Berita Rote Ndao
Tukang Sol Sepatu di Menggelama Rote Ndao Per Hari Dapat Cuan 100 Ribu
Usaha sol sepatu Johan bernama Plang Terima Sol Sepatu jangan diremehkan. Usaha kecil Johan di pinggir jalan ini dapat meraup omzet per harinya Rp100.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti
POS-KUPANG.COM, BA'A - Seorang pria pekerja keras kelahiran Batutua, Rote Ndao pada tanggal 01 Agustus 1969 bernama Johan Nalley bekerja sebagai tukang sol sepatu di bilangan Desa Persiapan Menggelama, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao.
Lebih menakjubkan lagi, dalam situasi apapun, meski terjadi badai silih berganti, Johan tidak pernah mengurungkan niatnya untuk menjahit sepatu.
Usaha sol sepatu Johan bernama Plang Terima Sol Sepatu jangan diremehkan. Usaha kecil Johan di pinggir jalan ini dapat meraup omzet per harinya Rp100.000.
Bahkan kalau dikalikan 30 hari dalam 1 bulan, pendapatan Johan bisa jauh lebih tinggi dari upah minimum kabupaten sekalipun.
Baca juga: Kades Baadale Rote Ndao Kukuhkan Badan Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa
"Kadang omzetnya, lihat cuaca, kalau ramai, satu hari saya bisa dapat Rp100.000. Cuaca bagaimanapun saya tetap menjahit, karena berkat itu datang kita tidak tahu, bisa ramai, bisa tidak, Tuhan sudah atur," ungkap Johan kepada POS-KUPANG.COM, Rabu, 8 Februari 2023.
Ia menyebutkan, ongkos pembayaran sol sepatu dibayar sesuai kategori. Kalau 1 pasang untuk kategori dewasa
seharga Rp 20.000, untuk kategori anak-anak 1 pasang Rp 15.000 dan pemasangan hak sepatu perempuan dan hak sepatu pantofel untuk pria senilai Rp 15.000.
Johan juga mengisahkan, awalnya, tujuan ia bekerja sebagai sol sepatu, ia mengajak anak muda yang menganggur untuk menjahit sembari ia memberi pelatihan sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi kaum muda atau milenial.
Baca juga: Video Viral TikTok, Anak Tukang Sol Sepatu Sholat di Tepi Jalan Kenakan Plastik, Sangat Humanis
"Tapi ternyata mereka tidak punya kemauan, mereka tidak ada minat, makanya saya memutuskan untuk menjahit sendiri. Saya percaya, rejeki itu selalu ada," ucap Johan.
Pria berusia 54 tahun ini telah bekerja sebagai tukang sol sepatu sejak tahun 2017 (6 tahun bekerja). Setiap hari Johan bekerja mulai dari jam 7 pagi dabn tutup pada pukul 19.00 wita atau jam 7 malam, jika suasana ramai.
Diterangkannya, selain menjahit sepatu, biasanya ia juga mengikuti kegiatan pelatihan menjahit dan mendapatkan sertifikasi, juga seraya sekaligus mengasa kemampuan menjahitnya. Jikalau tidak ada pelatihan, dirinya hanya fokus menjahit sepatu.
Johan dikaruniai 3 orang anak. Anak pertama telah tamat SMA sejak tahun 2019 dan sekarang mengadu nasib ke tanah Jawa. Anak yang kedua sekarang masih duduk bangku SMK kelas 3 dan anak yang ketiga baru berusia 4 tahun.
"Saya berharap, bisa ada perhatian dari Pemerintah buat kita pengusaha kecil supaya bisa maju sedikit usaha kita," pungkas Johan. (rio)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS