Renungan Harian Katolik 9 Januari 2023, Inilah Anak yang Kukasihi

Pola yang dikisahkan dalam cerita pembaptisan Yesus ini memang sangat manusiawi sekali dan natural.

Yohanes memang tahu dengan sangat baik tentang siapakah dirinya dan siapa orang yang mau dia baptis. “Akulah yang mesti di baptis olehMu”.

Yohanes memang merasa harus demikian karena memang dia hanyalah orang yang mempersiapkan Dia yang datang ini.

Maka Yohanes memang merasa tidak layak untuk tugas ini, membaptis Yesus. “Masakan Engkau yang datang kepadaku?”

Sebuah ungkapan kerendahan diri di hadapan Tuhannya. Namun Yesus menjawabnya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah”. Yesus sendiri juga tidak memberikan banyak argumentasi tapi memberikan pernyataan tentang “Penggenapan dari semua Janji Tuhan dalam diriNya”.

Dan tanda dari penggapan itu adalah setelah Yesus keluar dari dari air di sungai Yordan itu dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya”.

Lalu terdengar suara dari langit: “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.”

Kisah pembaptisan Yesus ini menjadi gambaran akan pola manusiawi kita masih sangat jauh. Betapa tidak. Ketika kita sudah memiliki
jabatan tinggi kecenderungan manusiawi kita adalah tidak mau anggap orang lain.

Keberadaan orang lain apalagi yang lebih rendah kedudukan dari kita menjadi sangat sulit.

Kecenderungan manusiawi kita akan memberontak karena pasti akan merasa malu karena orang yang lebih rendah kedudukannya harus melantik kita.

Seharusnya orang yang lebih tinggilah yang akan melantik kita. Atau jika kita sudah memiliki jabatan tinggi, kita cenderung merasa tinggi hati dan sulit untuk menjadi rendah hati. Semua yang lain dianggap bawahannya.

Namun Yesus ajarkan untuk selalu rendah hati dan mengikuti kehendak Tuhan. Kita diajak untuk semakin rendah hati walaupun sulit. Semakin lebih bijak dalam melakukan tugas kita.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Yang bisa kita pelajari adalah kita semua sudah dibaptis maka hidup kita harus sesuai dengan tugas Kehendak Tuhan sendiri.

Kedua, semua yang terjadi atas diri kita adalah karya Tuhan sendiri atas diri kita. Kita seharusnya bersyukur selalu. Ketiga, semua kita adalah perpanjangan kasih Allah kepada sesama manusia.