Berita NTT
Ketua STIPas Kupang Masih Membenahi Lingkungan Kampus
disiplin mengikuti kuliah dan hal terkait di dalamnya. Jika tercipta relasi atau hubungan yang baik, maka akan terbangun sebuah tim kerja
Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Setelah terpilih sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pastoral atau STIPas Keuskupan Agung Kupang, RD. Dr.Florens Maxi Un Bria, S.Ag, M.Sos, pada akhir tahun 2022, kini ia masih membenahi lingkungan kampus itu.
“Saya masih membenahi lingkungan kampus untuk hasilkan suatu masa depan yang lebih berpengharapan, memberi terang dan keterbukaan. Siapa saja yang masuk di lingkungan kampus ini harus merasakan sukacita,” kata Romo Maxi-demikian panggilannya- saat ditemui di ruang kerjanya, Senin, 6 Februari 2023. Ia menggantikan RD Emanuel BS Kase, S.Fil, M.M.
Pada prinsipnya, imam Keuskupan Agung Kupang, ini akan meneruskan dan meningkatkan hal-hal yang positif yang telah dilakukan pimpinan STIPas sebelumnya, yakni RD Kanis Pen, RD Gerardus Duka dan RD Emanuel Kase.
Baca juga: STIPAS Keuskupan Agung Kupang Gelar Seminar Nasional Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar
Menurut Romo Maxi, lingkungan kampus seyogyanya membangun iklim komunikasi yang baik, keterbukaan antara mahasiswa-mahasiswi, dosen dan dengan siapa saja di kampus itu. Belajar juga meminta maaf dan memaafkan, berkepribadian baik, memberi teladan serta disiplin.
Disiplin administrasi, disiplin mengikuti kuliah dan hal terkait di dalamnya. Jika tercipta relasi atau hubungan yang baik, maka akan terbangun sebuah tim kerja yang solid.
Kepada para mahasiswa-mahasiswi, Romo Maxi mengatakan saat ini lembaga itu melakukan pendampingan secara khusus. Sebagai calon pemimpin maka mereka patut mendapat perhatian secara serius terutama pembentukan karakter.
Seorang calon pemimpin harus punya karakter yang khas. Ia harus terbuka, komunikatif, bersahabat, peduli dan tanggap terhadap situasi dan kondisi di sekitarnya.
“Setiap pagi, kami berdoa bersama di kampus, mahasiswa-mahasiswi memberi renungan, berkhotbah, ada juga public speaking bahkan ada ilmu jurnalistik. Setiap Sabtu wajib berbahasa Inggris,” katanya.
Beberapa elemen latihan dasar di atas kata dia, ingin mengarahkan mahasiswa-mahasiswi untuk familiar dengan kondisi saat ini dan mendatang, selain untuk menjadikannya percaya diri. Percaya diri itu, kekuatan dasar dalam menumbuhkembangkan kepribadian.
Baca juga: STIPAS Keuskupan Agung Kupang Gelar Workshop Penyusunan RPS dan Silabus, Ini Tujuannya
Ketika membawakan sambutan, misalnya mahasiswa-mahasiswi diarahkan agar runut, logis dan meyakinkan. Karena itu, seorang mahasiswa juga harus banyak membaca, meringkas buku, membuat makalah dengan menulis tangan serta berdiskusi.
“Di kampus ini kami mengistilahkan sebagai pendampingan yang berkelanjutan,” kata Romo Maxi yang pernah bertugas di Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) ini.
Para mahasiswa-mahasiswi ini ke depan kata dia, akan menjadi agen-agen pastoral yang handal dan kapabel. Ia menjadi komunikator yang baik, mitra antara pastor, umat dan tokoh-tokoh umat serta menjadi penyuluh agama di sekitarnya.
Jika ada mahasiswa-mahasiswi yang punya prestasi akademik bagus, pihaknya mendorong untuk melanjutkan kuliah magister. Jika boleh, ia mengajar kembali di kampus itu karena sudah mengetahui situasi dan kondisi serta tata nilai yang ada. Ia menjamin jika seseorang telah mengajar di kampus itu, maka potensi untuk melanjutkan studi doktoral selalu ada.
Romo Maxi juga mengatakan terus mendorong para dosen untuk melanjutkan pendidikan doktoral. Saat ini ada beberapa dosen tengah menempuh pendidikan itu. Kepada semua dosen ia memberi kesempatan untuk mengikutinya karena akan memberi dampak yang positif bagi perkembangan kampus itu ke depan.
Jika kampus itu telah memiliki beberapa orang doktor, kata alumni Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta tahun 2022 ini, maka ke depan berpeluang akan dibuka lagi program studi (prodi) baru atau program pendidikan Magister Ilmu Pastoral. (pol)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS