Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 22 November 2022, Saatnya untuk Menuai
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Saatnya untuk Menuai.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Saatnya untuk Menuai.
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama Wahyu 14:14-20, dan bacaan Injil Lukas 21:5-11, Peringatan Santa Sesilia, Perawan dan Martir.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Selasa 22 November 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Ibu Bapak, saudari/a terkasih dalam Kristus.
Pada hari ini kita memperingati Santa Sesilia, Perawan dan Martir.
Bacaan-bacaan yang kita dengar pada hari ini masih tentang datangnya hari Tuhan yang dikisahkan dalam bahasa kitab Wahyu dengan ‘saatnya untuk Menuai’.
Seperti para petani hendak menuai padi, di tangannya ada sabit yang siap dipakai untuk menuai padi di sawah.
Begitu juga saat itu tiba, sabit itu dipakai untuk memotong pohon anggur dan melemparkannya ke dalam kilangan besar yaitu Murka Allah.
Kitab Wahyu mengisahkan saat Tuhan itu sebagai saat Tuhan menghancurkan semua yang tidak layak di hadapanNya.
Dan Injil Lukas mengisahkan hari Tuhan saat kedatanganNya itu seperti hancurnya Bait Allah yang banyak dibanggakan oleh orang karena keindahannya. Tapi ketika saat itu datang, tak ada satu batup un terletak di atas batu lainnya.
Itu lambang kehancuran atas kesombongan manusia. Apa yang indah di mata manusia, tapi jahat di mata Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 21 November 2022, Memberi Itu Menerima
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Hari Tuhan itu pasti datang dan kita tak pernah tahu itu kapan karena Tuhan tak pernah mengingkari diriNya sendiri.
Apa yang dikatakanNya itu pasti terjadi. Dan ketika tiba saatnya, kita semua tanpa kecuali akan berhadapan denganNya.
Namun pertanyaannya, mengapa kedatanganNya itu dikisahkan begitu dahsyatNya?
Karena Tuhan sudah tidak menemukan lagi orang-orang yang setia kepadaNya. Namun dalam seluruh kisah kedatangan Tuhan itu secara menyeluruh di seluruh dunia, tetapi juga kedatangan Tuhan itu secara praktis datang ke setiap kita manusia.
Saat Tuhan panggil untuk menghadap Dia. Kita mungkin terlalu berpikir tentang kedatangan Tuhan itu untuk seluruh dunia secara serentak dan lupa bahwa Tuhan bisa datang kapan saja kepada setiap orang termasuk kita sendiri.
Maka kita jangan tunggu sampai Tuhan itu datang bagi seluruh dunia itu, tetapi marilah kita selalu siap sedia untuk datangnya Tuhan bagi kita masing-masing.
Saat kematian itu datang dan kita kembali ke hadiratNya. Karena kita semua tak pernah tahu saat Tuhan datang, baik bagi dunia seluruhnya atau bagi pribadi masing-masing, maka cuma ada satu jalan yang terbaik saat ini yaitu menjadikan diri kita berguna bagi banyak orang.
Kita tak perlu repot-repot tanya kapan semua itu terjadi karena itu bukan haknya kita. Yang perlu kita repotkan adalah hidup dan kehidupan kita sehari hari ini, apakah kita sudah menjalaninya dengan baik ataukah tidak baik di mata Tuhan.
Satu contoh praktis, kita sering masih bangga dan sombong dengan apa yang tampak, dengan kemegahan duniawi baik yang tampak di seluruh dunia atau juga dalam diri kita masing-masing.
Kesombongan manusia inilah yang menjadi batu sandungannya. Kita cenderung terlalu mengamini hal-hal duniawi dan lupa akan hal-hal
surgawi.
Padahal Tuhan selalu berpesan kepada kita agar hidup dan kehidupan kita seharusnya selalu terarah kepada Allah. Fokuskan dulu hidup kita kepada hal-hal yang di atas dan yang lainnya akan ditambahkan kepadamu.
Namun yang kita kerjakan adalah menambahkan dulu diri kita dengan banyak hal duniawi lalu lupa akan hal-hal surgawi dan yang jahat di mata Tuhan.
Dan semua tanda-tanda yang datang mendahului kehadiranNya adalah tanda dimana kita perlu bertobat mulai dari saat ini.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 22 November 2022, Keruntuhan Bait Allah
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Hari ini kita dapat belajar, pertama, Tuhan pasti datang dalam kemegahanNya dan dalam murka yang menyala-nyala. Itu kepastian.
Kedua, Tuhan datang sebagai Raja itu dengan tanda-tanda yang menyertainya dan kita tak pernah tahu itu kapan. Jika itu mulai terjadi, bertobatlah.
Ketiga, Tuhan datang bukan saja untuk dunia seluruhnya, tapi juga datang untuk setiap kita.
Maka marilah kita selalu siap sedia untuk saat kita masing-masing agar kita layak di hadapanNya. Semoga.
Teks Lengkap Bacaan Selasa 22 November 2022

Bacaan Pertama: Wahyu 14:14-20
Sudah tiba saatnya untuk menuai sebab tuaian di bumi sudah masak.
Bacaan dari Kitab Wahyu:
Aku, Yohanes, melihat, sesungguhnya ada awan putih. Di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di kepalanya dan sebilah sabit tajam di tangannya.
Lalu keluarlah seorang malaikat lain dari bait suci. Ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu, “Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai, sebab tuaian di bumi sudah masak.”
Maka Dia yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumi pun dituailah. Lalu seorang malaikat lain keluar dari bait suci di surga. Ia pun memegang sebilah sabit tajam.
Dan seorang malaikat lain datang dari mezbah. Ia berkuasa atas api, dan ia berseru dengan suara nyaring kepada malaikat yang memegang sabit tajam itu, katanya, “Ayunkanlah sabitmu yang tajam itu dan potonglah buah pohon anggur di bumi karena buahnya sudah masak.”
Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi, dan memotong buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah. Maka buah anggur itu dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalirlah darah, tingginya sampai ke kekang kuda, dan jauhnya dua ratus mil.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 96:10,11-12,13
Refr. Tuhan datang menghakimi bumi.
1. Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
3. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
Bait Pengantar Injil: Wahyu 2:10c
Refr. Alleluya, alleluya.
Hendaklah engkau setia sampai mati, sabda Tuhan, dan Aku akan mengurniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Bacaan Injil: Lukas 21:5-11
Tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain.
Inilah Injil suci menurut Lukas:
Ketika itu beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu indah, dan berbagai macam barang persembahan.
Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Akan tiba harinya segala yang kalian lihat di situ diruntuhkan, dan tidak akan ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain.”
Lalu murid-murid bertanya, “Guru, bilamanakah hal itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?”
Jawab Yesus, “Waspadalah, jangan sampai kalian disesatkan.
Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku, dan berkata, ‘Akulah Dia’ dan ‘Saatnya sudah dekat’. Janganlah kalian mengikuti mereka. Dan bila kalian mendengar kabar tentang perang dan pemberontakan, janganlah kalian terkejut.
Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan.
Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan. Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur Kepada Allah.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS