Berita Kota Kupang

Puskesmas Oebobo Berhasil Mendeteksi 9 Kasus Positif HIV Baru

Selama ini puskesmas yang terletak di Jalan Palapa, Kecamatan Oebobo ini memang dipercayakan menerima pasien dari luar wilayah Puskesmas Oebobo

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/Ferdinand Edo Putra Naga
Kepala Puskesmas Oebobo Kota Kupang, dokter Maria Kurniawati Mari  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,  Ferdinand Edo Putra Naga

POS-KUPANG.COM, KUPANGPuskesmas Oebobo di Kota Kupang berhasil mendeteksi 9 kasus positif HIV. Jumlah ini merupakan kasus  bulan Oktober.

Adapun  9 kasus pasien ini 7 kasus dari luar wilayah pelayanan Puskesmas Oebobo. Selama ini puskesmas yang terletak di Jalan Palapa, Kecamatan Oebobo ini memang dipercayakan menerima pasien dari luar wilayah Puskesmas Oebobo juga.

Demikian disampaikan Kepala Puskesmas Oebobo , dokter Maria Kurniwati Mari saat ditemui Pos Kupang di ruang kerjanya, Sabtu 5 November 2022.

Menurut Maria Kurniawati Mari sebagai kepala puskesmas mengatakan jumlah kasus baru positif baru bulan Oktober yang dipriksa di Puskesmas Oebobo ebobo ada 9 yang positif baru , dan ada 7 yang inisiasi (mulai pertama).

Ia menambahkan pasien dari luar wilayah Puskesmas Oebobo juga datang untuk mendapatkan pelayanan pengobatan HIV. 

Baca juga: Doa Harian Katolik, Doa Melalui Santo Aloysius Gonzaga Mohon Perlindungan Bagi Penderita HIV AIDS

"Disini ada program, pertama kami mulai dari penyuluhan promosi dulu apa itu HIV, terus ada deteksi awal orang - orang yang beresiko terinfeksi HIV", jelas Maria.

"Deteksi awal ada 3 proses pemeriksaan pada proses awal detaksi tahap pertama kita periksa kalo dia positif nanti  kita berikan konseling, baru lanjut ke tahap 2 kalo dia tetap positif berarti lanjut tahap ke 3 ", jelas Maria

Dikatakannya, apabila dia tetap positif maka pihaknya memberikan pengobatan tergantung keadaanya saat itu. Pasalnya, ARV ada kombinasi  beberapa jenis obat mana yang aman dikonsumsi buat pasien positif.

"Apakah dia dalam kondisi alergi terhadap obat-obat tertentu apakah dia hamil  yang tidak boleh minum obat tertentu atau dia ada Hepatitis",ujar Maria.

Menurut Maria   untuk ibu  sudah ada scrining PPIA ibu dan anak terintegrasi mewajibkan 3 scrining yaitu HIV , Hepatitis,  Sipilis untuk mencegah penularan penularan ibu dan anak lebih awal.

Baca juga: KDS Minta Pendekatan Pelayanan ARV dan Hentikan Stigma HIV-AIDS dan ODHA

Maria Juga menambahkan, HIV  bisa menular lewat hubungan sexual ,jarum suntik atau aktivitas  yang menyebabkan kontak langsung dari darah penderita.

"Itu pun jumlah virusnya harus tinggi", tegas Maria.

Menurut Maria seorang dengan HIV/AIDS (ODHA) , sebelum menjadi Aids tergantung masa inkubasi dari pertama kali kena belum tentu ada gejala namanya windows sterior. 

"Tapi virus sudah ada dalam badan terus virus  perlu proses dan begitu sudah ada kumpulan penyakit baru di katakan Aids", jelas Maria.

 Maria mengatakan sekarang tidak ada lagi isolasi seperti Covid kalau HIV pihaknya memberikan bimbingan konseling yaitu yang pertama tidak berhubungan seksual, kedua setia dengan pasangan kalau memang kepepet, ke 3 No drugs.

Baca juga: Trend Kasus HIV-AIDS di Belu Menurun Ini Data Komisi Penanggulangan AIDS Belu

Maria menegaskan Jangan takut berjabat tangan , berkomunikasi dan tidak memberikan stigma terhadap teman teman ODHA .

"Teman- teman ODHA kalo sudah minum ARV  virusnya bisa di tekan hingga tidak terdeteksi dalam darah dan mereka bisa bekerja seperti biasa", Jelas Maria.

Kendalan menurut Maria adalah kurang keterbukaan pasien untuk mengikuti konseling karena stigma masyarakat akhirnya takut minum obat ,takut di kucilkan. (Cr21)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved