Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 22 Oktober 2022, Panggilan kepada Pertobatan

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Panggilan kepada Pertobatan.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - RP. Markus Tulu SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Sabtu 22 Oktober 2022, dengan judul Panggilan kepada Pertobatan. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Panggilan kepada Pertobatan.

RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk Efesus 4:7-16, dan bacaan Injil Lukas 13:1-9.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Sabtu 22 Oktober 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Kita bukan lagi anak-anak kecil yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, atau oleh permainan palsu dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.

Tapi kita adalah orang-orang yang berpegang teguh pada kebenaran dalam kasih, kita bertumbuh dalam segala hal menuju Kristus Sang Kepala.

Di sini kita disadarkan bahwa di balik adanya rupa-rupa angin pengajaran ternyata tidak semua hal itu sungguh-sungguh menampilkan kebenaran sejati.

Karena ditemukan ada begitu banyak pengajaran yang dengan segala kelicikan ternyata palsu dan menyesatkan.

Karena itu kita diarahkan untuk tetap berpegang teguh pada kebenaran dalam kasih.

Dan dengan itu pasti kita bertumbuh dalam iman.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 21 Oktober 2022, Kepekaan Akan Tanda-tanda Kehadiran Tuhan

Kita tentu mengakui bahwa kasih adalah anugerah terindah dari Tuhan untuk kita umatNya.

Kasih meneguhkan iman kita dan menuntun kita untuk tetap menyatu utuh dengan Tuhan sumber hidup.

Kasih yang adalah anugerah terindah dari Tuhan untuk kita umatNya yang jika dirawat dengan tekun dan bertanggung jawab pasti menjadikan dunia ini damai dan rukun bersaudara.

Lebih dari itu kasih memotivasi setiap kita umat beriman untuk meningkatkan pelayanan dan membuat pelayanan kita itu menjadi semakin indah dan mengharumkan.

Benar bahwa kenyataan hidup harian kita bersama tidak selalu dirasakan yang indah dan mengharumkan.

Tidak juga selamanya menghadirkan damai dan kerukunan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved