Berita Nasional
Liburan Akhir Tahun, Nikmati Kecantikan Alam NTT di Masa Pandemi, Patuhi Prokes dan Lengkap Vaksin
Hal ini terlihat dari melandainya angka konfirmasi Covid-19 di berbagai daerah dan tingkat keterisian rumah sakit yang terus turun.
Tariklah nafas dalam-dalam dan isilah dada dengan oksigen yang murni dan segar di savana Fatumnasi yang bersisian dengan lebatnya hutan alam.
Berdirilah di batuan padas Puncak Mutis yang menjulang gagah, atau jelajahi Taman Wisata Bu’at. Abadikan semua dalam foto dan video untuk membuat dunia terpana, menganga tak menyangka Anda mendahului mereka ke sana!
Baca juga: Hari Pahlawan, Mensos RI Minta Kesiapsiagaan Terhadap Bencana Termasuk Covid-19
Semua itu dimungkinkan karena adanya sinergi yang kuat antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Keduanya terus memberikan dorongan, yakni menggenjot pariwisata di satu sisi, tanpa melupakan protokol kesehatan, dengan mensyaratkan kelengkapan vaksinasi, melakukan screening test antigen dan PCR, serta melaporkan status kesehatan dan perjalanan melalui aplikasi Peduli Lindungi.
Memang, optimisme itu sempat terganggu manakala terjadi lagi sedikit kenaikan angka kasus COVID-19 akibat munculnya sub-varian baru, Omicron XBB.
“Namun, meski tingkat penyebaran subvarian XBB tergolong cepat, tingkat fatalitasnya tidak tinggi,” kata Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril. Dengan kata lain, meski sedikit pun kita tidak boleh mengendorkan kewaspadaan, kecil kemungkinan kondisinya akan sedarurat di dua tahun lalu.
Semua itu dimungkinkan dengan kian baiknya akses vaksinasi di NTT. Tidak hanya program regular yang juga dilakukan di wilayah lain, untuk Indonesia Timur, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes menjalin kerja sama dengan The United States Agency for International Development (USAID) dengan menggelar program “Breakthrough ACTION for COVID-19”, yang berlangsung sejak Desember 2021 hingga akhir November 2022. Program ini bertujuan meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 dengan melibatkan masyarakat selama masa kampanye, khususnya kelompok masyarakat rentan seperti
Lansia dan masyarakat secara umum untuk dapat melengkapi dosis vaksinasinya.
“Warga sangat antusias mengikuti program ini,” kata Kepala Seksi Promosi Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi NTT, I Made Sumiarta. “Hal itu ditunjukkan dengan minat masyarakat untuk vaksinasi 1, 2 dan booster yang umumnya di atas 90 persen.” Menurut Made, dengan peluang tersebut Dinas Kesehatan tengah mengupayakan strategi untuk menghadapi persiapan liburan akhir dan awal tahun yang pasti akan dipenuhi para pelancong.
Senada dengan Made, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF), Shana Fatina, tidak hanya optimis dengan perkembangan terakhir kepariwisataan tersebut. Ia juga bangga bahwa tingkat kesiapan masyarakat dan pemerintah setempat untuk mengamankan pariwisata dengan vaksinasi dan menaati protokol kesehatan di Labuan Bajo khususnya dan NTT pada umumnya, sudah jauh lebih baik.
Kolaborasi lintas sektor dalam vaksinasipun terus digalakan. Hingga kini tercatat sebanyak 133 unit usaha di NTT yang tersertifikasi CHSE, dimana 58 di antaranya ada di Kabupaten Manggarai Barat, dan terus bertambah. Kesiapan tim medis dan fasilitas kesehatan juga terus ditingkatkan, bahkan di 2023 RSUD Komodo ditargetkan untuk naik kelas menjadi kelas A.
Direktur Manajemen Investasi, Deputi bidang Industri dan Investasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dr. Zulkifli Harahap menambahkan, “Diperlukan kolaborasi semua pihak untuk mendukung iklim investasi pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya di Labuan Bajo sebagai world class premium destination. Sehingga membuka lapangan kerja berkualitas dan dapat menumbuhkan perekonomian”.
Selain itu, ada baiknya mencermati wanti-wanti Menparekraf, Sandiaga Uno, yang ia sampaikan melalui Instagram-nya belum lama ini.
“Mau sukses di masa pandemi?” tanya Sandiaga, pada 9 November lalu. “Kuncinya harus mampu berinovasi dan beradaptasi. Ubah strategi, jangan hanya wait and see. Jika tidak, bukannya selamat justru semakin sekarat.”
Selama pandemi, Bali dan NTT tak pernah berdiam diri. Semua itu membuat peluang keduanya untuk memanen usaha di masa-masa datang menjadi kian pasti. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS