Berita Kota Kupang

Kelurahan Nefonaek dan Puskesmas Pasir Panjang Gunakan Mimo Tekan Stunting 

Kelurahan Nefonaek dan Puskesmas Pasir Panjang kini menggunakan Mimo, susu kelor  yang diproduksi salah satu UMKM lokal di kelurahan tersebut

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
FOTO BERSAMA - Lurah Nefonaek, Josephina Neltji Ungirwalu dan Plh Ketua Dekranasda NTT Nasir Abdullah saat foto bersama usai penyerahan Mimo, susu kelor yang diproduksi salah satu UMKM lokal di kelurahan tersebut, untuk menekan stunting. Rabu 25 Januari 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kelurahan Nefonaek dan Puskesmas Pasir Panjang kini menggunakan Mimo, susu kelor  yang diproduksi salah satu UMKM lokal di kelurahan tersebut untuk menekan stunting.

Penggunaan Mimo ini resmi diberlakukan pada Rabu 25 Januari 2023 yang bertepatan dengan Hari Gizi Nasional.

Peresmian itu dilakukan di Kantor Lurah Nefonaek oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTT dan Pelaksana Harian (Plh)  Ketua Dekranasda NTT, Nasir Abdullah saat itu.

Business Owner Mimo (Milk Moringa Indonesia), Nyi Raden Citra Masniary Bratawidjaja menyebut Mimo memang belum dikomersilkan tetapi saat ini hanya digunakan sebagai produk asupan bagi anak-anak di Kelurahan Nefonaek.

Baca juga: Kepala BKKBN Hasto Wardoyo: Paling Krusial Soal Stunting, Perubahan Perilaku Masyarakat

Asupan tambahan ini akan dibagikan ke 23 anak di Kelurahan Nefonaek selama 3 bulan nantinya yaitu Februari hingga April sehingga akan mengalami perbaikan gizi.

Terdapat 23 anak yang memperoleh produk ini adalah 13 anak stunting dan 10 anak yang berpotensi stunting berdasarkan penimbangan yang dilakukan di posyandu.

Produk ini pun juga disebutnya telah teruji secara klinis sehingga dapat dikonsumsi oleh anak-anak yang nantinya.

Nantinya tiap anak akan diberikan kemasan 500 gram susu Mimo dan 850 gram biskuit balita dari DPR RI yang wajib dihabiskan selama seminggu.

Terdapat tim khusus yang memeriksa setiap minggunya dan akan diberikan lagi untuk minggu-minggu berikutnya.

"Harapan kita Mimo dapat terus dibagikan gratis untuk posyandu di NTT atau kalau bisa ke seluruh Indonesia. Dari NTT untuk Indonesia," sebutnya saat ditemui di kantor lurah tersebut.

Mimo juga memiliki Vitamin D3 sekitar 59 persen dan kandungan gizi lainnya sehingga selain untuk penanganan stunting bagi anak di atas satu tahun, produk ini juga baik untuk orang dewasa yang kekurangan kalium.

Baca juga: Ketua TP PKK: Penurunan Stunting Harus Dilakukan Secara Integratif dan Kolaboratif

Saat ini tengah diproduksi 400 sachet susu Mimo yang akan dibawa nantinya oleh anggota DPR, Julie Sutrisno Laiskodat, untuk dipresentasikan ke Komisi IX DPR RI menjadi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) nasional.

"Kita dibutuhkan dan kalau Tuhan berkenan maka seluruh Indonesia dari Nusa Tenggara Timur karena lagi diperjuangkan di Komisi IX DPR RI untuk menjadi PMT nasional," tambah Citra.

Produk susu kelor sebelumnya juga diluncurkan pada 6 Januari 2023 oleh lurah setempat ini juga mempunyai berbagai program ke depan yang dekat dengan anak-anak seperti membuat buku anak dan animasi.

Saat ini pun terdapat 4 orang yang dipekerjakan untuk produksi dan kemasan produk pun dihasilkan oleh tenaga lokal dari Kelurahan Nefonaek Kota Kupang.

Kaum disabilitas juga akan dilibatkannya untuk memproduksi Mimo dan akan diberdayakan sebanyak-banyaknya mengikuti permintaan akan produk ini nantinya.

Susu sapi dengan bubuk kelor ini sendiri dibuatnya setelah bergabung di komunitas Hay Drink yang diampu juga oleh Ketua Dekranasda NTT Julie Sutrisno Laiskodat bekerja sama dengan Dapur Kelor.

"Kelor ini mem-booster lagi kandungan gizi di susu sapi," jelasnya.

Lurah Nefonaek, Josephina Neltji Ungirwalu SP juga menyebut nilai gizi pada susu ini sangat dibutuhkan dalam penanganan stunting pada anak yang tersebar di 4 posyandu di wilayah itu.

"Pemberian produk ini dimulai Februari hingga dengan April tahun ini. Jadi angka stunting kita bisa turun," katanya.

Baca juga: Atasi Stunting di NTT, Anggota DPR RI Julie Laiskodat Minta Warga NTT Konsumsi Kelor dan Ikan

Kepala Puskesmas Pasir Panjang dr Eka Muftiana Rahmawati berharap minimal dalam 3 bulan ini dapat dilihat progresnya terutama proses pencegahan terhadap 10 anak yang berpotensi stunting ini.

"Kita perlu memastikan bantuan ini dapat efektif dan bermanfaat," tukasnya.

Ia menyebut secara keseluruhan terdapat 207 anak stunting di wilayah kerja Puskesmas Pasir Panjang. Pihaknya juga telah mendistribusikan alat ukur ke 19 posyandu jelang bulan timbang di Februari nanti.

Proyeksi sasaran timbang Februari ini juga akan naik sebanyak 15 orang dari sekitar 2 ribu anak di Agustus lalu. Ia berharap semuanya dapat tertimbang karena sebelumnya partisipasi penimbangan belum tercapai.

"Harapan saya semua anak tertimbang," kata dia. (fan)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved