Berita Manggarai Barat

BPOLBF Desain Parapuar Sebagai Kawasan Pariwisata Berkelanjutan di Labuan Bajo

bentangan hutan yang seolah mengapit Kota Labuan Bajo. Dari puncak Parapuar juga terlihat di kejauhan landasan pacu Bandar

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
MENTERI - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung, didampingi Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina saat berada di Parapuar beberapa waktu lalu. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf RI melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores atau BPOLBF sedang membangun kawasan Parapuar yang terletak di puncak Kota Labuan Bajo.

Lokasi ini bakal menjadi destinasi berkualitas yang pertama di Labuan Bajo yang mengusung konsep pariwisata berkelanjutan.

Parapuar diartikan sebagai pintu gerbang yang mengarah ke hutan, diambil dari bahasa Manggarai para (pintu) dan puar (hutan). Lokasinya ditempuh sekira 10 menit dari pusat Kota Labuan Bajo.

Baca juga: Pemkab Manggarai Barat Akan Tingkatkan Kapasistas RSUD Komodo

Dari view point Parapuar, terbentang panorama indah alam Labuan Bajo, seperti gugusan pulau dan kapal wisata di perairan Labuan Bajo, bentangan hutan yang seolah mengapit Kota Labuan Bajo.

Dari puncak Parapuar juga terlihat di kejauhan landasan pacu Bandar Udara Komodo.

Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina mengatakan, destinasi wisata Parapuar seluas 400 Ha itu akan dibangun 4 zona.

Pertama, zona budaya (culture district) seluas 114,73 Ha/29 persen. Zona ini akan menampilkan keunikan dan keragaman budaya NTT.

"Zona culture berupa pusat budaya, ada research center, ada juga area UMKM dan kawasan untuk pengembangan museum dll," kata Shana, Rabu 14 Desember 2022.

Kedua, zona rekreasi (leisure district) seluas 63,59 Ha/16 persen. Pada zona ini ada atraksi hiburan dan rekreasi bagi para pengunjung untuk bersantai. "Zona kedua ada area leisure district, di situ ada spa dan wearnes tourism," ujar Shana.

Baca juga: Ditentang Sejumlah Warga, Pemerintah Pastikan Proyek Geothermal di Manggarai Barat Tetap Berjalan

Ketiga, zona alam liar (wild life district) seluas 89,25 Ha/22 persen. Zona ini menonjolkan keragaman dan keunikan satwa liar yang ada di sekitar hutan kawasan Parapuar.

"Disitu ada mini zoo, kemudian edukasi tentang cagar biosfer komodo karena kawasan ini akan dikembangkan land mark of cagar biosfer komodo. Orang nggak ada yang tahu bahwa Labuan Bajo itu termasuk cagar biosfer komodo bukan hanya taman nasional komodo," jelas Shana.

Terakhir, lanjut Shana, adalah zona pertualangan (adventure district) seluas 132,43 Ha/33 persen. Zona ini menawarkan pengalaman berpetualang bagi pengunjung dengan berbagai aktivitas menarik dan menantang. Salah satu fasilitas yang akan disediakan di zona ini adalah kereta gantung (cable car), yang diminta khusus oleh Menteri Parekraf Sandiaga Uno.

"Di zona adventure district, tentunya activity tentang outdoor activity, joggig track, kemudian cable car sesuai permintaan pak Menteri juga, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang bisa memberikan warna berbeda dan alternatif kunjungan selama wisatawan berada di Labuan," jelas Shana.

Disebutkan manfaat pembangunan destinasi Parapuar ini adalah untuk melengkapi paket wisata perkotaan di Labuan Bajo sebagai etalase produk pariwisata dan ekonomi kreatif NTT.

Baca juga: Ditentang Sejumlah Warga, Pemerintah Pastikan Proyek Geothermal di Manggarai Barat Tetap Berjalan

Selain itu juga diharapkan dapat menambah lama tinggal (length of stay) dan spending wisatawan yang berkunjung dan berkontribusi dalam mengurangi tingkat pengangguran dengan menyerap tenaga kerja SDM lokal.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved