Berita Sikka Hari Ini
Ikan Dugong Terdampar di Paga, Tim BKSDA wilayah 4 Sikka Turun Pantau Lokasi
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah 4 Kabupaten Sikka meninjau langsung wilayah terdamparnya Ikan Dugong di Pantai Anakalo, Kecamatan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofri Fuka
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah 4 Kabupaten Sikka meninjau langsung wilayah terdamparnya Ikan Dugong di Pantai Anakalo, Kecamatan Paga Kabupaten Sikka, Minggu 24 April 2022.
Kedatangan mereka dipimpin oleh kepala seksi BKSDA wilayah 4 Kabupaten Sikka, Pieter Didok.
Hal ini disampaikan oleh, Alfred Mere, salah seorang warga yang berada di lokasi tersebut bersama tim dari BKSDA wilayah 4 yang berjumlah 5 orang.
Menurut Alfred, tujuan kedatangan Tim BKSDA adalah untuk melakukan pemantauan terhadap ikan Dugong yang terdampar di wilayah pesisir pantai Anakalo.
"Mereka kesini untuk melakukan pemantauan terhadap ikan dugang yang bermain di pesisr pantai," ungkap Alfred.
Menurut informasi yang diperoleh Alfred, Tim BKSDA mendapatkan informasi dari warga terkait terdamparnya Ikan Dugong di daerah itu.
"Kami dapat imformasi dari warga," demikian ucap Alfred meneruskan informasi yang diperolehnya dari Tim BKSDA.
Baca juga: Waspada! Simak 2 Daerah di NTT Berpotensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang
Peristiwa terdamparnya bayi Dugong di Pantai Anakalo, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka sudah terjadi beberapa kali.
Menurut penuturan warga sekitar, terdaparnya bayi Dugong Sabtu 23 April 2022, malam merupakan kesekian kalinya.
"Sudah hampir sebulan ikan dugong terus datang ke pinggir pantai," tutur Alfred saat dihubungi TribunFlores.com via telepon Minggu 24 April 2022.
Menurut Alfred, Bayi Dugong selalu menepi di pinggir pantai anakalo adalah ikan yang sama, di tempat yang sama, dan pada waktu yang sama dengan sebelumnya.
"Ini ikan yang sama saja, ikan yang luka itu, sudah sebulan ini datang ke pantai Anakalo dan selalu pada sore hari," ungkapnya.
Alfred menjelaskan, menurut kepercayaan atau adat istiadat setempat diduga kejadian ini merupakan pertanda buruk bagi warga di Paga.
"Ini kalau begini terus, pertanda buruk sebenarnya, kalau menurut kepercayaan kami," ujarnya.