Berita Lembata
Akses ke SMA SKO Ditutup Karena Perkara Tanah, Pemda Lembata Buka Jalan Baru
sekaligus juga pemerhati pemberdayaan ekonomi melalui Credit Union ini, justru memuji sikap satria bupati.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pemda Lembata membuka jalan baru setelah jalan masuk sebelumnya ke SMA SKO SMARD Lembata ditutup
Aksi penutupan jalan masuk ke SMA SKO SMARD Lembata dilakukan oleh keluarga almarhum MA Rayabelen, Minggu, 19 Februari 2023.
Pemda Lembata di bawah kendali Penjabat Bupati Marsianus Jawa, sangat proaktif memediasi. Minimal agar siswa tidak terdampak oleh pemalangan jalan.
Baca juga: Mengenal Napas Tua Lomblen, Lebih Dari Sekadar Komunitas Motor di Lembata
Yayasan Koker Niko Beeker memang menyurati Pemda Lembata agar bisa memediasi. Marsianus Jawa langsung mengambil langkah cepat.
Dia tidak hanya mediasi, tetapi bahkan langsung terjun ke lapangan melihat sendiri kondisi siswa yang melewati semak belukar untuk sampai ke sekolah, gara-gara jalan masuk ditutup pemilik lahan.
Ujung dari keprihatinan itu, Jumat, 24 Februari 2024, Marsianus menggelar pertemuan dengan para pihak di kantor Bupati Lembata. Tak habis di situ.
Mantan Kepala Inspektorat Provinsi NTT ini langsung memerintahkan untuk membuka jalan alternatif menuju SKO SMARD, Rabu, 1 Maret 2023. Gerak cepat inilah yang menjadi sumber pujian Yayasan Koker Niko Beeker.
Sekjen Yayasan Koker Niko Beeker, Niko Hukulima Lejab mengapresiasi langkah mediatif yang diperankan oleh Pemda Lembata.
Baca juga: Imbas Melonjaknya Harga Beras, Warga Lembata Padati Gudang Bulog
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemda Lembata, khususnya Penjabat Bupati, Bapak Marsianus Jawa yang sejak awal berjuang agar anak-anak tidak menjadi korban dari persengketaan hukum atas tanah,” ujar putera Lembata diaspora ini.
Pegiat IT, yang sekaligus juga pemerhati pemberdayaan ekonomi melalui Credit Union ini, justru memuji sikap satria bupati.
“Kita memberi respek karena Bupati meski bukan orang Lembata asli tetapi jiwa Lembatanya melampaui banyak orang Lembata yang mengklaim diri ‘soga nara lewotana’,” sambung Hukulima.
Hal yang sama diungkapkan Paulus Doni Ruing. Sejak pemalangan jalan, Doni Ruing langsung memutuskan terjun ke Lembata dan terus menekankan bahwa meski secara kedinasan SMARD berada di bawah Dinas Pendidikan Propinsi, tetapi Pemda memiliki tanggungjawab melindungi sekolah yang telah diberi izin oleh pemerintah.
“Sekolah ini diberikan izin secara resmi oleh pemerintah. Karena itu, kami meminta jaminan dari pemerintah untuk ikut memikirkan nasib anak-anak sekolah. Kita harus selamatkan anak-anak, sementara urusan lainnya bisa kita kesampingkan,” ungkapnya.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS