresnya," ucapnya.

Karena itu, kata Arifki, Koalisi Perubahan berpotensi pecah jika tidak adanya komitmen bersama untuk menentukan cawapres Anies.

"Ini soal keikhlasan saja. Jadi Demokrat atau PKS harus ikhlas terhadap cawapres yang bakal mendampingi Anies. Nama itu keluar dari Demokrat dan PKS, atau dari Anies sendiri," ujarnya.

Baca juga: Afrimadona Sebut Anies Baswedan Makin Sulit Dibendung Kini Melangkah Pasti Menuju Capres 2024

"Jika tidak ada kemerdekaan Anies menentukan cawapres, sepertinya deklarasi yang menonjolkan Anies, hanya citra di depan layar saja. Karena di belakangnya masih alot dalam menentukan kesepakatan," pungkas Arifki.

Untuk diketahui, meski dua partai itu belum sepakat nama figur pendamping Anies Baswedan, namun publik berkecendrungan mendukung AHY.

Apalagi di belakang Agus Harimurti Yudhoyono, ada sosok sang ayah, yakni Soesilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-6 RI. Faktor ini juga turut menentukan duet Anies Baswedan pada Pilpres 2024. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved