Berita Kota Kupang
Sebelum Gantung Diri, Penjaga SDN Nefosaka Tulis Pesan Terakhir
Orias (31) seorang honorer yang kesehariannya bertugas sebagai penjaga SDN Nefosaka harus mengakhiri hidupnya secara tragis dengan cara gantung diri.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Orias (31) seorang honorer yang kesehariannya bertugas sebagai penjaga SDN Nefosaka harus mengakhiri hidupnya secara tragis dengan cara gantung diri, Senin 16 Januari 2023.
Warga RT 2/ RW 8 Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang tersebut ditemukan di dalam gedung lama SDN Nefosaka.
Sedangkan beberapa warga juga menemukan sebuah pesan terakhir untuk keluarganya di dalam kamar milik korban di rumah yang berjarak beberapa meter dari bangunan SDN Nefosaka.
Pesan tersebut berisi permohonan maaf dari korban yang telah mempermalukan keluarga dekaligus meminta agar menjaga kepunyaan yang ditinggalkannya.
Baca juga: Seorang Pria Ditemukan Gantung Diri Dalam Bangunan Lama SDN Nefosaka
Adapun isi pesan yang ditinggalkan korban berupa kalimat "b minta maaf bikin malu keluarga apa yang ada tolong jaga" yang ditulis pada selembar kertas liturgi ibadah perayaan Natal bersama di SDN Nefosaka.
Kepada POS-KUPANG.COM, Kapolsek Maulafa Kompol Anthonius Mengga menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan dari sejumlah saksi di lokasi kejadian, korban meninggal karena gantung diri.
Anthonius menambahkan, menurut keterangan pihak keluarganya, korban mengalami depresi pada penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh.
"Korban merasa putus asa kemudian nekat mengakhiri hidupnya secara tragis dengan cara gantung diri pada bangunan kosong dan menggunakan bangku kayu di dalam ruang kelas sebagai pijakan," kata Anthonius.
Baca juga: BREAKING NEWS: Warga Oefafi Ditemukan Gantung Diri di Desa Oebelo
Demikian juga keterangan dari saksi mata Yorim Lasa mengaku saat memindahkan sapi dari kandang ke kebun yang berdekatan dengan Gedung Lama SDN Nefosaka.
"Kondisi masih pagi dan hujan sehingga saksi Yorim setelah memindahkan sapi, kemudian berteduh di lokasi kejadian, dan menemukan pintu ruangan kelas dalam kondisi terbuka, dan saat menengok ke dalam ruangan, saksi mendapati korban sudah dalam posisi tergantung dan tidak bernyawa," jelas Anthonius.
Hal tersebut membuat saksi memberitahu kakak kandung korban, Yeremias yang langsung berlari mendatangi lokasi kejadian untuk melihat kondisi korban, namun tidak ada respon karena korban sudah tidak bernyawa serta ada tulisan tangan korban berisi pesan terakhir yang ditulis pada selembar kertas liturgi tersebut.
"Terhadap jenazah korban, kami telah mengevakuasinya ke RSB Titus Uly Kupang untuk kepentingan visum, serta pihak keluarga korban menolak autopsi, sehingga setelah membuat laporan di Polsek Maulafa, pihak keluarga langsung membawa pulang jenazah korban untuk dimakamkan secara kekeluargaan," ujar. (zee)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS