KTT G20

Presidensi G20 Indonesia Berjalan Extramile, Suarakan Kepentingan Negara Berkembang

Menlu RI Retno Marsudi menjelaskan, kesuksesan sebuah KTT G20 dapat diukur melalui dua hal. Pertama adalah kehadiran para pemimpin negara anggota

Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Edi Hayong
POS KUPANG.com/HO
DISKUSI DARING - Menlu RI Retno Marsudi dalam dalam diskusi daring yang diadakan oleh Forum Merdeka Barat (FMB) 9 pada Rabu, 16 November 2022. 

Masalah Lingkungan adalah Isu Global Masalah lingkungan terutama soal sampah memang tidak bisa mengandalkan peran dari pemerintah saja. Dibutuhkan kolaborasi dan komitmen yang kuat dari seluruh elemen masyarakat bahkan di belahan dunia manapun, termasuk oleh para pelestari lingkungan.

Bertepatan dengan momen KTT G20 di Bali pada 15 - 16 November 2022, para pelestari lingkungan di Bali turut menyuarakan pentingnya memasukkan
masalah lingkungan dalam agenda KTT G20.

Dalam Talkshow bertema "Komitmen G20 Mengatasi Perubahan Iklim dan masalah lingkungan", aktivis lingkungan asal Bali sekaligus Penerima
Penghargaan CNN Heroes Made Janur Yasa mengatakan, bahwa masalah lingkungan tidak hanya terjadi di Bali, atau Indonesia.

Namun mencakup seluruh dunia.  Sebab sebagai manusia setiap hari pasti akan memproduksi sampah tanpa memandang suku, ras, agama, kasta dan negara.

Baca juga: Pesan Presiden Ukraina untuk KTT G20 : Saatnya Perang Dihentikan, Kecam Senjata Nuklir Rusia

“Sampah adalah masalah kita sebagai masyarakat di bumi. Mudah-mudahan dalam G20 ini ada hasil kongkrit bahwa masalah lingkungan benar-benar
menjadi permasalahan yang serius untuk diagendakan dan dilakukan, bukan sekedar wacana. Dengan adanya G20 ini juga, saya berharap isu lingkungan
menjadi agenda penting, terutama dalam mengubah kebiasaan masyarakat,” ujarnya.

Seperti diketahui, Made Janur adalah inisiator Program Plastic Exchange, melalui wadah ini ia membangun kepedulian warga Bali pada persoalan sampah
khususnya sampah plastik. Yasa berharap program ini akan diadopsi oleh pemerintah maupun swasta juga masyarakat luas sehingga seluruh Bali dan
seluruh Indonesia dapat berkolaborasi bersama untuk mengatasi masalah lingkungan.

“Melalui Term of EduAksi yakni dengan memberikan pengetahuan dan aksi, diharapkan akan ada kebiasaan mengelola sampah sendiri, karena kebiasaan itu
tidak bisa dihafal, tetapi harus dilakukan terus menerus,” imbuh Made Janur. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved