Gangguan Ginjal Akut
Gangguan Ginjal Akut Misterius, Apotek Gratia Borong Tidak Jual Lagi 5 Obat Sirup Anak
Apotek Gratia Borong Kabupaten Manggarai Timur, tidak lagi menjual obat-obat sirup yang diduga sebagai penyebab adanya Gangguan Ginjal Akut pada anak
Penulis: Robert Ropo | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo
POS-KUPANG.COM, BORONG- Sejak merebaknya kasus dugaan penyakit Gangguan Ginjal Akut misterius, pihak Apotek Gratia Borong Kabupaten Manggarai Timur, tidak lagi menjual obat-obat sirup yang diduga sebagai penyebab adanya Gangguan Ginjal Akut pada anak-anak.
Adapun ke-5 obat sirup yang menunjukkan adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman yang tidak dijual itu yakni Termorex Sirup (obat demam), Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), obat sirup Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), obat sirup Unibebi Demam Sirup (obat demam) dan obat sirup Unibebi Demam Drops (obat demam).
Hal ini disampaikan Apatoker pada Apotek Gratia Borong , Ayen Jawa S.Si.Apt kepada Pos Kupang pada Minggu 23 Oktober 2022.
"Informasi terkait penyakit Gangguan Ginjal Akut ini kita sudah tahu dan kita juga sudah dapat surat imbauan dari Bupati Manggarai Timur melalui Dinas Kesehatan. Terkait 5 jenis obat penyebab Gangguan Ginjal Akut pada anak ini, kami disini (apotek Gratia) tidak ada dan tidak menjualnya,"terangnya.
Ayen juga mengatakan, sejauh ini bahkan sebelum adanya kasus tersebut pihaknya tidak pernah memberikan resep dari obat-obat sirup tersebut.
"Selama ini kami juga tidak memberikan kepada pasien anak-anak, selain karena tidak ada, juga karena memang obat-obat ini jarang digunakan dan dokter juga tidak pernah memberikan resep jenis obat-obat kepada pasien,"ujarnya.
Baca juga: Gangguan Ginjal Akut Misterius, Balita yang Meninggal di Rote Ndao Belum Bisa Diagnosa
Sementara itu, pantauan Pos Kupang di apotek ini terlihat sejumlah obat sirup terjual, namun tidak terlihat lima jenis obat tersebut.
Di kaca estalase di dalam opetek tersebut juga ditempelkan kertas-kertas bertulisan imbauan larangan untuk melayani obat-obat itu kepada pasien.
Guna meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan terhadap Gangguan Ginjal Akut di Manggarai Timur , Bupati Manggarai Timur , Agas Andreas mengimbau kepada seluruh masyarakat dan tenaga kesehatan untuk tidak memberikan kepada anak dan juga tidak boleh menjualnya.
Untuk diketahui, sejak akhir Agustus 2022, Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) yang tajam pada anak, utamanya dibawah usia 5 tahun.
Peningkatan kasus ini berbeda dengan kasus-kasus sebelumnya dan saat ini penyebabnya masih dalam penelusuran dan penelitian.
Jumlah kasus yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 Provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak. Angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65 persen. NTT dalam hal ini menyumbang 1 kasus di Kabupaten Rote Ndao.
Baca juga: Gangguan Ginjal Akut Misterius, Komisi V DPRD NTT Konsultasi di Kemenkes RI
Kemenkes bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, IDAI, Farmakolog dan Puslabfor Polri telah melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien, untuk sementara telah ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan AKI.