Perang Rusia Ukraina
Uni Eropa Serukan Pembentukan Pengadilan Khusus Adili Putin Sebagai Penjahat Perang di Ukraina
Ukraina kehilangan 10.000 - 13.000 tentara, Uni Eropa serukan pembentukan Pengadilan Khusus adili Vladimir Putin sebagai Penjahat Perang di Ukraina
POS-KUPANG.COM - Ukraina kehilangan 10.000 - 13.000 Tentara dalam perang melawan Rusia sejak 24 Februari 2022 lalu. Banyaknya Tentara Ukraina yang tewas memaksa Uni Eropa mengeluarkan seruan pembentukan Pengadilan Khusus untuk mengadili Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pejabat Tinggi Rusia lainnya sebagai penjahat perang di Ukraina.
Jumlah Tentara Ukraina yang tewas selama Invasi Rusia di negara tersebut disampaikan Penasihat Presiden, Mykhailo Podolyak kepada jaringan televisi Ukraina.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut pengadilan khusus dapat didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Adapun upaya untuk membentuk semacam pengadilan: Mereka tidak akan memiliki legitimasi, tidak akan diterima oleh kami dan kami akan mengutuk mereka,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Baca juga: Sri Mulyani Ingatkan Dunia,Krisis Pangan Akibat Pandemi & Perang Rusia Ukraina Bisa Berlangsung Lama
Ukraina telah mendorong pengadilan untuk mengadili para pemimpin militer dan politik Rusia atas invasi Moskow pada 24 Februari.
Namun belum ada konsensus tentang bentuk badan seperti apa yang akan diambil
Prancis dan AS siap bantu perdamaian Rusia vs Ukraina
Prancis dan Amerika Serikat (AS) sepakat tentang perlunya untuk terus mendukung Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.
"Paris dan Washington akan berada di sana untuk membangun perdamaian, begitu waktunya tepat," kata Presiden Emmanuel Macron pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari AS pada Kamis (1/12/2022).
Baca juga: BABAK BARU Perang Rusia Ukraina, Pejabat Dua Negara Siap Duduk Satu Meja di Istanbul
"Ketika saatnya tepat dan dalam kondisi wilayah mereka yang akan ditentukan oleh Ukraina, kami akan berada di sana untuk membantu membangun perdamaian," kata Macron
Sementara itu, Rusia bereaksi atas Seruan Uni Eropa tersebut.
Rusia mengecam Seruan pejabat tinggi Uni Eropa tersebut dan mengatakan badan semacam itu tidak sah dan tidak dapat diterima Moskow.
Dilansir Al Jazeera, pernyataan itu tampaknya menjadi perkiraan pertama korban tewas sejak akhir Agustus 2022.
Kala itu, panglima angkatan bersenjata mengatakan hampir 9.000 personel militer tewas.
“Kami memiliki angka resmi dari staf umum, kami memiliki angka resmi dari komando tertinggi, dan jumlahnya [antara] 10.000 dan 12.500 hingga 13.000 tewas,” kata Podolyak kepada saluran Kanal 24.
“Kami terbuka untuk membicarakan jumlah korban tewas,” tambahnya.
Dia mengatakan lebih banyak tentara yang terluka daripada yang tewas.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ukraina Kehilangan 10.000 hingga 13.000 Tentara dalam Perang Lawan Rusia
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS