Demokrat Terguncang

Adi Prayitno Soroti Pakde Karwo Kembali ke Partai Golkar: Itu Kerugian Besar Bagi Demokrat

Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, menyoroti langkah Pakde Karwo yang secara mengejutkan kembali ke Partai Golkar.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
DEMOKRAT RUGI - Dedengkot Partai Demokrat Jawa Timur, Pakde Karwo kini pindah ke Partai Golkar. Berpindahnya sosok ini ke Golkar bakal membawa pengaruh yang signifikan pada Partai Demokrat. Gerbong besarnya bakal dibawa ke Golkar dan Demokrat akan rugi besar. 

POS-KUPANG.COM - Adi Prayitno, Direktur Eksekutif PPI ( Parameter Politik Indonesia ), menyoroti langkah Pakde Karwo yang secara mengejutkan kembali ke Golkar, partai yang dulu membesarkannya. 

Mantan Gubernur Jawa Timur pindah lagi ke Partai Golkar, setelah sebelumnya ia total berjuang untuk membesarkan Partai Demokrat. Kondisi ini tentunya bisa membuat Demokrat terguncang

Langkah pria yang bernama asli Soekarwo itu pun kini mencuri perhatian Adi Prayitno, hingga ia pun menyebutkan bahwa kembalinya Pakde Karwo akan berdampak terhadap nasib Demokrat di Jawa Timur.

Dikatakannya, kepindahan Soekarwo itu, pasti akan membawa dampak yang signifikan terhadap peta politik di Jawa Timur.

Baca juga: Agus Harimurti Yudhoyono Jumpa Ribuan Kader dan Simpatisan Partai Demokrat di NTT

Setidaknya, elektabilitas Demokrat bisa tergerus dan pada saat yang sama, Partai Golkar akan menuai dari apa yang ditanam Pakde Karwo selama ini.

Di jawa Timur, lanjut Adi Prayitno, Pakde Karwo memiliki ketokohan yang kuat di Jawa Timur. Figurnya sangat populer di tengah masyarakat.

Oleh karena itu, kata dia, jikalau Pakde Karwo kini pindah ke Demokrat, maka hal tersebut akan mengubah peta politik di Jawa Timur.

LEBIH DIUNGGULKAN - Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar lebih diunggulkan sebagai sosok pengganti Presiden Jokowi. Ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indonesia Network Election Survei atau INES.
LEBIH DIUNGGULKAN - Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar lebih diunggulkan sebagai sosok pengganti Presiden Jokowi. Ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indonesia Network Election Survei atau INES. (POS-KUPANG.COM)

"Pak De Karwo tokoh yang kuat dan mengakar di Jatim, punya penetrasi kuat ke akar rumput," kata Adi Prayitno saat dihubungi, Kamis 5 Januari 2023.

Kalau sekarang ini Pakde Karwo telah benar-benar pindah, maka hal tersebut merupakan kerugian besar bagi Partai Demokrat.

Pasalnya, Pakde Karwo bisa membawa gerbong besarnya ke Golkar. Kalau gerbong besar sudah pindah ke Partai Golkar, maka yang tertinggal di Demokrat mungkin tak seberapa jumlahnya.

"Itu artinya Partai Demokrat perlu gerak cepat untuk menutupi celah yang ditinggalkan Pakde Karwo, khususnya di Jawa Timur," tandas Adi.

Adi Prayitno juga menyebutkan bahwa fenomena tokoh pindah partai, akan terjadi kembali menjelang Pemilu 2024 mendatang.

"Ke depan, pasti akan ada lagi tokoh-tokoh penting yang akan pindah partai. Ini semacam fenomena yang terjadi setiap jelang pemilu 5 tahunan," ungkap Adi.

Baca juga: Agus Harimurti Yudhoyono Kutuk Aksi Pengeboman Polsek Astana Anyar di Bandung 

Hal senada disampaikan Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam.

Dia mengatakan, masuknya Pakde Karwo ke Golkar, akan berpengaruh besar terhadap perubahan peta kekuatan partai politik di Jawa Timur (Jatim).

"Kehadiran Pak Karwo memang sebagai tokoh dan patron akan berpengaruh di Jawa Timur, tapi kalau level nasional ya tidak terlalu berpengaruh," kata Surokim.

Surokim mengatakan Pakde Karwo memiliki pengaruh signifikan di Jatim.

Tercatat Pakde Karwo tercatat pernah menduduki jabatan sebagai Gubernur Jatim selama dua periode.

"Kalau di Jatim signifikan karena memang beliau jadi gubernur 2 kali, kontestasi Pilgub 2 kali, jaringan, pengalaman lapangan, kontes untuk meraih vooters, memang beliau punya basis," ujarnya.

Oleh sebab itu, Golkar dinilai mendapat energi baru dengan masuknya Pakde Karwo.

"Untuk kontestasi politik di Jawa Timur, kehadiran Pakde Karwo saya kira membawa energi baru untuk Golkar yang baru saja ditimpa masalah tangkap tangan KPK," ujarnya.

Pakde Karwo mempunyai basis massa di Jatim bagian barat yang kerap disebut sebagai wilayah Mataraman. Golkar dinilai mendapat berkah dengan bergabungnya politikus senior itu.

"Bagi Golkar Jawa Timur itu tentu menjadi berkah. Karena bagaimanapun Pakde Karwo punya jaringan yang mengakar di Jatim, khususnya di Mataraman, Jatim wilayah barat," pungkasnya.

Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono mengatakan berdasarkan informasi yang didapatnya bahwa Soekarno akan menjabat sebagai salah satu Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.

Baca juga: Ahok Masuk Kategori Lima Besar Calon Presiden, Kalahkan Puan Maharani, AHY dan Ketum Partai Golkar

"Beliau saat ini ditugaskan masuk di dewan pakar. Informasi terkahir dia akan menjabat sebagai
salah satu Wakil Ketua Dewan Pakar," kata Dave, beberapa waktu lalu.

Anggota DPR RI itu menyebut pihaknya menyambut baik atas bergabungnya Soekarwo.

"Ini adalah satu keputusan yang baik dan kita menyambut (baik)," ujar Dave.

Dave menuturkan pengalaman dan pengetahuan Soekarwo akan bermanfaat bagi Partai Golkar untuk kemenangan partainya dan Airlangga Hartarto di 2024.

"Semangat beliau, pengetahuan, dan juga pengalaman beliau tentu akan bermanfaat untuk kemenangan Partai Golkar dan menuju kemenangan Pak Airlangga Hartarto dan juga dalam pengabdian Partai Golkar pada bangsa dan negara," ucap Dave.

Selain itu, ia menerangkan Soekarwo bukan asing lagi bagi Partai Golkar. Sebab, sebelumnya pernah menjadi Sekretaris Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Jawa Timur.

"Pernah menjabat juga sebagai Sekretaris AMPI Jawa Timur," ungkap Dave.

Profil Soekarwo

Sebelum pindah ke Golkar, Soekarwo adalah pengurus Partai Demokrat.

Ia pernah menjabat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur periode 2010–2019.

Kemudian ia menjadi Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat pada periode 2013–2015.

Pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu juga pernah menjadi Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat
periode 2015–2019.

Sebelum terjun ke politik, Soekarwo dikenal sebagai birokrat tulen. Pria yang kini menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 13 Desember 2019 itu adalah mantan Gubernur Jawa Timur (Jatim) selama 2 periode.

Soekarwo menamatkan pendidikannya di SD Negeri Palur Madiun (1962), SMP Negeri 2 Ponorogo (1965), serta SMAK Sosial Madiun (1969).

Baca juga: Pilkada 2024, Golkar Sumba Barat Siap Usung Melki Laka Lena Calon Gubernur NTT

Gelar sarjana hukum diperolehnya di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya (1979).

Sementara gelar pascasarjana hukum di Universitas Surabaya (1996), dan gelar doktornya di Universitas Diponegoro Semarang (2004).

Sebelum menjadi Gubernur Jatim, Soekarwo juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Jatim sejak 2003 hingga 2008. Ia kemudian sebagai Gubernur Jatim sejak 12 Februari 2009 hingga 12 Februari 2019.

Dalam dua kali pertarungan di Pilgub Jatim, Soekarwo yang berpasangan dengan Saifullah Yusuf berhasil mengalahkan Khofifah Indar Parawansa yang kini menjadi penggantinya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved