Berita NTT
Vinsen Making: Pergaulan Bebas Kaum Remaja Siap Panen Bencana
Gegara pandemi dan ikutannya konsentrasi semua sektor mulai terbagi dan sedikit lengah dengan masalah krusial yakni masalah HIV/AIDS.
Penulis: Ray Rebon | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Sekretaris Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Provinsi NTT, Vinsensius Making, SKM., M.Kes mengatakan kaum muda yang menerapkan pergaulan bebas, siap untuk memanen resiko atau bencan bagi dirinya.
Pasalnya, kaum muda saat ini diperhadapkan dengan sebuah persoalan serius yang akhir-akhir ini tidak lagi menjadi prioritas yaitu bahasa HIV/AIDS.
Gegara pandemi dan ikutannya konsentrasi semua sektor mulai terbagi dan sedikit lengah dengan masalah krusial yakni masalah HIV/AIDS.
Baca juga: Dinkes NTT Sebut Ada 543 Kasus Aktif Covid-19
Dekan Fakuktas Kesehatan UCB Kupang itu menyampaikan bahaya HIV/AIDS sedang menanti untuk meledak, karena masa inkubasi yang cukup lama.
"Apabila kita biarkan maka efeknya akan kita rasakan 8 sampai 9 tahun lagi," jelasnya
"Kita lihat pergaulan bebas remaja saat ini sudah sangat memprihatinkan. Mereka begitu bebas keluyuran, pergaulan mereka sudah tidak dibatasi lagi dengan norma dan etika," kata dia lagi.
Menurut dia pelajar dan mahasiswa kota Kupang dari beberapa hasil penelitian ditemukan, umumnya mereka telah melakukan hubungan seks secara bebas.
Baca juga: 8 Persen PNS Positif HIV dan AIDS, KPAD Kota Kupang: 1.662 Kasus Terjadi di Usia Produktif
Fakta lainnya banyak tempat kos dan penginapan dijadikan tempat pesta seks dan sejenisnya. Persoalan ini dipengaruhi secara kuat oleh informasi media sosial yang begitu bebas dan terbuka.
"Anak SMP bahkan SD sudah berani untuk pacaran. Kita tidak bisa pungkiri karena ini bagian dari perubahan zaman,"
Ia mengungkapkan banyak pihak harus berperan aktif guna mencegah permasalahan ini yakni, Pertama orang tua perlu melakukan pengawasan secara ekstra terhadap anaknya.
Kata dia, orang tua harus lebih banyak dengan luangkan waktu bersama keluarga di rumah.
Lanjutnya, komunikasi yang baik sangat diperlukan.
Kedua, pemerintah perlu memperbanyak program konseling sebaya, membuat banyak kegiatan remaja seperti olahraga, kerohanian, seni dan kegiatan lain-lainnya.
"Secara khusus Pol PP agar menertibkan tempat-tempat hiburan, kos dan tempat lain yang diduga menjadi tempat transaksi pergaulan bebas remaja. Juga pihak sekolah dan perguruan tinggi untuk memberikan pembinaan spiritual yang lebih bagi para anak didik," tambahnya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS