Polisi Sumba Barat Daya Tertembak, Waket DPRD Sumba Barat Daya: Orang Tua & Sekolah Harus Intropeksi

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter

POS-KUPANG.COM, TAMBOLAKA - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sumba Barat Daya, Samsi Pua Golo, S.T meminta orang tua anak-anak dan pihak sekolah harus intropeksi.

Intropeksi yang dimaksudkan Samsi Pua Golo yakni bagaimana peran orang tua dan sekolah mendidik, membina dan mengawasi anak-anak baik di rumah maupun di sekolah selama ini.

Samsi dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, berkaitan dengan anggota Polres Sumba Barat Daya yang menjadi korban tertembak pada saat bersama teman-temannya melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap 12 anak.

Baca juga: Wakapolres Sumba Barat Daya : Orang Tua Jemput  Anak-Anak Pelaku Pelemparan Mobil

Kedua belas anak ini melakukan pelemparan mobil yang melintas jalan raya di Kanelu, Kecamatan Wewewa Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, Sabtu 10 Desember 2022 .

Selain itu, kata Samsi, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah desa juga memiliki peran membina dan mendidik perilaku anak-anak selama berada dilingkungan keluarga dan masyarakat.

Kepada orang tua anak-anak, demikian Samsi Pua Golo, peristiwa yang terjadi kali ini akibat lepas kontrol orang tua terhadap anak-anaknya.

Bagi Samsi, waktu orang tua bersama anak-anaknya jauh lebih banyak ketimbang waktu anak-anak bersama para guru di sekolah.

Karena itu orang tua seharusnya selalu mengawasi anak-anaknya selama berada di rumah maupun diluar rumah. Orang tua seharusnya menanyakan kepada anaknya bila anak itu hendak keluar rumah.

"Misalnya anak-anak itu pergi kemana, untuk apa, dengan siapa dan jam berapa pulang. Bila jam yang disampaikan tidak pulang maka orang tua harus mencari atau menelepon menanyakan keberadaan anaknya dan memintanya segera pulang. Itu adalah bentuk kontrol orang tua terhadap anak-anaknya," ujar Samsi.

Baca juga: Anggota Polres Sumba Barat Daya Tertembak, Kapolda NTT: Ada Unsur Kelalaian

Sedangkan terhadap sekolah, Wakil Ketua DPRD Sumba Barat Daya, Samsi Pua Golo, S.T meminta para guru selalu memberi pekerjaan rumahatau PR agar anak-anak agar mengerjakan tugas di rumah karena harus kumpul tugas keesokan harinya.

Dengan demikian, secara tidak langsung membatasi ruang gerak anak-anak keluar rumah karena harus mengerjakan tugas sekolah yang akan dikumpul atau diperiksa keesokan harinya.

Selain itu tentu pembinaan dan pendidikan anak itu terjadi di sekolah selama jam sekolah. Diluar itu pengawasan sepenuhnya kepada orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah desa.

Tokoh agama dan tokoh masyarakat serta pemerintah desa juga memiliki peran penting membina anak-anak selama berada dilingkungan masyarakat.

Karena itu, ia mendukung langkah kepolisian memanggil orang tua dan sekolah terkait permasalahan anak-anak itu.

Sementara itu terkait anggota yang tertembak, ia mengatakan, lembaga kepolisian sudah memiliki SOP-nya.

Baca juga: Polres Sumba Barat Daya Amankan 12 Pelaku Pelemparan Mobil di Jalan Trans Sumba Km 9 Kanelu

Sebaiknya, kalau mau mengosongkan peluru pada senjata yang dipegangnya memilih tempat yang aman agar tidak menimbulkan kejadian seperti itu.

Karena itu, ia menghimbau anggota kepolisian lebih hati-hati menggunakan senjata terutama saat mengosongkan peluru pada senjata itu agar tidak menimbulkan korban lagi. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS