Berita Nasional

Anak Kucing Hutan Diambil dari Hutan Bambu, Macan Tutul Turun ke Perkampungan di Karawang

Warga Kampung Bakan Situ, Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, Karawang kini was was. Mereka beberapa kali mendapati macan tutul mendekati perkampungan.

Editor: Ryan Nong
KOMPAS.COM/Sanggbuana Conservation Foundation
Seekor macan tutul terekam kamera jebak di hutan dekat peekampungan warga di Karawang, Jawa Barat. Warga Kampung Bakan Situ, Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru beberapa kali mendapati macan tutul mendekati perkampungan. 

POS-KUPANG.COM, KARAWANG - Warga Kampung Bakan Situ, Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat kini was was. Mereka beberapa kali mendapati macan tutul mendekati perkampungan.

Kemunculan macan tutul ke lokasi warga lereng Pegunungan Sanggabuana itu berlangsung setelah anak kucing hutan atau meong congkok tersebut diambil dari hutan bambu wilayah Mekarbuana yang menjadi habitatnya. 

Koordinator Mitra Ranger wilayah Mekarbuana Eka Mahardi, warga yang ketakutan kemudian melapor ke Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) yang sebelumnya mengevakuasi dua anak kucing hutan tersebut.

Beberapa warga, sambung dia, masih menganggap anakan kucing hutan tersebut adalah anak macan tutul. Sedangkan induk macan tutul mendekati perkampungan beberapa kali diyakini marah dan akan mengambil anaknya kembali.

Seperti diketahui, akhir Januari 2023, beberapa warga yang menebang bambu di sekitar Gunung Jayanti di Pegunungan Sanggabuana menebang rumpun bambu yang merupakan rumah dari kucing hutan.

Dari rumpun bambu tersebut kemudian ditemukan dua ekor anak kucing hutan yang ditinggal induknya karena bambunya ditebang masyarakat.

Dua ekor anak kucing hutan yang diambil warga ini kemudian dievakuasi Ranger Sanggabuana. Mitra Ranger wilayah Mekarbuana yang menerima laporan munculnya macan tutul jawa ini, sambung Eka, melakukan ground check, mengumpulkan data jejak, dan laporan warga sekitar.

Baca juga: Video Viral TikTok, BKSDA Rawat Kucing Dilindungi Undang Undang

Sambil mengumpulkan keterangan dan jejak, Eka mengedukasi dan mengimbau warga agar tidak menyerang atau memburu macan tutul atau macan kumbang yang turun ke perkampungan.

“Tapi alhamdulillah tidak ada ternak yang diambil sama macan tutul," kata Eka dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Karena keterangan warga tidak jelas pola tubuh karnivora yang muncul, kemudian Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) menurunkan tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SCF) bersama mahasiswi Fakultas Biologi Universitas Nasional untuk memasang kamera trap di beberapa titik lintasan karnivora di hutan Pegunungan Sanggabuana.

Solihin Fu’adi, Direktur Eksekutif SCF mengatakan, beberapa unit kamera trap  dipasang di hutan. Sebagian dipasang di lintasan punggungan gunung yang mengarah ke TKP laporan kemunculan macan.

“Kemaren beberapa Ranger Pasukannya Ongkeng (Sapaan Eka Mahendra) yang patroli pulang membawa kamera trap, dan macan tutul ini menampakkan diri atau terekam kamera sebanyak 5 kali Ada yang tutul dan ada yang kumbang," kata Eka.

Baca juga: Video Penangkapan Lumba-lumba Viral di Media Sosial, Ini Penjelasan BKSDA

Hanya saja, kata Solihin, pihaknya belum mengidentifikasi pola totolnya terkait apakah mereka dari individu yang sama atau bukan. Namun dari empat kali terekam, beberapa mempunyai pola totol yang berbeda.

Solihin mengungkapkan, tidak hanya macan tutul jawa atau Panthera pardus melas saja yang terekam oleh kamera jebak.

Kamera ini juga merekam adanya burung hantu (Tyto alba), musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus), trenggiling (Manis javanica), dan kucing hutan (Prionailurus bengalensis).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved