Pilpres 2024
Rocky Gerung Tangkap Pesan Presiden Jokowi Soal Prabowo: Maksudnya Asuh Puan Maharani
Rocky Gerung, pengamat politik yang kontroversial, angkat bicara terkait pernyataan Presiden Jokowi yang mendukung Prabowo Subianto jadi Presiden 2024
Namun hingga saat ini perjanjian itu tak ditaati. Partai Gerindra pun menuding Megawati melangkahi perjanjian tersebut.
Kini, ketika Presiden Jokowi melontarkan pernyataan mendukung Prabowo Subianto, marwah Perjanjian Batu Tulis seakan hidup kembali.
Kini berhembus kabar, PDIP bakal merapat ke Koalisi Partai Gerindra - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk Pilpres 2024. Tapi formasinya terbalik.
Jika Batu Tulis jilid I, PDIP mengusung capres Megawati Soekarnoputri dan Gerindra jatah cawapres Prabowo Subianto, kini terbalik.
Prabowo sebagai capres didampingi Puan Maharani yang menjadi cawapres. Wacana duet Prabowo - Puan Maharani kini mulai berhembus. Apalagi Prabowo diakomodir jadi menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Sementara sampai saat ini, peluang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga kini belum mendapat restu dari Megawati.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam, hal itu merupakan salah satu alasan PDI-P untuk bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB.
Menurutnya Megawati masih perlu banyak pertimbangan untuk memberikan tiket calon presiden (capres) pada Ganjar dan mencari kemungkinan lain menghadapi Pilpres mendatang.
“Megawati tentu berpikir ulang, jika belum memegang kekuasaan ia (Ganjar) sudah offside berkali-kali maka saat kekuasaan ia pegang, ia bisa berlari meninggalkan mekanisme kontrol yang dijalankan di internal partai,” sebut Umam pada Kompas.com, Jumat 4 November 2022.
PDIP, lanjut Ahmad Khoirul Umam, merupakan partai politik (parpol) yang tak mau bergantung pada hasil survei elektabilitas figur capres.
Baca juga: Video Viral Instagram, Pemilu 2024, Presiden Jokowi : Ini Jatah Pak Prabowo
Tingginya elektabilitas Ganjar tak lantas membuatnya otomatis dipilih mewakili partai berlambang banteng itu untuk memperebutkan kursi RI-1.
“Jika dalam musim Pilpres ada yang ‘kegantengan’ datang dengan membawa elektabilitas tapi tidak memiliki kontribusi riil pada partai, maka wajar jika resistensi di internal partainya cukup tinggi,” ungkap dia.
Di sisi lain kemungkinan PDI-P bekerja sama dengan koalisi Gerindra-PKB juga dilatarbelakangi belum tuntasnya janji Megawati pada Prabowo dalam perjanjian Batu Tulis pada 2009 lalu.
Salah satu poin perjanjian adalah Megawati bakal mendukung Prabowo sebagai capres di Pemilu 2014.
Namun kala itu PDI-P justru mengusung Joko Widodo dan mendukungnya berpasangan dengan Jusuf Kalla. Umam menyampaikan sangat mungkin Pilpres 2024 menjadi momentum tepat untuk Megawati menepati janji pada Prabowo.