Berita Manggarai Timur
Dinas Kesehatan Laporkan Belum Ada Kasus ASF Pada Ternak Babi di Manggarai Timur
Saat ini petugas di lapangan belum melaporkan adanya kasus kematian hewan babi meskipun di beberapa wilayah di NTT telah dilaporkan adanya virus ASF.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo
POS-KUPANG.COM, BORONG - Kepala Bidang Kesehatan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai Timur, Rofinus Gurundu, A.Md., menyebutkan hingga saat ini belum ada kasus Virus African Swine Fever (ASF) atau virus flu babi afrika di wilayah Manggarai Timur.
Menurut Rofinus, saat ini petugas di lapangan belum melaporkan adanya kasus kematian hewan babi meskipun di beberapa wilayah di NTT telah dilaporkan adanya virus ASF.
"Sampai dengan saat ini virus ASF pada ternak babi sesuai laporan petugas kami di lapangan aman-aman saja. Belum ada kematian babi yang besar dan luas untuk sementara masih aman-aman," ujar Rofinus kepada POS-KUPANG.COM, Selasa 17 Januari 2023.
Baca juga: Pelajar di Borong Antusias Gunakan Bus Sekolah Dishub Manggarai Timur, Warga Minta Tambah Armada
Meski demikian, kata Rofinus, pihaknya melakukan antisipasi dini dengan melakukan pencegahan terhadap virus ini maupun jenis penyakit atau virus pada ternak babi melalui para petugas di lapangan.
Adapun langkah-langkah yang diambil untuk pencegahan ini, terang Rofinus, sebelumnya maupun kedepan pihaknya terus melakukan vaksinasi untuk mengantisipasi penyakit hog cholera atau penyakit virus babi yang serius dan dapat menimbulkan masalah yang fatal pada hewan tersebut.
Selain itu, pihaknya juga melakukan penertiban ternak-ternak babi milik warga yang dibawa dari luar daerah Kabupaten Manggarai Timur.
"Ternak-ternak babi betul-betul kita jaga agar tidak ada yang masuk dari luar karena sangat berpotensi terjadinya serangan virus ASF maupun hog cholera pada ternak babi. Karena ASF ini resiko penularan bisa 100 persen,"ujar Rofinus.
Baca juga: Pembangunan Kembali TRK SDI Wae Ciu Manggarai Timur yang Ambruk Diterpa Angin Hampir Rampung
Dikatakan Rofinus, pihaknya juga melakukan pembersihan kandang-kandang babi yang terjadi kasus babi mati dan juga melakukan penyemperotan disinfektan di kandang guna mematikan virus yang ada. Dan juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan produk daging babi.
"Jadi penggunaan produk-produk daging babi artinya sisa-sisa daging babi yang dikonsumsi oleh manusia tidak boleh diberikan kepada ternak babi dan juga setelah makan tidak langsung pergi ke kandang untuk memegang ternak babi. Hal ini untuk mencegah karena kemungkinan produk daging babi itu sudah ada sedikit virus atau jenis penyakit lain yang dapat beresiko pada ternak babi peliharaan,"terangnya.
Rofinus juga mengatakan, sejauh ini juga jika ada ternak babi peliharaan masyarakat yang mati langsung segera dilaporkan kepada petugas untuk selanjutnya langsung ditindaklanjuti dengan pendampingan petugas untuk dikuburkan, pembersihan dan penyemperotan disinfektan di kandang babi itu. (rob)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS