Berita Kabupaten Kupang

Selama Tujuh Tahun SMAN 4 Takari Hanya Pakai Gedung Darurat

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Takari di Desa Oelnaineno,  Kecamatan Takari selama tujuh tahun melakukan KBM di gedung darurat

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/RYAN TAPEHEN
DARURAT - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Takari di Desa Oelnaineno Kecamatan Takari sudah tujuh tahun melakukan kegiatan belajar mengajar dengan fasilitas darurat. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen

POS-KUPANG.COM, OELAMASI - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Takari di Desa OelnainenoKecamatan Takari selamatujuh tahun sejak tahun 2016 melakukan kegiatan belajar mengajar hanya dengan menggunakan fasilitas gedung darurat.

Sekolah tersebut awalnya sejak berdiri pada tahun 2016 merupakan kelas filial atau kelas jarak jauh dari SMAN 2 Takari yang berada di desa Tanini Kecamatan Takari.

Saat ini mereka sudah menjadi sekolah mandiri setelah pada tahun 2021 lalu Pemerintah Provinsi NTT menyerahkan akta pendirian sekolah tersebut.

Baca juga: Peduli Kemanusiaan, INTI NTT Bantu 80 Keluarga Korban Banjir di Takari Kabupaten Kupang

Bangunan sekolah yang serba darurat itu merupakan swadaya masyarakat Desa Oelnaineno yang secara sukarela dengan bahan alam yakni kayu, gewang, dan bambu mendirikan bagunan sekolah tersebut pada tahun 2016.

Di sekolah ini terdapat sekitar tujuh bangunan yang ditambah dengan satu bangunan mess guru yang terletak di belakang ruang guru dan ruang kepala sekolah.

Hanya bangunan ruang guru dan kepala sekolah yang menggunakan atap seng bekas yang diambil dari bekas seng pasar lama yang sudah dibongkar sementara gedung lain diatap dengan daun gewang.

Baca juga: Sertijab Pejabat Tinggi Pratama Kabupaten Kupang, Plt Sekda:Pejabat Tingkatkan Performa Pelayanan

Dinding ruang kelaspun menggunakan pelepah daun gewang atau biasa disebut bebak dan tidak dibuat penuh hanya tinggi sebatas dada orang dewasa sehingga bisa memaksimalkan cahaya yang masuk agar siswa bisa belajar dengan baik.

Lantai ruangannya masih dari tanah dan bila sewaktu-waktu hujan deras dan atap bocor maka lantai akan becek karena tergenang air.

Di tengah-tengah kompeks sekolah tersebut dibuat lapangan upacara sekaligus ruang terbuka bagi siswa agar  berinteraksi di luar kelas.

Deretan bunga pagar juga ditanam di depan ruang krlas sehingga menjadi pagar hidup  beberapa pohon yang tumbuh disana juga ditempelkan tulisan nama biologi tumbuhan tersebut.

Meskipun semuanya serba darurat namun hingga tujuh tahun berlalu ini para siswa dan guru-guru tidak banyak mengeluh karena orang tua siswa di sekolah ini sangat memperhatikan mereka

Menurut pengakuan orang tua siswa,  sekaligus pendiri sekolah tersebut Yakobis Nifu saat ditemui di Oelnaineno, Sabtu 29 Januari 2023 mengungkapkan beridirinya sekolah tersebut tujuh tahun yang lalu karena kepedulian mereka akan anak-anak bisa mengakses pendidikan lebih dekat.

"Awalnya kelas filial itu kami pakai gedung Kapela Gereja Katolik di sini dan itu berjalan selama enam bulan. Waktu itu orang tua bersama masyarakat meminta tokoh adat menyerahkan sebidang tanah disini untuk membangun gedung darurat disini," jelasnya.

Baca juga: KADIN NTT Serahkan Bantuan Bagi Korban Banjir Bandang Fatuleu Barat

Perjuangan dirinya bersama pendiri lain ternyata tidak sia-sia karena sejak berdiri hingga saat ini sekolah tersebut sudah menghasilkan tiga angkatan yang tamat dari sekolah tersebut.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved