Berita Kabupaten Kupang
Peternak di Kabupaten Kupang Merugi Akibat ASF
Turunnya harga per ekor hingga per kilogram daging babi ini diakuinya telah berlangsung 3 hari berselang adanya berita mengenai ASF
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Peternak di Kabupaten Kupang merugi akibat virus flu babi atau African Swine Fever (ASF). Peternak merugi hingga 50 persen.
Yeftha Yerianto Sabaat selaku Ketua Kelompok Usaha Bersama Tunas Muda Kaniti menyebut harga jual per ekor Rp 4 juta dulunya lalu turun hingga Rp 2 juta.
Peternak di Kabupaten Kupang, Provinsi NTT, disebutnya merugi karena kondisi tersebut. Di samping itu peternak harus berupaya mencegah ASF secara mandiri.
Baca juga: Ketua KPUD Kabupaten Kupang Lantik 531 PPS, Tekankan Jaga Netralitas
"Harga jual perekor juga ikut turun yang biasanya bisa dijual dgn harga Rp 4 jutaan turun jadi Rp 2 juta. Kalau harga anak babi (bibit) masih stabil Rp 1,5 juta per ekor," sebutnya, Jumat 27 Januari 2023.
Harga jual daging babi juga turun drastis. Ia menyebut pada akhir tahun 2022 lalu harga jual per kilogram bisa sampai Rp 100 ribu namun turun sekitar Rp 55 ribu dalam beberapa minggu ini.
"Sekarang turun sampai Rp 45 ribu per kilogram," tambahnya.
Turunnya harga per ekor hingga per kilogram daging babi ini diakuinya telah berlangsung 3 hari berselang adanya berita mengenai ASF di NTT.
Baca juga: Warga Keluhkan Tambang Pasir Liar di Sungai Batulesa Sumlili Kabupaten Kupang
Untuk kondisi saat ini, kata Yeftha, memang masih belum terlalu parah dibanding ASF dua tahun belakangan. Para peternak juga telah belajar dari pengalaman itu sehingga bisa berupaya mencegah secara mandiri.
"Kami bertindak cepat mencegah terjadinya penyebaran ASF di lingkungan kami. Kekhawatiran kami kalau ASF tak kunjung berhenti, apalagi kalau sampai lebih parah dari ASF yang lalu," lanjut dia.
Pihaknya saat ini hanya terus menjaga kebersihan kandang, membatasi akses orang ke kandang juga memberikan vitamin ke ternak babi mereka.
Berdasarkan data Dinas Peternakan Provinsi NTT tercatat 239 kasus kematian ternak babi di beberapa kabupaten dan kota akibat virus demam babi Afrika atau ASF.
Data ini dirangkum hingga 23 Januari 2023 dan disampaikan Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT Yohanna Lisapally melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan Melky Angsar.
Kasus kematian ternak babi di Kota Kupang tercatat 39 kasus, lalu 75 kasus di Kabupaten Kupang, Sumba Barat Daya dengan 20 kasus, Ende terdapat 30 kasus, Flores Timur dengan 33 kasus dan Sikka 42 kasus.
Jumlah sementara ini berbeda dengan kondisi yang terjadi di tahun 2020 dan 2021 yang sebarannya bisa merata hingga 22 kabupaten kota di Provinsi NTT saat ASF menyerang NTT.
Untuk Kota Kupang sendiri diimbau agar masyarakat tidak sembarangan membeli daging babi yang dijual di pinggir jalan. Imbauan ini disampaikan Dinas Pertanian Kota Kupang yang juga mengurusi soal peternakan.
"Untuk yang ada dijual di pinggir jalan itu harus dilihat izin dan keterangan sehatnya. Harus yang sehat dan dipotong melalui rumah potong hewan (RPH)," ungkap Kepala Dinas Pertanian Kota Kupang, Obed Kadji di kantornya, Rabu (25/1/2023). (Fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS